Chapter 273 - Cafein (1/2)
”Dimana kamarmu?” tanya Yogi kepada Aurelia sembari memegang tangannya dengan erat.
”Lantai dua.” Jawab Aurelia dengan nada datar.
”Oke, ayo naik!” Yogi memimpin Aurelia jalan menuju tangga untuk naik ke lantai 2.
”Kau mau kemana? Disana bukan tempatmu!” Rinto dengan cepat menarik kerah baju Yogi dengan sangat kuat menghentikan aksi gilanya untuk pergi bersama Aurelia di lantai 2.
”Aku… aku maunya sama Aurelia…” teriak Yogi terus memberontak ingin pergi bersama Aurelia. Aurelia hanya melambai dengan senyuman sinis yang kemudian ia tertawa lucu melihat perubahan sikap Yogi yang semakin manis saat ia menyinggunya sebelumnya.
”Jangan bersikap dramatis! Kalian hanya terpisah satu lantai saja.” Rinto yang kesal langsung menjepit kepala Yogi dibawah lengannya dan terus menariknya masuk kedalam kamar mereka.
”Karin, Ryu, sampaikan kepada yang lain kalau kalian bisa memanfaatkan waktu bebas kalian sekarang dan kita akan ketemu saat makan siang nanti di resto depan sana.” Seru Ibu Vivian memberikan arahan kepada keduanya.
”Sejak kapan aku menjadi asisten atau wakil kelasmu?” bisik Ryu yang bingung dengan sikap ibu Vivian yang selalu saja mengarahkan mereka berdua untuk menyelesaikan pekerjaan kelas.
”Ikuti saja.” Gumam Karin pelan kepada Ryu. ”Oh iya bu, Perlombaan kemarin kan bukan hanya kelas Mia saja yang memenagkannya bukan, lalu kenapa aku hanya melihat kelas MIA saja yang mengikuti kegiatan ini? Apa kelas IIS tidak ikut kali ini?” tanya Karin yang penasaran karena tak melihat adanya kelas IIS di bus dan tempat tersebut.
”Mereka akan bergabung dengan kita sebentar sore. Untuk itu, kalian perlu membeli bahan-bahan makana yang akan kita gunakan dalam barbekyu nanti.” Ucap Ibu Vivian menarik kopernya dan mengangkatnya melewati tangga menuju kelantai atas.
”Apa itu artinya yang dimaksud kalian adalah kita berdua?” gumam Ryu sekali lagi yang di arahkan kepada Karin. Karin hanya menatap Ryu dengan mengerutkan keningnya, tidak biasanya Ryu menjadi orang yang begitu banyak berbicara.
”Sudahlah ikut aku saja. Jika kita pergi sekarang kita bisa menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan mengelilingi resort ini.” Karin langsung menarik dan membuka tas Ransel Ryu. Ia sengaja pergi lebih awal sehingga Karin bisa lebih cepat dalam menikmati keindahan resort itu hingga sore hari tanpa terbebani pikiran akan sebuah pekerjaan yang belum selesai yang diberikan kepadanya.
”Eh kalian mau kemana? Terlalu siang kalau kalian mau ngedate.” Teriak Emi saat melihat Karin dan Ryu sudah berjalan keluar.
”Membeli bahan-bahan untuk sebentar sore, tolong bawakan tasku di atas yah.. Gani, aku titip tas Ryu sekalian.” Ucap Karin langsung pergi menjauh dari hadapan mereka.
Tempat untuk membeli beberapa bahan tidak jauh dari tempat mereka menginap karena masih ada dalam satu tempat yang sama yang dikelola oleh resort. Meski sebenarnya mereka bisa saja memesan kepada pihak resort, mereka memilih untuk melakukannya sendiri.
Ada beberapa bahan yang kurang saat mereka berada dalam mini market itu sedang untuk keluar mebeli di tempat lain berada di arah yang berlawanan dari mereka sehingga Karin meminta tolong kepada Alisya untuk pergi membelinya karena tempat mereka menginap cukup dekat dengan mini market yang harus di tuju oleh Karin dan Ryu.
”Bailah, aku akan segera kesana setelah mengganti baju dengan baju yang lebih nyaman. Aku tak mungkin pergi dengan gaun seperti ini.” Ucap Alisya dari balik telponnya.
”Apa kau membawa uang? Jika tidak kau bisa…” ucapan Karin langsung dihentikan oleh Alisya.
”Aku bawa kok, jangan khawatir!” terang Alisya kemudian menutup telpon dari Karin dan segera masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pakaian.