Chapter 6 Aturan Setelah Menikah (Part 2) (1/2)
“ Apa anda serius dengan apa yang
anda tanyakan?” Han memberikan sorot mata tidak suka. Gadis di hadapannya ini
sepertinya benar-benar memiliki keberanian berlapis. Sekaligus tidak tahu malu
yang menggunung. Apa karena keputusasaan membuatnya bersikap seberani ini.
“ Ia.” Jawab Daniah sambil mengeryitkan bibirnya. Sok imut.
“ Asalkan anda bisa melakukannya
tanpa tuan muda tahu saya rasa tidak apa-apa. Tentu saja jangan sampai orang
lain juga tahu. Lakukanlah dan sembunyikan rapat jangan sampai tercium baunya
sekali pun.” Nada suaranya berubah. Tegas, seperti memberi peringatan. Jangan
membuatku susah untuk membereskan masalah mu. Begitu Daniah menerjemahkan.
“ Benarkah? Wah ini sungguh berita
mengembirakan.” Daniah berusaha mempertahankan caranya bicara. Agar bibirnya
tidak bergetar.
“ Tapi saya peringatkan anda terlebih dahulu nona, kemarahan tuan muda sangat sulit untuk dipuaskan. Jadi
saya harap anda bijak dan berhati-hati mengambil sikap.”
“ Baik” tersenyum riang.
Apa! Dia menunjukan senyum
keputusasaan yang ia bungkus dengan
ceria lagi. Kau benar-benar hebat. Kalau
orang lain, wanita lain pasti sudah gemetar ketakutan, bahkan tidak akan punya
keberanian untuk hanya berakting sok tegar.
Sekertaris Han mengeluarkan sebuah kartu. “ Ini kartu kredit tanpa batas, anda bisa mengunakannya untuk membeli apapun. Tapi saya sarankan bijaksanalah dalam mengunakannya, karena bisa saja nanti
Tuan muda akan meminta pertanggungjawaban anda dan menanyakaan uang yang sudah
anda pakai untuk apa.”
“ Baiklah, terimakasih, saya akan
memakainya dengan penuh syukur dan rasa terimakasih.” Daniah mengambil kartu
itu dan meletakannya di hadapannya. “ Apakah saya bisa membeli rumah dengan
kartu ini?”
“ Saya sarankan anda tidak melakukannya nona.” Suara sekertaris Han terdengar kembali tegas, lagi-lagi
memberi peringatan. Jangan buat masalah.
“ Haha, aku hanya bercanda sekertaris Han.”
Han tersenyum kecut, tidak senang. Dia sebenarnya tidak terlalu suka dengan calon istri tuannya ini, dari awal
sejak Saga membuat keputusan. Karena dia tahu alasan apa yang mendasari
keputusannya memilih Daniah, wanita yang sama sekali bukan tipenya ini untuk
menjadi istri. Hanya sebagai pelarian, hanya sebagai sarana balas dendam.
Karena ia tahu, ialah yang paling direpotkan kalau kedepannya ada masalah yang
timbul.
“ Apa anda sudah punya kekasih sekertaris Han.” Daniah kembali menyeruput minumannya.
“ Maaf nona, saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang sifatnya pribadi kepada saya.”