Chapter 279 - Ketahuan Selingkuh (1/2)
Tidak butuh waktu lama, Mizan sudah kembali dengan 2 eskrim yang ada ditangannya. Ketika mendekati Alisya yang sedang duduk memandangi laut, Mizan memperlambat jalannya dan menghampiri Alisya secara perlahan.
Mizan segera memberikan es krim kepada Alisya dengan tersenyum sopan. Alisya meraihnya dengan senang hati.
”Bagaimana kau tahu kalau aku suka dengan es krim coklat ini?” tanya Alisya penuh semangat melihat eskrim coklat yang diberikan kepadanya tersebut.
”Anggap saja insting!” seru Mizan cepat sembari duduk disamping Alisya dan membuka bungkus eskrim miliknya.
”ehemmm.. Alisya, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu.” terang Mizan dengan penuh keraguan. Butuh keberanian tinggi untuknya mengatakan hal itu kepada Alisya.
”Apa? katakan saja?” ucap Alisya santai sambil mengayun ayunkan kakinya tak merasakan ketegangan Mizan karena sedang terfokus dengan eskrim miliknya.
”Aku tahu mungkin sebaiknya aku tak mengatakan ini padamu, meski sudah terlambat aku ingin kamu tahu kalau aku disini untukmu.” terang Mizan lanjut dengan nada suara yang terkesan sangat serius.
Alisya kemudian bisa mendengar detak jantung Mizan yang tidak teratur dengan ritme yang ia tahu persis tentang apa alunan jantung itu berdetak. Alisya menoleh dengan tatapan bingung karena tak mengerti mengapa Mizan bisa mengeluarkan ritme seperti itu.
Alisya tak tahu kata apa yang bisa ia berikan kepada Mizan sehingga ia terdiam sejenak dengan tetap berpikir positif bahwa bisa jadi ritme jantung miliknya tak ada hubungannya dengan dirinya.
”Aku sudah lama memperhatikan mu dari kejauhan, melihatmu tersenyum serasa memberikan sedikit bekas di hatiku. Aku mulai semakin tertarik saat kau dengan begitu santainya melawan Ubay dengan melompat dari gedung dengan ketinggian yang bisa saja membuat orang mati tapi kau baik-baik saja.” terang Mizan menatap Alisya dengan tersenyum.
”Kau begitu misterius, segala sesuatu tentangmu selalu menarik untuk diketahui dan kau membuatku semakin penasaran hingga ketika aku mendengar kau akan menikah aku rasa diriku terlalu lama berdiam diri.” terang Mizan lagi yang kini sudah membalikkan tubuhnya ke arah Alisya.
Alisya kemudian paham akan apa yang selanjutnya dikatakan oleh Mizan. Alisya berusaha mencari alasan yang tepat untuk segera melarikan diri dari sana karena ia tidak nyaman dengan situasi seperti itu.
Tepat saat Mizan akan membuka mulutnya lagi, Alisya yang sedang menaikkan eskrim ke mulutnya karena gugup segera dikejutkan oleh Adith yang langsung ikut memajukan wajahnya menggigit es krim itu yang sekilas dapat dilihat oleh Mizan hidung mereka saling bersentuhan.
”A.... Adith???” Alisya yang terkejut menjadi salah tingkah dengan kemunculan Adith dihadapannya.
”Aku mencari mu sejak tadi, tak ku sangka kau berada disini.” seru Adith santai sembari mengelap bekas eskrim yang melekat di bibir Alisya dengan lembut.
”Oh itu karena Mizan,,, oh iya maaf.. lanjutkan kalimat mu!” Alisya sengaja bersikap sopan dengan menyuruh Mizan untuk melanjutkan kalimatnya yang sempat terhenti.
Mizan hanya tersenyum simpul dan merasa bahwa sudah tak ada ruang baginya disana karena reaksi Alisya saat berhadapan dengan Adith terlihat jauh berbeda dengan ketika ia bersama dengan dirinya.
”Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak, berkat kamu aku jadi memiliki motivasi untuk bisa lebih percaya diri lagi kedepannya.” terangnya menjulurkan tangan kepada Adith dan Alisya.
Alisya menyalaminya dengan canggung yang kemudian tangan Mizan beralih kepada Adith setelah bersalaman dengan Alisya.