Chapter 71 Barang couple (1/2)
Aku seharusnya mencatat nasehat sekertaris Han bukan hanya di hatiku, tapi di buku catatan, supaya aku tidak lupa sedikitpun. kalau laki-laki ini prilakunya memang seenaknya dan semaunya sendiri. Memberiku kartu tanpa batas tapi kalau dia iseng dia bisa saja meminta pertanggungjawabanku. Memang kamu maunya aku memakai kartumu untuk apa. Buat beli baju, tas atau sepatu untukku saja.
“ Sekarang bertanggungjawablah atas
perbuatanmu yang tercela itu.” Kesal, sambil berbaring di samping Daniah. Saga
mengangkat kakinya kaki Daniah karena tahu gadis itu ingin mengeser
tubuhnya. Menjauh darinya.
Apa! Apa! Memang aku melakukan apa?
Sudah seperti aku melakukan perselingkuhan terencana saja. Akukan membelikan adiku. dia adik tiriku juga, kami memiliki darah yang sama. Gila ya sampai berfikir aku main gila dengan adik sendiri. Kenapa si anda nggak waras sedikit saja. kalau anda sedikit saja normal, anda itu tampan dan luar biasa tahu.
“ Kamu membelikan laki-laki lain
banyak sekali barang, lantas mana untukku.”
Eh apa! dia memang mau aku membelikan apa si. Kamukan sudah punya semua di lemarimu, berlebih lagi. dan itupun pasti dibuat khusus untuk anda oleh desainer ternama. masih mau apa dari rakyat jelata sepertiku. Mall tempat aku belanja saja milikmu.
“ Jangan bilang kamu bahkan lupa
membelikanku sesuatu.” Menarik ujung rambut Daniah. Saga mengulungnya sampai
wajah Daniah menempel di pipinya. “ Habis kau kalau tidak ada barang untukku.
Aku akan membuatmu merintih semalaman.”
Wajah Daniah sudah pucat pasi, dia
bergerak menjauhkan pipinya beberapa centi. Agar otaknya bisa dipakai untuk
berfikir. Seperti melihat bola lampu yang menyala. Dia menemukan ide yang bisa
menyelamatkannya malam ini.
“ Saya membelikan anda sesuatu.” terbata bicara, sambil meyakinkan kalau ini bukan ide gila yang semakin membuat Saga marah.
“ Apa?” jemari Saga sudah
sesuatu, membuat Daniah merintih. “ Kalau kau cuma cari alasan, habis kau.”
Daniah mundur dan bangun membuat
tangan Saga udara.
“ Kau mau kemana heh?” sudah berteriak kesal.
“ Saya mau mengambilkan hadiah anda.”
Sudah berdiri di samping tempat tidur. Dia membetulkan pakaian tidurnya yang
sudah berantakan ke mana-mana.
“ Kemari cepat sebelum aku benar-benar marah.”
“ I, ia.”
Daniah bergegas masuk ke dalam ruang
ganti baju, mengambil tas, lalu secepat kilat kembali ke tempat tidur. Saga
sudah duduk bersandar, lampu di atas meja sudah menyala. Dia menunggu Daniah
mencari-cari sesuatu yang ada di dalam tasnya. Setelah menemukan benda yang
dicari Daniah menyerahkan dengan kedua tangannya.
“ Apa ini?” memperhatikan dibawah sorot lampu. “ Apa ini berlian?”
Apa si, berlian darimananya coba.
“ Kau sedang mempermainkanku!”
menarik tangan Daniah agar mendekat. “Kamu membelikan adikmu banyak sekali
barang dan cuma membelikanku ini. Mau mati ya!”