Chapter 22 - 22. Party Bag 1 (2/2)

”Silahkan nikmati kemenanganmu kali ini Tuan Hans, Aku memang sedang berbaik hati memberimu umpan untuk menikmatinya sesaat. Jika tiba saatnya, dia pasti akan kembali dengan sendirinya kepadaku” Ludius membalas tantangan Hanson beserta bunganya.

Hanson dan Ludius saling menatap, Mereka seperti dua musuh yang bertemu di medan perang. Terlihat raut kesal di wajah Hanson mendengar Perkataan Ludius. Disaat situasi memanas, Seorang wanita datang menghampiri Ludius dengan nada manja nya.

”Sayang.. maaf yah, aku datang terlambat”. Tanpa aba-aba menggandeng Ludius. ”Tuan Kavindra Selamat malam, Saya Laurent  Senang bisa berkenalan dengan anda” menjabat tangan Kavindra. Ludius memilih terdiam di dekati oleh Laurent. Dia kembali ke dirinya yang bersifat dingin tanpa ekspresi.

”Nona Laurent, bukankah Nona sedang debut film terbaru? Saya banyak mendengar tentang anda dalam dunia perfilm. Senang bisa bertemu anda disini”.

Lama Mereka saling berbicara, Silvia merasa seperti nyamuk yang hinggap di tempat yang ramai. Tidak terlihat dan seperti parasit. Silvia yang di acuhkan merasa tidak nyaman dengan keadaannya. Terlebih lagi melihat Ludius yang dengan sengaja memamerkan memesraannya.

”Tuan Kavindra, sepertinya saya dan Hans akan menemui teman kami yang kebetulan juga datang kemari”. Memandang ke arah Ludius. ”Tuan Lu, silahkan anda lanjutkan pembicaraan anda dengan Tuan Kavindra, Senang bisa berkenalan dengan anda”. Silvia menggandeng Hanson menjauhi Ludius.

Disaat yang sama Li Thian justru datang bersama Xing'er, mereka mungkin belum melihat kedatangan Silvia. Buru-buru Silvia pergi dari acara untuk menghindari mereka.

”Tuan Hans, Aku akan pergi ke toilet sebentar. Silahkan Tuan lanjutkan perbincangan Tuan dengan tamu yang lain”. ucap Silvia memberi alasan dengan senyumnya.

”Berhati-hati lah, kamu adalah pasangan ku. Kembalilah secepatnya”.

***

Silvia pergi menuju balkon di gedung untuk mencari udara segar, Dia merasa sesak selama ada didalam pesta. Perasaan sedikit terganggu melihat kedekatan Ludius dengan wanita lain.

'Mengapa aku seperti ini. Aku hanyalah mainannya, Dia bebas bermain dengan wanita mana saja. Aku selalu mencoba membencinya, Tapi mengapa justru terasa sakit?. Ada apa sebenarnya dengan perasaan ku ini?'.

Silvia mengambil nafas dalam-dalam, Dia mencoba menikmati udara malam yang begitu sejuk di tengah-tengah riuh nya party yang sedang berlangsung.

”Gadis kecil, apa kamu sedang memikirkan ku?”. Sapa seseorang yang datang menghampiri Silvia.

”Ada apa Tuan menemui ku, bukankah kamu sedang bersama wanita baru lagi? Apakah kamu tidak takut dia akan marah padamu?” Ucap Silvia tanpa melihat ke arahnya.

”Aku tidak menganggapnya wanita ku. Dia hanya wanita yang tidak tahu diri mencoba mendekati ku”. Menarik Silvia ke pelukannya. ”Hanya kamulah satu-satunya wanita ku”.

”Lagi-lagi seperti ini.. Apa sebenarnya maumu Ludius? mengapa kamu selalu mempermainkan ku?! Cepat Lepaskan aku…. ” Silvia mencoba memberontak, dia menatap wajah tampan Ludius, matanya berkaca-kaca begitu juga dengan hatinya  terluka.

”Siapa yang mempermainkan siapa? Kamu berani bermain di belakangku. Bukankah kamu tahu aku paling tidak suka dibohongi, Dan kamu terang-terangan membohongi aku. Gadis kecil.. apa kamu lupa akan status mu?”