Chapter 329 - Waxing (1/2)
Emi kaget melihat semua teman-temannya berada disana. Ia tak menyangka kalau mereka semua berhasil menemukannya disana.
”Bagaimana kalian bisa menemukanku disini?” Tanyanya dengan sedikit berdesis sakit karena tamparan Mus yang melukai tepi bibirnya.
”Alisya meletakkan alat peredamnya di mobil yang kau tumpangi sehingga kami bisa melacaknya menggunakan handphone milik Adith.” Jelas Karin sembari membersihkan darah yang mengalir di dagu Emi dengan sapu tangan milik Zein.
”Aku tak menyangka kalau kalian bisa berada disini.” Ucap Emi lagi bersyukur dengan kehadiran mereka.
”Ryu ikat dia!” Pinta Alisya kepada Ryu yang mengarahkan kepada Mus yang tergeletak setengah sadarkan diri dan menahan sakit.
”Mereka masih belum menunjukkan padamu dimana Adikmu berada?” Tanya Adith karena tak melihat tanda-tanda keberadaan orang lain selain mereka berempat.
”Tidak, mereka membohongiku dengan mengatakan bahwa akan membebaskan adikku jika aku….” Emi tak ingin melanjutkan kata-katanya melihat ekspresi marah Alisya.
”Kau tau betapa bahayanya apa yang kau lakukan saat ini?” Tatap Alisya geram ke arah Emi.
Emi bisa memaklumi sikap amarah Alisya karena jika itu adalah dia, maka tentu ia akan merasakan hal yang sama.
”Maafkan aku Sya, bukannya aku tak ingin bercerita pada kalian, tapi aku tidak punya keberanian untuk melakukan hal tersebut.” Ucap Emi tertunduk menyesali perbuatannya.
”Sudahlah, yang utama sekarang adalah menyelamatkan adikmu terlebih dahulu.” Ucap Alisya cepat tak mempermasalahkan apa yang sudah dilakukan oleh Emi sebelumnya.
Setelah beberapa saat kemudian, Ryu menyiram wajah Mus untuk membangunkannya dari pingsannya. Ia duduk terikat di sebuah kursi dengan dada yang sakit akibat dari tendangan Alisya yang cukup kuat.
”Sial, berani sekali kalian mengikatku seperti ini. Kalian sudah menggali kuburan kalian sendiri! Aku takkan melepaskan kalian.” Bentak Mus dengan geram saat melihat mereka hanyalah sekumpulan anak-anak SMA.
”Sepertinya kau tidak paham dengan situasimu sendiri yah, meskipun kami masih anak SMA, berhadapan dengan para biadab seperti kalian tidak akan membuatku takut.” Ucap Karin dengan tatapan dingin.
”Kau, akan ku cari kau sampai ke ujung dunia dan ku buat semua keluargamu semakin menderita.” Tatap Mus kepada Emi.
”Dimana Adikku? Dimana kalian mengirimnya?” Tanya Emi dengan keras.
”Hhahahaha, kau pikir dengan mengikatku seperti ini kau akan bisa menemui adikmu? Tidak akan pernah bisa!” Ucap Mus dengan tatapan meremehkan yang membuat Adit langsung marah dan meninju mukanya dengan keras.
”Harusnya kau paham betul akan situasi mu saat ini. Kami tidak sedang bermain-main denganmu.” Tatapan bengis Adith yang sedari awal sudah sangat marah kepada Mus saat melihat ia melecehkan Emi tak membuat Mus bergeming karenanya.
”Apa yang bisa dilakukan oleh anak SMA seperti kalian selain dengan mengancam belaka? Hahahahaha kalian sedang bermain jadi pahlawan ha? Mus tertawa geli melihat Adith dan yang lainnya yang sedang berlagak menjadi pahlawan yang menyelamatkan teman-temannya.
Mus mengira bahwa mereka hanyalah anak SMA biasa yang takkan berani melakukan hal yang lebih nekat. Berbeda dengannya, dia bahkan bisa melakukan apa saja kepada mereka semua.
Mus berencana untuk meloloskan diri dari sana dan memberikan pelajaran berharga yang takkan pernah dilupakan oleh mereka semua.