Chapter 108 - Analisis Bodoh (1/2)
”Alisya??? tumben hari ini kamu telat! Ada apa?” Karin merasa aneh dengan keterlambatan Alisya. Meski Alisya biasanya berjalan kaki, dia tidak pernah terlambat dan selalu lebih dahulu berada dikelas dibanding yang lainnya.
”Tidak ada apa-apa, aku hanya telat bangun saja!” Alisya tersenyum manis menghilangkan rasa khawatir Karin.
”Kamu yakin?” Karin bertanya dengan wajah serius saat melirik jam di tangannya menunjukkan angka yang tidak stabil meski belum sampai membuatnya berbunyi keras.
”Tentu saja!!!” Alisya terduduk langsung melempar pandangannya jauh kearah jendela.
”Ujiannya akan segera dimulai, kalian harus segera bersiap selama beberapa hari kedepan. Untuk itu saya harapkan kalian semua tetap menjaga kesehatan untuk bisa mengikuti ujian dengan maksimal” Ibu Arni masuk untuk memberikan sedikit motivasi kepada para siswanya.
Selama beberapa hari mereka bahkan tak sempat bercanda atau berkomunikasi satu sama lainnya karena lebih terfokus terhadap ujian yang sedang berlangsung hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat.
”Alisya mendapatkan nilai 100 pada setiap mata pelajaran???” bukankah ini terlalu berlebihan? apa dia mendapat bocoran soal sehingga bisa mendapatkan nilai sempurna seperti itu? seorang siswa kaget melihat layar monitor yang memperlihatkan Nilai hasik ujian dimana Alisya berada pada tingkat Atas di gedung sekolah siswa biasa.
”Jangan berkata sembarangan jika kau tidak memiliki bukti, saat staf sekolah mendengar apa yang kau katakan dan tidak terbukti benar maka riwayatmu akan tamat!” bantah yang lain menoleh kekiri dan kekanan saat mendengar kalimat temannya itu.
”Tidak kah kau merasa aneh, dari mana dia bisa mendapatkan nilai 100 pada setiap mata pelajaran kalau tidak mendapatkan bocoran soal?” jawabnya lagi ingin menambahkan argumennya.
”Jika bukan mendapatkan bocoran soal, maka dia sudah mencuri atau bahkan melihat soal ujian sebelumnya!” tambah yang lainnya yang semula hanya mendengarkan saja.
”Hentikan analisis bodoh kalian. Perkataan kalian menandakan kebodohan kalian yang amat teramat akut! Kalian yang iri dan tak mampu melakukannya hanya bisa mencari kesalahan orang lain. Jika tak mampu kalian tidak usah membual dengan penuh sampah dimulut kalian!!!” Aurelia tidak bisa menahan bibirnya untuk segera menyemprot mereka sedari tadi.
”Bodoh??? cihhh.. tau apa kau? apa kau yakin kalau Alisya bisa mendapatkan nilai 100 disetiap mata pelajaran tanpa mendapatkan bocoran soal atau mencurinya?” siswa itu tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Aurelia.