Chapter 110 Tukang sate tampan (1/2)
Tak berapa lama mereka tiba di restoran yang menyediakan sate
” Ayo sayang. kita sudah sampai ”
Yudha membantu Gina turun dari mobil
Mereka berjalan bergandengan menuju meja yang telah disediakan pihak restoran unyuk mereka. Seperti yang dijanjikan sebelumnya, Yudha yang akan membakar sate khusus untuknya.
” Tuan, nona. Silahkan daftar menunya! ”
Pelayan memberikan buku menu kepada Yudha dan Gina
” Permisi saya mau pesan sate kambing. Tapi bisakah suami saya yang membakarnya sendiri? ”
Gina bertanya terlebih dahulu kepada pramusaji restoran dengan lembut
” Tentu, silakan tuan sebelah sini! ”
Pramu saji menunjuk ke arah dapur
” Sayang kamu tunggu disini sebentar ya! ”
Yudha hendak membuka jasnya dan meletakkan di sandaran kursi
” Tidak, aku ingin melihatmu secara langsung membakarnya sendiri untukku! ”
Gina menggelengkan kepala dan mulai merajuk lagi
” Fiuh, baiklah sayang. Ayo!
Perhatikan langkahmu! ”
Yudha menggandeng Gina menuju dapur.
” Kamu duduk disini dan perhatikan aku! ”
Yudha tersenyum menggoda Gina. Setelah mendapatkan anggukan dari sang istri, dia membuka jas dan mengenakan celemek, juga melipat lengan bajunya agar tidak kotor
Yudha terlihat seperti sebuah maha karya yang dibuat sempurna. Meskipun dengan celemek dan membakar sate dia terlihat menawan.
Banyak pengunjung juga memperhatikan Yudha yang sedang membakar tusukan daging kambing itu. Gina meneliti tatapan mereka yang seakan - akan tatapan binatang buas yang siap menerkam mangsanya kapan saja.
Gina mulai mengerucutkan bibirnya. Kesal karena tatapan wanita di sekitarnya kepada Yudha. Diapun mendekati Yudha dan meraih lengannya
” Sudah selesai belum?
Ayo cepat! ” Dia berkata dengan nada kesalnya. Yudha langsung mengernyitkan dahi melihat sikap istrinya yang tiba - tiba berubah
” Sebentar lagi. Sabar ya! ”Dia berkata dengan lembut dan senyum yang manis. Gina pun memperhatikan sekeliling lagi. Sikap manis Yudha membuat para wanita disana lebih memandang Yudha dengan mata berbinar seperti kekaguman.
” Cepat sayang, aku sudah lapar! ”
Katanya kesal
” Iya iya. ini sudah selesai ”
Pramu saji membantu menyiapkan tempat untuk Yudha menaruh sate dan bumbunya.
Mereka pun kembali ke tempat duduknya. Gina sudah tidak nyaman karena suaminya menjadi pusat perhatian pengunjung lain. Dia terus saja cemberut.
” Kenapa?
Ayo makanlah sayang! Aku sudah menjadi tukang sate tampan hanya untukmu ”
Yudha tersenyum kepada sang istri. tapi Gina tidak menanggapinya. Dia hanya memutar - mutar satu tusuk sate