Chapter 45 Merasakan kebahagiaan sebelum jatuh kelubang tanpa dasar (1/2)
Seperti yang telah dibicarakan kemarin. Gadis pergi ke restoran untuk menemui Arin dan Riska. Dia tidak memberi tahu Gina karena khawatir Gina akan melarangnya. Jadi hanya Dirga sang ayah yang mengetahui pertemuan itu
Gadis tiba direstoran lebih awal, tak berselang lama, Arin dan Riska tiba di restoran dan duduk dihadapan Gadis
Gadis masih sangat cantik , anggun dan terlihat elegan. Dia duduk dengan begitu anggun.
”Kita langsung saja pada inti permasalahannya. Aku ingin kamu memberikan kembali kepadaku 10% saham yang kamu miliki di perusahaan Atmaja”
”Sebagai gantinya aku akan memberikan uang kompensasi yang cukup besar!”
Arin langsung berbicara dengan begitu sombongnya
Gadis hanya mendengarkan sambil mengesap teh chemomile yang ia pesan. Ia menyunggingkan senyum sinis atas tanggapan perkataan Arin
” Berapa banyak uang yang akan kamu berikan sebagai kompensasi saham itu?”
”5 Milyar!”
Gadis berdecih dan tersenyum sinis
” Cih,, kamu hanya memberikan uang 5 milyar untuk saham itu?”
”Akan ku pertimbangkan!”
”Kami ingin kamu menandatanganinya sekarang juga!”
Arin menyodorkan sebuah dokumen dihadapan Gadis.
Gadis mengernyitkan kening melihat itu dan berkata dengan dingin
” Kurasa kalian tidak berniat berdiskusi denganku?
Melainkan memaksaku untuk memberikan saham itu mau tidak mau. Iya kan?”
” Kami sudah bilang kalau kami akan memberikan kompensasi atas saham itu dan kurasa itu nilai yang cukup besar. Jadi kamu tidak akan rugi”
Gadis merubah posisi duduknya tapi nada suaranya masih tetap tenang
” Apa katamu?
Uang 5 milyar kamu bilang besar hah?
Jumlah segitu sama sekali tidak berarti apa - apa bagiku”
”Sombong sekali kamu, dasar perempuan tidak tahu malu. Harusnya kamu berterima kasih karena kami mau memberikan kompensasi”
Riska mulai terpancing emosi oleh Gadis
”Kami datang bukan untuk berdebat denganmu, kami hanya ingin kamu menandatangani dokumen pemindahan saham ini!”
Arin berusaha berbicara baik - baik dengan Gadis
” Kalau aku tidak mau menanda tanganinya, bagaimana?”
” Kamu tetap harus menanda tanganinya. Kalau tidak kamu akan menyesal!”
Gadis megerutkan alisnya mendengar ancaman Arin, kemudian dia menyeringai
” Kalian ingin mengancamku?