Chapter 22 - 22. Party Bag 1 (1/2)

Mobil milik Hanson telah sampai didepan gedung, Hanson turun mengulurkan tangannya membantu Silvia keluar dari mobil. Hanson datang memakai setelan jas dengan model Single Breasted berwarna Hitam di padukan  dengan rompi dan Dasi yang selaras, sehingga terlihat lebih Press body. Dia menggandeng Silvia masuk melewati Red karpet, Disana sudah terlihat ramai oleh para tamu.

”Tuan, apa tidak apa-apa Tuan datang bersamaku kemari? Sepertinya yang datang ke pesta ini adalah orang-orang penting..” Bisik Silvia, Dia terlihat canggung dan kikuk saat memasuki ruangan Pesta.

”Tenanglah Silvia, ini hanya pesta biasa. Kamu berpikiran seperti itu karena kamu kurang percaya diri. Percayalah.. Malam ini kamu terlihat sangat cantik. Jadi, jangan lagi mengatakan kalau kamu tidak pantas berada di pesta ini”. Hanson menggandeng Silvia menemui Tuan rumah dari pesta malam ini. Tampak seorang pria sedang bercakap dengan seseorang, Hanson dan Silvia menghampiri mereka.

”Selamat Malam Tuan Kavindra, Bagaimana kabar anda..? Saya ucapkan Terima kasih Tuan telah mengundang saya”.

”Tuan Hanson, kabarku baik. Sudah seharusnya saya mengundang anda, Semua wanita disini menantikan kedatangan Tuan. Tapi sepertinya Anda sudah memiliki pasangan. Apa Tuan Hanson tidak ingin mengenalkan pasangan Tuan pada saya?” Kavindra berbalik memandang Silvia, Senyumnya terlihat begitu menawan hingga membuat Semua wanita yang hadir memperhatikan nya.

”Kenalkan Dia Silvia, salah satu mahasiswi di Universitas tempat saya mengajar. Silvia, Kenalkan dia Tuan Kavindra pemilik dari Perusahaan Shine Entertaiment. Beliau lah yang melahirkan Artis-artis berbakat dalam dunia perfilm”

”Hallo Tuan Kavindra, Senang berkenalan dengan anda” menjabat tangan Kavindra seraya tersenyum anggun.

”Nona Silvia, anda begitu anggun. Tidak salah Tuan Hanson memilih anda sebagai pasangannya”. Kavindra memuji dengan gayanya yang melankolis, membuat orang yang berada di dekat nya terasa lebih akrab.

Saat Mereka sedang berbincang-bincang, datang seseorang yang menyela pembicaraan mereka.

”Selamat malam Tuan Kavindra, Senang bisa menghadiri undangan anda”

Terdengar suara orang yang menyapa dari arah belakang Silvia. Silvia seketika memiliki perasaan yang tidak enak pasal suara itu 'Mengapa suara itu terdengar tidak asing?. Apa jangan-jangan… Ya Tuhan, ko bisa sih..'. Silvia menggigit bibirnya cemas. Suara itu semakin mendekat, dan kini seseorang berdiri tepat di samping Silvia.

”Selamat malam Tuan Lu.. Terima kasih Tuan Lu sudah datang menghadiri party ini. Dimana pasangan Tuan Lu, Tidak biasanya Tuan Lu menghadiri party tanpa adanya pasangan” Pertanyaan Kavindra membuat Ludius memandang ke arah Silvia. Dia melihat Silvia dengan tatapan mematikan,

”Ah.. kebetulan pasangan saya datang agak terlambat karena sebuah urusan..”.Memandang ke arah Hanson. ”Oh..  Tuan Hans juga ada disini. Siapa pasangan yang anda bawa Tuan Hans?” Ludius berbicara seolah tidak mengenal Silvia, namun Jelas-jelas tatapan nya mengatakan   __Kau harus menjelaskan apa yang terjadi.

Sungguh tatapan yang menakutkan, walau Ludius bersikap seolah tidak mengenal tapi pandangannya mengatakan sebaliknya. Bagaimana caranya agar bisa keluar dari situasi ini?. Silvia sekarang seperti terjebak diantara serigala liar!.

Silvia lebih memilih diam untuk menghindari pertanyaan yang membuatnya terjebak lebih jauh lagi.

Hanson tersenyum seringai melihat kedatangan Ludius. Hanson sengaja menggandeng Silvia erat didepan Ludius yang mengatakan tidak mengenal Silvia.

”Tuan Lu, kalau anda tidak mengenalnya. Perkenalkan Dia Nona Silvia Zhu. Dia salah satu mahasiswi di Universitas tempat saya mengajar”. Hanson mendekati Ludius serta menjabat tangannya, dia sengaja mendekatkan wajahnya ke telinga Ludius untuk membisikkan sesuatu.

”Tuan Lu, wanita mu ada bersamaku. Ingatlah akan permainan yang sedang kita mainkan. Kamu saat ini kalah 1-0 dariku” Bisik Hanson di telinga Ludius.