Chapter 122 Kesedihan Yudha (III) (1/2)
Pagi harinya hujan gerimis mengguyur kota. Kaca jendela kamar dibasahi air hujan yang terbawa oleh angin. Yudha baru terbangun sekitar pukul 9 pagi, setelah semalaman tidur dalam kegelisahan dan demam tinggi. Kepalanya masih terasa sakit, dia mengerjapkan mata berkali - kali untuk mengumpulkan kesadarannya. Dilihatnya Gina tertidur di kursi yang tepat berada di sampingnya. di usapnya kepala sang istri dengan begitu lembut hingga sang istri terbangun.
” Kamu sudah bangun sayang? Apa kamu baik - baik saja? Bagaimana perasaanmu? ”
Gina segera bangun dan memegang dahi sang suami yang masih terbaring di tempat tidur, guna mengetahui apakah dia masih demam atau tidak.
” Syukurlah demamnya sudah turun! ”
Gina menghela nafas lega, karena suaminya sudah lebih baik dari semalam
” Terimakasih telah menjagaku! Maaf, aku pasti telah membuat mu begitu khawatir semalam? ”
Yudha terlihat berusaha memberikan sebuah senyuman dengan kondisinya yang lemah
” Tidak apa. Aku akan selalu berada di sisi mu. Tidak peduli apapun. Aku tidak akan meninggalkanmu. Kamu harus percaya padaku. Kamu sudah tidak sendiri lagi sayang. Ada aku yang siap berbagi suka dan duka bersama denganmu. Jadi, kamu tidak perlu khawatir dan bersedih lagi. Kita akan membuat kenangan indah setiap harinya. Hingga tak ada tempat di hati kita untuk kenangan lama yang menyedihkan! ”
Gina tersenyum lembut mengiringi perkataannya
Yudha pun mengangguk dengan senyum
” Hari ini aku ngin kamu menemaniku pergi ke suatu tempat! ” Ginapun mengiyakan dan mereka berdua tiba pada siang hari di tempat yang Yudha maksud.
Sebelumnya mereka pergi ke toko bunga untuk membeli dua ikat bunga Lili putih untuk mereka bawa.
Gina dan Yudha berjalan di bawah rintiknya hujan yang membasahi bumi. Dengan memakai payung, munyusuri jalan dengan beberapa genangan air.
” Sayang, bukankah ini tempat pemakaman?
Kita akan mengunjungi makam siapa? ”Gina yang berada di sebelah Yudha dengan menggandeng tangannya tak sabar bertanya pada sang suami.. Yudha tidak langsung menjawab dia hanya menoleh ke arah Gina dan tersenyum
Mereka berhenti tepat di depan dua makam yang berdampingan. Disana tertulis nama Willy Kusuma dan Siera Ana Cokro.