Chapter 54 Mau menjebakku (1) !? (1/2)

Istri Manja Tuan Kusuma Eli 17980K 2022-07-20

Semua mata tertuju pada Gina dan Yudha. Seakan mata mereka seperti akan melompat keluar

Ayah mertua?

Yudha dan Gina?

Apa hubungan mereka berdua?

Semua orang terpana mentap mereka. Belum hilang keterkejutan mereka, Arin sudah berjalan mendekati Yudha dan mulai menyapanya

” Ooh, tuan Yudha anda disini. Suatu kehormatan bisa dikunjungi oleh tuan Yudha. Gina masuklah ajak tuan Yudha bergabung bersama kita! ”

Yudha tidak menanggapi ucapan Arin. Dia tetap dengan tatapan dingin dan berwibawanya.

Gina mengernyitkan kening melihat akting sang nenek.

” Maaf, kami kesini hanya untuk melihat kondisi kakek. Kami tidak berniat untuk bergabung dengan acara kalian. Jadi, silakan dilanjutkan! ”

Arin mengepalkan tangan, menahan rasa kesalnya terhadap Gina.

” Ayo kita masuk, Kamar kakek ada dilantai atas ”

Gina menoleh menatap Yudha dan tersenyum sembari menggandeng tangan Yudha. Yudha balas menatap Gina dengan senyum dan tatapan yang begitu hangat. Berbeda dengan tatapannya kepada orang lain diruangan ini

”Ayah, kami langsung kekamar kakek ya? ”

Budi hanya tersenyum, Gina dan Yudha langsung berjalan masuk menuju kamar sang kakek. Mereka berjalan begitu anggun. Bak sebuah lukisan yang sempurna.

Gina tiba didepan ruang sang kakek. Dia membuka pintu dan melihat kedalam. Dilihatnya sang kakek yang sedang duduk di tepi ranjang. Kakek yang dulu selalu menghiburnya setelah mendapatkan hukuman dari Arin kini sudah tua dan tak berdaya.

Tanpa terasa air mata menetes di pipinya yang mulus. Yudha yang melihat sang istri meneteskan air mata, menoleh kepada Gina dan menghiburnya. Yudha mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut

” Jangan menangis sayang, jika kakek melihatmu menangis, dia akan ikut sedih. Jadi tersenyumlah dan katakan pada kakek mu kalau kamu bahagia! ”

Gina menganggukkan kepala dan mulai menghentikan tangisnya

Tok.. tok.. tok..

” Kakek ”

Panggilan Gina menyadarkan lamunan kakek Surya. Diapun menoleh dan menatap Gina.

” Gina cucuku!

Kemarilah sayang, biarkan kakek melihatmu! ”