Chapter 127 Restu sang kaka (1/2)
Nadia kembali ke kantor bersama Jimmy, dengan saling berpegangan tangan. Satya dan Risti sudah tiba terlebih dulu di kantor dan menunggu mereka di ruangan Nadia.
Satya mengernyitkan dahi melihat kedekatan mereka, sebelum akhirnya dia menoleh ke arah Risti dan mengangkat kepala dengan cepat, seolah dia sedang bertanya ”Ada apa di antara mereka berdua”. Risti pun seolah mengerti dengan apa yang di isyaratkan Satya, dia hanya mengangkat bahu sebagai jawaban
Satya kembali menatap sang adik dengan wajah bingung . ”Bukankah dia bilang tidak mungkin bersama? Kenapa mereka malah berpegangan tangan” Pikir Satya
” Ada yang ingin kalian jelaskan padaku? ”
Satya menunggu sebuah penjelasan dengan duduk bersandar dan melipat kedua tangan di dada, dia juga menyilangkan kakinya.
” Kak, kami,,, sebenarnya ,,, ” Nadia terbata - bata karena gugup, tak tahu harus bagaimana dia menjelaskan pada Satya, agar dia mendapatkan restu dari sang kaka. Padahal sebelumnya jelas dia mengatakan bahwa tidak mungkin terjadi sesuatu di antara mereka berdua.
Sebelum Nadia menyelesaikan kalimatnya, Jimmy memotong perkataannya
” Saya ingin menjadikan Nadia sebagai istri saya! ”Sontak Nadia menoleh ke arah Jimmy. Suasana ruangan itu pun seketika hening selama beberapa saat. Hingga Jimmy kembali membuka suara
”Saya serius ingin menjadikan Nadia sebagai istri saya! ”
”Sejak kapan kamu menyukai adik ku? sepertinya selama ini kalian tidak terlalu dekat? Bukankah kalian hanya sebatas rekan kerja? Bagaimana mungkin tiba - tiba kalian ingin menikah? ”
” Saya sudah lama memperhatikan Nadia, tapi saya tidak punya keberanian untuk bisa mendekatinya. Tapi hari ini, entah dari mana datangnya keberanian saya. Saat melihat dia meneteskan air mata. Hati saya terasa sakit, saya tidak ingin melihat dia bersedih. Jadi saya memutuskan untuk menjadikan dia istri saya dan melindunginya”
Jimmy begitu tenang saat dia mengatakan semuanya. Tak terlihat ada keraguan yang terpancar dari wajahnya
” Punya jaminan apa kamu? kalau kamu tidak akan membuat adikku menangis atau bersedih. Kamu tidak mengenal kami dengan baik. Dan kamu tidak tahu banyak tentang Nadia ”