Chapter 139 Ibu (Part 3) (1/2)
Tanpa ada yang menyadari baik
Daniah atau ibu, pak Mun sudah berdiri di ruangan yang sama dengan mereka. Dia
memandang pil kontrasepsi yang ada di atas meja. Sama persis seperti yang dia
temukan di tas nona mudanya waktu itu. Itu membuatnya gusar. Terbang sudah kedamaian rumah ini begitu pikirnya.
“ Nyonya, bagaimana anda bisa
meminta nona muda untuk minum pil itu?” kata-katanya sudah terlihat meninggi. Dia
bahkan bicara seperti saat dia kesal dengan pelayan rumah belakang yang bekerja dan
melakukan kesalahan. “ Kalau tuan muda tahu, anda tahu akan semarah apa dia.”
Daniah langsung bangun mendekati
pak Mun. Gadis itu yang paling tahu, akan seperti apa reaksi Saga. Dia menarik tangan pak Mun untuk mengikutinya. menuju ruangan lain. Dia tidak mau sampai ibu mertuanya menduga-duga, karena pembicaraannya dengan pak Mun. Karena perkara dia minum pil kontrasepsi menjadi rahasia yang tersimpan rapat di rumah ini. Bahkan jen dan Sofi yang ada di rumah juga tidak tahu mengenai pil kontrasepsi.
“ Pak Mun jangan mengatakan pada
tuan Saga, ku mohon. Apapun yang pak Mun dengar barusan. Aku tidak
menyentuhnya. Aku bersumpah, aku tidak menyentuh pil itu sama sekali.”
Mungkin saja akan terjadi pecah
perang dunia ke tiga kalau saga tahu ibunya menyodorkan pil kb ke depan Daniah.
Hingga Daniah harus menghindari itu semua. Dia memohon, memohon dengan sangat
pada Mun untuk menyelamatkan ketenangan rumah ini.
“ Pak Mun saya mohon jangan
mengatakan apapun pada tuan Saga. Saya mohon.”
“ Nona, nyonya tidak akan berhenti
sampai di sini. “ ujar pak Mun meyakinkan. Bahwa apa yang akan di lakukan
nyonya kedepannya bisa jadi akan jauh lebih ekstrim lagi.
“ Aku tahu, tapi aku tidak akan
pernah meminumnya. Aku bahkan tidak akan berani menyentuh pil itu lagi pak. Pak
Mun pasti masih ingat kan bagaimana marahnya tuan Saga, dan aku tidak akan lupa
itu pak. Aku tidak akan punya keberanian walaupun hanya menyentuhnya. Percayalah
padaku.” Mengengam tangan pak Mun erat. Walaupun laki-laki itu merasa tidak
nyaman, tapi dia membiarkannya.
“ Nona.”
“ Bapak tidak mau terjadi perang dasyat di rumahkan? Aku tidak mau ibu dan tuan Saga kembali bertengkar karena
aku lagi. Ya pak, demi kedamaian rumah ini. Tolong rahasiakan semua yang pak
Mun dengar pagi ini.”
Ini adalah pilihan terbaik untuk
menyelamatkan kedamaian rumah ini. Dia sendiri tidak mau kalau sampai ibu harus
kembali pergi, mungkin kali ini akan jauh lebih lama dari sebelumnya.
“ Pak Mun hubunganku dengan tuan
Saga saat ini sedang dalam kondisi sangat baik. Percayalah. Aku akan berada di
samping tuan Saga dengan bahagia apapun situasinya.”
Sebentar pak Mun memandang sorot
mata Daniah secara langsung, lalu dia menundukan kepalanya setelah yakin.
“ Baiklah nona, saya akan melakukan
apa yang nona minta. Tapi saya mohon ke depannya jika nyonya masih bersikap
seperti ini jangan menyimpan dan menghadapinya sendiri. Nona bisa meyampaikan
pada saya atau sekertras Han, dia pasti bisa menyelesaikan semuanya dengan
tenang. Dan tuan muda tidak akan merasa terganggu.”
“ Baik, baik, pak. Saya akan ingat
itu. Terimakasih ya pak.”
Pak Mun sudah mengantarkan Daniah
menuju mobil yang di bawa Leela, lalu dia kembali masuk ke dalam rumah. Seperti
yang dia duga, nyonya masih menuggu di tempat duduknya. Dia pun berjalan
mendekat.
“ Pak Mun.” wanita itu memanggil, walaupun sebenarnya tidak perlu. karena kepala pelayan itu memang berjalan menuju tempatnya duduk.