Chapter 321 - Beni Pingsan (1/2)
Karin yang belum sempat memasuki ruang UKS, tiba-tiba saja mendapat telpon dari Ayahnya.
”Karin, apa kamu dan teman-temanmu bisa ke lab Ayah setelah pulang sekolah? Ada yang ingin ayah pastikan dan Ayah tidak bisa ke sekolah kalian saat ini.” Terang Ayah Karin dari balik telponnya.
”Loh kenapa Yah? Apa karena Ayah masih sibuk?” Tanya Karin bingung kenapa ayahnya tidak bisa ke sekolah mereka.
”Sekolah kalian sudah memiliki dokter pribadi dan tidak sepantasnya untuk ayah berada disana sehingga akan lebih baik jika kalian yang datang menemui ayah.” Ucapnya sembari menatap Karan dengan tatapan serius.
”Karin, kau pasti sudah menyadari apa yang sedang terjadi pada mereka. Kemarilah bersama dengan yang lainnya agar aku bisa menjelaskan dengan lebih detail begitu Beni sudah sadarkan diri.” Karan memberikan pendapatnya mengenai keharusan mereka untuk segera bertemu dengan Ayahnya.
Karin yang mulai paham arah pembicaraan mereka sehingga segera menyanggupi dan berpikir apa yang harus ia lakukan dengan memanggil teman-teman mereka.
”Bagaimana? Apa yang dikatakan oleh Ayahmu? ” Tanya Alisya ketika Karin sudah mematikan panggilannya.
”Ayah bilang dia tidak bisa kemari karena sedang sibuk, untuk itu dia meminta kita semua untuk pergi menemuinya.” Karin menatap teman-temannya dengan senyuman kecut.
”Tidak masalah, setelah Beni bangun kita bisa pergi bersama-sama kesana.” Ucap Gani santai dan tak merasa curiga.
Aurelia masih menatap penuh khawatir ke arah Beni yang masih belum sadarkan diri. Mereka juga tidak bisa melaporkan kepada ibu Vivian mengenai kondisi Beni, sehingga mereka sepakat untuk menyembunyikan permasalahan itu.
”Kalian tunggu disini dan menjaganya. Aku harus menemui ibu Vivian sebelum ia kemari mencari tahu.” Terang Karin cepat dan berdiri dari tempat duduknya.
”Tunggu, Biar aku temani.” Jelas Alisya segera pergi bersama dengan Karin.
Merasa curiga, Adith dan Ryu berjalan mengikuti Alisya dan Karin dengan cepat.
”Apa ini ada hubungannya dengan diriku?” Tanya Alisya begitu mereka sudah sampai keluar ruangan UKS.
”Aku juga tak tahu pasti, tapi Ayah menyuruh kita untuk menemuinya. Lebih tepatnya ia menyuruh kita untuk menuju labnya.” Jelas Karin melipat kedua tangannya dengan cemas.
”Lab? Kita?” Adith muncul bersama dengan Ryu ingin terlibat dalam percakapan mereka berdua.
Karin terkejut melihat Adit dan Ryu mendengar percakapan mereka berdua. Namun setelah Alisya mengangguk pelan, Karin akhirnya kembali membuka mulutnya.
”Ya, ayahku meminta kita kita semua tanpa terkecuali untuk segera menemuinya di lab.” Jawab Karin dengan tatapan serius.
”Tapi kenapa di lab? Bukannya di rumah sakit?” Tanya Adith sekali lagi masih tak mengerti kenapa Ayah Karin meminta mereka untuk menemuinya di laboratorium pribadi milik ayah Karin.
”Aku juga tak tahu pasti, tapi sepertinya ayahku punya jawaban atas apa yang terjadi pada Aurelia dan juga yang terjadi pada Beni.” Tegas Karin memikirkan bagaimana kekuatan pukulan Aurelia dan daya tahan tubuh Beni.
”Apa karena pukulan Aurelia yang sangat kuat namun tidak memberikan efek apapun kepada Beni selain dari kenyataan bahwa Beni tidak sadar saat inj?” Tanya Alisya ingin memastikan sekali lagi.
”Entahlah, yang pasti aku juga merasakan sesuatu yang aneh kepada mereka berdua.” Lanjut Karin lagi melirik ke dalam ruang UKS.
”Kalau begitu, tak ada pilihan lain selain mencari tau secara langsung kepada Ayah Karin mengenai kondisi mereka berdua.” Ucap Ryu yang sedari tadi hanya terdiam menyimak percakapan mereka.
Disaat mereka sedang berbincang-bincang, Emi melewati mereka tanpa berbicara sepatah katapun. Alisya dan Karin bahkan sampai terheran dengan sikap Emi.
”Emi… Em… Emi?” Panggil Karin beberapa kali yang seolah emi sedang berjalan didunia lain saat itu.