Chapter 141 - Hallon (1/2)
”Aku akan melompat bersama mu!!! jika kau masih ingin hidup kita harus melompat sekarang!!!” Emi membentak Feby dengan sangat keras untuk menyadarkannya. Melihat Emi yang sudah bertekad, membuat Feby menampar dirinya dengan keras untuk menyadarkan dirinya sendiri. Setelah cukup ragu akhirnya tanpa aba-aba Feby sudah melompat dengan sekuat tenaga menutup matanya karena takut.
Melihat Feby yang takut ketinggian sudah mengertakkan diri untuk melompat membuat Emi serta yang lainnya tak terluka melompat dari jendela. Bahkan Gina tak ragu-ragu lagi untuk segera melompat secepat mungkin tepat setelah Emi mendarat dengan sempurna di atas matras.
”Kalian baik-baik saja?” tanya Zein begitu melihat Adora telah mendarat tanpa terluka sama sekali.
”Aku baik-baik saja tapi ada beberapa dari mereka yang terluka dan Rinto serta Yogi yang akan membantu mereka keluar dari sana!” Jelas Adora untuk mengamankan diri agar yang lainnya bisa melompat lagi.
”Bagaimana dengan Karin dan Alisya?” Riyan bertanya dengan wajah yang sangat khawatir. Belum sempat Adora menjawab, Suara ledakkan kembali terdengar bersamaan dengan jatuhnya Aurelia yang melompat meski tak begitu besar namun cukup menambah ketakutan mereka.
”Alisyaaaahh,,!!!” teriak Karin melihat ledakkan Api yang cukup kuat sedangkan posisi Alisya masih terlalu dekat dengan kobaran Api.
”Aku baik-baik saja!!! Sebaiknya kalian bergegas keluar secepatnya, Aku akan mengamankan beberapa hal terlebih dahulu untuk mengurangi dampak yang lebih besar lagi” Teriak Alisya untuk menenagkan Karin. Karin yang paham kalau Alisya bisa melindunginya sendiri tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa khawatirnya namun ia lebih memilih untuk menyelamatkan pak Yuda yang pingsan karena kepalanya terbentur meja saat Alisya menariknya.
”Gedubrakkkk!!!” Adith menerobos masuk melewati kobaran Api tanpa pengaman apapun.
”Apa yang kau lakukan disini?” Karin kaget melihat Adith sudah menerobos masuk. Belum sempat Adith menjawab suara retakkan terdengar keras membuat Adith segera mengingatkan mereka.
”Sebaiknya kalian keluar dari sini secepatnya!!” Tegas Adith menggeser lemari sekuat tenaga untuk menutupi sebagian kobaran Api yang keluar dari ruang Alat.
”Yogi, Rinto.. kalian bisa kan mengangkat pak Yuda? sepertinya dia perlu perawatan secepatnya karena pelipisnya terus mengeluarkan darah dari tadi! Yana biar aku yang membawanya! Karin meminta kepada Rinto dan Yogi sembari membopong Yana yang terluka pada bagian betisnya.
”Apa kalian bisa melompat dari jendela? Kain basahnya sudah tidak cukup lagi” Rinto mengkhawatirkan Doni dan Firman yang mengalami sedikit luka pada bagian lengan dan bahu mereka.
”Tidak apa-apa, luka kami tidak parah! kami akan mengarahkan kalian terlebih dahulu sebelum keluar! Ucap Doni sambil memberikan baju Jas lab basah menutupi bagian belakang tubuh Rinto dan Yogi serta tubuh Pak Yuda.
Mereka cukup kesulitan karena tubuh pak Yuda yang cukup berat namun tetap berusaha untuk bisa keluar dengan mudah. Bersamaan dengan itu Karin pun menyusul keluar.
”Masih ada berapa orang yang tertinggal didalam? Kenapa Alisya masih belum keluar juga?” Tanya Zein yang melihat Api makin kian membesar membakar langit-langit lab. Riyan segera membawa Yana ke tempat yang lebih aman terlebih dahulu untuk memberikannya perawatan.
”Dia baik-baik saja! tapi aku yakin dia mengalami sedikit luka didalam.” Terang Karin sembari terus memperhatikan keadaan didalam dengan penuh rasa khawatir.
”Bagaimana dengan yang lain? kenapa Adith menerobos masuk kedalam?” Pak Fahri bertanya dengan kesal saat melihat Adith membahayakan dirinya.
”Apa dia pikir dia itu pahlawan? tidak bisakah dia menunggu pemadam datang?” tambah pak Amir tak kalah panik.