Chapter 270 - Jadi Bagaimana? (1/2)

Setelah perjalanan yang cukup jauh, Alisya tak sadar kalau ia sudah mulai tertidur sehingga Adith harus berhenti sejenak untuk membuat posisi kursi menjadi lebih nyaman.

Menutupinya dengan Jasnya agar Alisya tak merasakan dingin serta menaikkan sedikit jendela mobilnya. Setelah itu ia kembali mengendarai mobilnya dengan pelan agar tidak mengganggu tidur Alisya.

”Sya… kita sudah sampai, apa kamu mau aku gendong sampai ke dalam?” Bisik Adith sembari mengguncangkan tubuh Alisya dengan lembut.

”Umm… Tidak perlu, kenapa kau dibatasi malah semakin menjadi jadi sih.” Alisya mengomeli Adith dengan setengah sadar dan berusaha bangun dari tidurnya.

Adith tersenyum melepaskan sabuk pengamannya kemudian keluar membukakan pintu mobil untuk Alisya. Alisya keluar setelah melepaskan Jas Adith dan memakaikannya kepada Adith.

Adith tersenyum melihat perlakuan manis dari Alisya. Alisya yang selama ini jarang bersikap manis kepadanya membuat hati Adith merasa sangat hangat dan merona bahagia.

”Apakah kau sedang belajar menjadi istri yang baik sekarang?” Adith mendekatkan wajahnya kepada Alisya memandangnya dengan senyuman menggoda. Alisya sejenak membeku karena wajah tampan Adith.

”Ehem… bisakah kau berhenti menggodaku?” Alisya memasang kancing atas kemeja Adith yang membuat Adith sedikit kesulitan untuk bernafas.

Karena kesal Alisya langsung berlalu pergi tapi Adith dengan cepat menangkap tangan Alisya kemudian mencium dahi Alisya dengan lembut. Ciuman yang ia berikan dengan penuh perasaan hingga Alisya menutup matanya merasakan perasaan yang sama dengan Adith pada hatinya.

”Terima Kasih…” ucap Adith kemudian melepas tangan Alisya perlahan-lahan. Alisya tersenyum manis kemudian melambai cepat meninggalkan Adith masuk kedalam rumahnya.

Adith membalas lambaian tangan Alisya dengan tertawa pelan kemudian masuk kedalam mobilnya begitu melihat Alisya sudah masuk kedalam rumanhya.

Alisya yang pulang hampir subuh dini hari membuatnya harus merangkak perlahan masuk ke dalam rumah agar tidak membangunkan seluruh orang rumah. Saat ia masih mengendap-endap masuk, tiba-tiba saja lampu rumah menyala terang membuat Alisya menempel kuat di dinding menahan teriakannya.

”Ehem…” Kakek nenek Alisya serta Ryu dan Akiko sudah menatap tajam ke arah Alisya dengan kedua tangan yang sudah mendekap di dada mereka masing-masing.

”Hhhhhhh???” Alisya menarik nafas karena terkejut melihat mereka semua. Ia panik dan bingung tak tahu harus bagaimana.

”Kakek,,, nenek… A… aku,, dari… Dari mana yah..” Alisya yang tidak biasa berbohong kepada kakek dan neneknya menjadi bingung tak tahu harus berbicara apa. Ia menjadi salah tingkah dan merasa sangat bersalah karena ia tau akan apa yang dilakukannya saat itu adalah tidak benar.

”Kau dari mana?” Ayah Alisya berdiri di dekat tombol lampu menyandarkan tubuhnya dengan melipat tangannya menatap tajam ke arah Alisya.

”Bapak??? Kapan bapak ada di sini? Maafkan Alisya.” Meski sempat terkejut karena melihat Ayahnya disana, Alisya langsung meminta maaf karena tak bisa memberikan alasan yang tepat. Ia takut jika menyebut nama Adith malah membuat mereka jadi membenci Adith.

”Jadi bagaimana?” Nenek Alisya menaikkan keningnya beberapa kali yang membuat Alisya mengerutkan keningnya bingung tak paham apa maksud pertanyaan neneknya.

Ryu dan Akiko sudah mulai tersenyum-senyum sendiri melihat tingkah panik Alisya yang mulai salah tingkah.