Chapter 179 - Cepat Periksa! (1/2)

Setelah selesai mengarahkan teman-temannya, Alisya dengan cepat melompat ke pohon berayun dari satu dahan ke dahan yang lain lalu mendarat dengan sempurna dibalik pohon dan duduk senyap didekat pagar rumput.

Alisya melihat kearah depan dan belakang serta sekitarnya, ada sekitar 2 penjaga dibagian kiri dan 2 lagi disebelah kanan serta satu tak jauh dari hadapannya. Dengan tanda yang diberikan oleh Alisya, Karin langsung melompat kearah pohon dan meluncur dengan cepat menuju ketempat Alisya berada.

Kelas mereka yang berada dilantai atas membuat mereka terpaksa harus menggunakan pohon yang berada tak jauh dari jendela, namun bagi yang tak berpengalaman melompat kesana adalah pilihan yang cukup berbahaya.

Sesaat sebelum Alisya melangkah, tiba-tiba saja Rinto dan Yogi mengikuti langkah kaki keduanya. Karena terburu-buru, Yogi langsung menindih Rinto yang terlebih dahulu melompat yang membuat beberapa penjaga menoleh kearah mereka.

Rinto yang merintih kesakitan begitu pula yang dirasakan oleh Yogi seketika bungkam dan merintih dalam diam karena dibekap oleh Karin dan Alisya.

Para penjaga tidak merasa curiga karena tidak melihat pergerakan aneh disana. Alisya dan Karin masih belum bergerak dari tempatnya karena ingin memastikan bahwa semua baik-baik saja saat ini. Alisya terus mengawasi gerak gerik para penjaga sambil perlahan-lahan melepas tangannya dari mulut Rinto.

”Kau...!!!” Rinto menendang Yogi karena kesal.

”Maaf, aku tak sengaja! Aku pikir kau sudah berada jauh dariku tadi.” terang Yogi masih berusaha menahan sakit akibat mendarat dengan ceroboh diatas tubuh Rinto.

”Kenapa kalian ikut? kalian ingin kita tertangkap??” Karena kesal Karin dengan kuat menarik kedua bibir Yogi dan Rinto yang tak menuruti perkataan mereka.

”Karin....” Alisya dengan cepat memberi tanda kepada Karin untuk segera menunduk karena penjaga melihat kearah mereka.

Karin yang kaget langsung menunduk sedang kedua tangannya masih berada dimulut Rinto dan Yogi sehingga mereka secara bersamaan menunduk rapat di rerumputan, bedanya bibir Yogi dan Rinto yang monyong karena tarikan Karin mendarat sempurna dengan keras di atas rumput Jepang liar.

Merasa sakit karena tertusuk-tusuk oleh tajamnya rumput jepang liar, Rinto dan Yogi meronta-ronta untuk menaikkan kepala mereka. Melihat itu Alisya dengan cepat menekan kuat kembali kepala mereka berdua agar tak terlihat oleh penjaga.

Setelah beberapa detik, penjaga itu akhirnya kembali melihat kearah lain dan menuju ketempat penjaga yang lain untuk berbincang-bincang. Merasa sudah aman, Alisya dan Karin melepaskan pegangan mereka untuk memberikan ruang kepada Rinto dan Yogi.

”Okeh, kalian boleh ikut tapi dengan syarat jangan tertinggal dari kami! Jika tidak aku akan mengunci kalian di gudang belakang.” Ancam Alisya langsung menyuruh mereka untuk bergerak menuju ke samping gedung dimana disana terdapat satupun penjaga dan Adith sudah meretas CCTV nya.

Rinto dan Yogi yang kepalanya masih merapat dengan rumput menaikkan jempolnya kemudian bangkit mengikuti Karin yang sudah lebih dahulu berlari kearah samping gedung diikuti oleh Yogi sedang Alisya berada ditempat sambil terus memperhatikan penjaga dari jauh.

Melihat Yogi yang telah menghilang dibalik tembok Alisya segera berdiri dari tempat duduknya menuju kearah mereka. saat ia sedang posisi melangkah suara debukkan yang sangat besar berbunyi dengan keras dibelakangnya. Alisya yang kaget menoleh kebelakang dan melihat Beni sudah jatuh terlentang melekat rapat diatas rumput.

”Bunyi apa itu?” ucap si penjaga yang kaget dengan suara yang sangat keras itu.

”Aku juga tak tau, tapi arahnya dari pohon sana!” ucap penjaga yang lain.