Chapter 56 - Jangan Pernah Lakukan itu Lagi (1/2)
Menuju dapur dengan sangat halus Alisya mengambil beberapa pisau yang tergeletak dengan tak mengeluarkan bunyi apapun. Alisya tidak yakin akan apa yang sedang terjadi namun Alisya memiliki satu kekhawatiran yang sangat mendalam.
Alisya takut bahwa kemungkinan besar posisinya yang kini telah diketahui meski ia sudah merubah penampilannya dengan lebih feminim, video wawancara sewaktu dia berhasil melakukan presentasi dan memenangkannya kemungkinan besar telah beredar dan tersebar yang tentu saja akan membuatnya untuk semakin mudah di lacak.
Alisya mengutuk dirinya sendiri ketika memikirkan keegoisannya yang kini mungkin bisa berdampak pada orang disekitarnya.
Alisya melangkah sepelan mungkin dengan tidak mengeluarkan suara sambil berjaga-jaga agar bersiap terhadap apapun yang akan terjadi.
Alisya menuju keatas dimana kamar Adith berada dan tak menemukan siapapun disana. Alisya akhirnya melepas alat ditelinganya untuk memusatkan pendengarannya agar bisa mendengar apapun namun hanya bisa mendengar bunyi horden yang tertiup angin, bunyi gemericik bara api serta bunyi mesin Ac dan kulkas. Alisya sangat terganggu namun terus berusaha untuk bisa menemukan suara sekecil appun itu.
Tidak menemukan apapun, Alisya terpaksa memasang kembali alatnya karena semakin tak nyaman dengan seluruh bunyi yang didengar oleh telinganya.
”Surpriseeee!!!!” Teriak semua orang keluar dari salah satu ruangan dibalik tangga.
Alisya yang kaget langsung melempar pisaunya tepat mengarah ke Karin yang sedang memegang kue tar berisi lilin yang sudah menyala. Untunglah Adith dengan cepat bisa menangkap pisau yang dilemparnya tersebut.
”Hei, kau mau membunuhku???” Tanya Karin dengan wajah sinis.
”Apa maksud dari semua ini???” Alisya bertanya tak kalah sinis.
”Ini bukan ideku!” balas Karin.
”Iya Sya, kami juga tidak tau kalau ternyata hari ini kamu ulang tahun!” ucap Adora dengan senyum lebar.
”Maaf Alisya, ini semua ide tante!” Ibu Adith muncul dari belakang Adith dan Karin.
”Tante? tapi kenapa???” Tanya Alisya sopan dan bingung.
”Ehemmm...” Karin terbatuk mengingatkan Alisya tidak bertanya dan lebih baik untuk menghargai niat baik Ibu Adith.
”Ibuku sudah menyukaimu sejak pertama kali bertemu denganmu, aku juga tidak tau bagaimana dia bisa mengetahui ulang tahunmu. tapi begitu melihat nenekmu disini kamu pasti paham!” Nenek Alisya muncul begitu dia disebutkan.
”Ibu Adith datang mngunjungi nenek kemarin dan tanpa disengaja dia mengetahui hari ulangtahunmu dari mulut nenek. Nenek tau kamu tidak menyukai perayaan ulang tahun tapi Ibu Adith bersikeras untuk membuatnya. Jadi anggap saja kamu tidak berulang tahun tetapi lagi syukuran!” senyum nakal nenek Alisya sambil memeluk manja Alisya.
”Nenekk...” Alisya merasa sesak dengan pelukan erat neneknya.
”Woyyy,, tangan aku pegal nih” teriak Karin.
Alisya langsung mencabut lilin yang berada di kue tar tersebut membuat semua yang ada terkejut dan bingung.
Alisya tersenyum nakal.
”Aku nggak mau makan lilinnya, aku mau kue tarnya doang” Ucapnya mengambil pisau di tangan Adith.
Semua orang tertawa dengan kalimat konyol yang dikeluarkan oleh Alisya.
”Kamu tak pernah berubah yah Sya!” Karan muncul memberikan sebuket bunga yang isinya penuh dengan berbagai jenis eskrim.
”Kak Karan???” Alisya tidak bisa menghindari kecupan hangat karan yang dipikirnya takkan dilakukannya dihadapan semua orang.
”Saingan Muncul tuh!!” bisik ayah Adith ke telinga Adith yang wajahnya memerah padam melihat Karan mengecup dahi Alisya.
Ibu Adith tersenyum menggoda Adith.
”Kita nggak makan nih? aku sudah kelaparan...” Yogi tak bisa menahannya lagi.
”hahhahahaha,,, ayo keluar semua! actingnya sudah berakhir sekarang!” seru Ibu Adith.