Chapter 319 - Pembayaran SPP (1/2)
Pagi hari di sekolah.
Memasuki Gladi bersih persiapan ujian Nasional, para siswa diberitahukan untuk segera melunasi pembayaran Uang SPP sebelum pelaksanaan dimulai. Hal ini merupakan kewajiban yang dilakukan oleh setiap siswa yang biasanya pembayarannya di lakukan langsung oleh orang tua siswa melalui rekening.
”Baiklah semuanya, hari ini ibu akan mengumumkan dua hal pada kalian.” Ibu Vivian memulai kalimatnya begitu melihat mereka sudah cukup tertib.
”Yang pertama adalah ibu ingin memberitahukan pengenai tenggang masa pembayaran SPP kalian. Untuk itu saya harap kalian bisa memberitahukan kepada orang tua kalian untuk segera melakukan pembayarannya.” Mereka semua saling bertatapan satu sama lainnya bukan karena membicarakan masalah uang, melainkan tanda akan berakhirnya pembelajaran dan memasuki pembelajaran baru.
”Dan yang kedua adalah pertemuan kita akan berakhir sebelum kalian pelulusan. Besok ibu Arni akan ke sekolah untuk mengurus kalian kembali oleh karena itu…” ibu Vivian yang belum selesai berbicara langsung di potong oleh Gani.
”Ibu mau ninggalin kita?” teriaknya dengan keras tidak terima dengan pengumuman dari ibu Vivian.
”Ninggalin gundulmu? Dengerin dulu!” bentak ibu Vivian yang seketika membuat mereka tertawa dengan keras.
”Sekarang tugas ibu memang sudah selesai, tapi bukan berarti saya langsung pamit dari kalian. Hanya saja ibu Arni harus kembali melaksanakan tugasnya dan saya akan diberikan dengan tugas baru.” Jelas ibu Vivian sekali lagi.
”Oh… Kami pikir ibu akan pergi dari sini.” Terang Beni yang memikirkan hal yang sama dengan Gani.
”Kalian ingin ibu pergi?” tanya ibu Vivian memancing simpati mereka.
”Nggak!!!!!” teriak mereka kompak.
”Loh jadi kalian tidak suka sama ibu Arni?” tanya ibu Vivian lagi.
”Kami suka dengan ibu Arni, tapi kami juga sudah mulai nyaman dengan ibu Vivian sebagai wali kelas kami.” Ucap Feby dengan tatapan sedih dan gundah.
”Kalian ini. Ibu Vivian kan sudah bilang, ibu Arni harus kembali melaksanakan tugasnya. Masa cuti dia sudah habis sehingga ibu Vivia yang menggantikan juga sudah selesai.” Terang Rinto mengingatkan sekali lagi.
”Kita memang sudah mulai memasuki tahap akhir dalam perjalanan pembelajaran kita, untuk itu kita sudah mempersiapkan diri untuk adanya perpisahan.” Ucap Karin yang membuat mereka semua terdiam merenungi apa yang sudah di katakana oleh Karin dengan cukup tegas.
Ibu Vivian sekali lagi mengingatkan mereka mengenai Uang pembayaran SPP yang harus di segerakan karena jika tidak melakukan pembayaran maka mereka tidak di izinkan untuk mengikuti seluruh pelaksanaan ujian sekolah.
”Kenapa rasanya sakit sekali saat memikirkan perpisahan itu?” gumam Emi sembari menekan dadanya dengan sangat kuat.
”Aku juga, Kita bahkan belum berpisah tapi hatiku rasanya cukup sakit sekali saat memikirkan hal tersebut. Aku seolah merasakan rindu yang amat dalam.” Tambah Gina dengan tatapan yang sedih.
”Kita semua akan mengambil jalan masing-masing, dalam masa 3 tahun ini kita sudah melalui banyak hal bersama. Sulit rasanya membayangkan kalau akhirnya kita akan terpisah.” Lanjut Egi merasakan perasaan yang cukup berat di hatinya.
Tak ada satupun dari mereka yang keluar dari ruangan setelah kepergian ibu Vivian. Mereka semua tenggelam dan larut dalam pikiran masing-masing yang terus membayangkan akan perpisahan mereka yang tinggal beberapa bulan lagi.