Chapter 453 - Rencana Alisya (1/2)
Adora segera masuk ke dalam kapal dan tak sengaja bertemu dengan Karin dan Aurelia dengan mata yang sudah semakin memerah pedih, tapi Adora melewati keduanya begitu saja. Merasakan ada sesuatu yang aneh dengan ekspresi wajah Adora, Karin dan Aurelia saling berpandangan lalu dengan cepat mengikuti langkah kaki Adora.
Mereka segera masuk ke salah satu ruang kamar yang diberikan kepada mereka untuk sejenak beristirahat, dan di dalam ada Alisya yang baru saja selesai berganti pakaian. Melihat Adora masuk dengan dikuti oleh Aurelia dan Karin yang tampak khawatir membuat Alisya mengerutkan keningnya.
”Ada apa?” tanya Alisya dengan hanya menggerakkan bibirnya dan anggukan kepala ke arah Karin serta memasang ekspresi penuh tanya.
Karin hanya menjawab dengan mengangkat bahu tak tahu apa-apa begitu pula dengan Aurelia yang menggeleng pelan. Mereka sengaja membiarkan Adora untuk terlebih dahulu duduk dan menenangkan diri sedang ketiga temannya tersebut sudah siap berdiri di sebelahnya sembari terus memperhatikan Adora dengan seksama.
Adora hanya terdiam dan dengan pikirannya yang kalut dan penat. Ia bahkan tak menyadari Aurelia dan Karin yang mengikutinya dan Alisya yang sudah memperhatikannya. Dia terus tertunduk memikirkan semua yang sudah terjadi antara dia dengan Zein.
”Uaahh.. Ommayaaaahh…” Adora berteriak dengan sangat kencang saat menyadari ketiga orang temannya sudah memperhatikannya dengan jarak yang sangat dekat.
”Uwaaahhhh…” Teriak Karin dan Aurelia juga secara bersamaan sedang Alisya hanya membelalakkan matanya mendengar teriakan keras mereka.
”Kalian membuatku kaget, apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Adora dengan nafas berat berusaha menemukan sisa-sisa oksigen di dalam ruangan tersebut.
Adora terkejut karena tak menyangka kalau di dalam ruangan itu sudah ada ketiga orang temannya tersebut saat ia mengira sedang sendiri dalam kesunyian, terlebih karena ia berada di dalam ruangan itu dalam waktu yang cukup lama.
”Apa yang sedang kau pikirkan sebenarnya sampai kau tak menyadari kehadiran kami yang sudah memperhatikanmu sejak lama?” tanya Aurelia setelah menenangkan diri dari keterkejutannya.
”Kau membuat kami khawatir, ekspresimu tidak seperti biasanya.” Lanjut Karin mengambil air minum yang diberikan kepada Adora.
Adora tersenyum dengan perhatian Karin, karena sebenarnya dia juga sama kagetnya dengan dirinya tadi. ”Tidak ada apa-apa, aku hanya memikirkan sesuatu saja.”
”Apa itu ada hubungannya dengan Zein?” tebak Alisya duduk di sebelah Adora dan menghadap ke arahnya.
Mendengar tebakan Alisya yang tepat pada sasarannya, Adora terdiam dan menarik nafas dalam. Ia akhirnya menceritakan semua yang sudah terjadi serta apa yang baru saja mereka diskusikan dengan Zein.
”Aku memang melihat hubungan canggung kalian, tapi tak ku sangka kecanggungan kalian sangat awet hingga saat ini.” Ucap Aurelia duduk bersandar di lemari ruang tersebut.
”Diatas semua itu, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu padamu? Jika memang dia memiliki rencana, apa yang membuatnya tidak memngataka semua rencana itu padamu?” Karin merasa kesal setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Adora.
”Aku juga tak tahu, aku sudah menanyakan hal tersebut kepadanya tapi dia bilang tak bisa memberitahuku saat ini.” Jawab Adora dengan ekspresi yang penuh akan kepedihan.