Chapter 44 - Saint Saiya Muncul (1/2)

Pagi dini hari sekolah telah dipenuhi oleh para siswa yang melakukan persiapan dimulai dari mendirikan Tenda Stand yang berjejer sepanjang jalan masuk gerbang sekolah, umbul-umbul bendera merah putih dan berbagai macam hiasan warna warni menggantung dilangit-langit menambah keindahan sekolah yang kini menampakkan suasana fetivalnya.

Lapangan olah ragapun sudah mulai berkumpul para peserta lomba dan beberapa penonton serta pendukung menduduki kursi-kursi stadion sekolah yang cukup besar dan luas.

”Gimana persiapannya???” Rinto datang membawa beberapa barang yang digunakan untuk memasak.

”Udah rapi kok, tempat duduk pelanggan juga udah sedia'in” Tunjuk Yogi memperlihatkan barisan kursi taman yang cantik namun sederhana.

Merasa tak asing dengan kursi tersebut membuat Rinto mengernyitkan keningnya.

”Dapat dari mana? nyewa???” Ia menaruh barang bawaannya sambil memperhatikan kursi dan meja tersebut.

”Hasil nyolong kursi mami” Tatap Yogi dengan wajah bangga.

”Kamu sudah gila yah??? mami kamu kan paling sayang sama kursi ituh! mana mami kamu galak lagi” Rinto menggaruk kepalanya yang tak gatal.

”Soalnya aku benar-benar ingin membuat Stand kita bisa ramai pengunjung” Yogi nyengir kuda.

”Nih menu yang sudah aku buat!” Alisya datang menyodorkan kertas menu makanan dan minuman yang akan mereka jual.

”Wwooowww... Mantap Sya, seksiihhh!!” Rinto dengan refleks menampol kepala Yogi karena ucapannya.

”Makasih To,,, kalau aku yang nampol, gigi depannya bisa tandas semua!” Alisya sudah menolak keras ide Karin yang memaksanya memakai baju Maid dengan rok yang tidak terlalu minim tapi memberikan kesan yang kuat. terlebih lagi karena Alisya yang memakainya.

Rinto dan Yogi masih tertegun melihat pakaian Alisya berwarna hitam dan putih dengan Stoking panjang sampai pahanya dan telinga kelinci diatas kepalanya. Kali itu aura kecantikan Alisya keluar begitu sempurna membuat keduanya tak bisa memalingkan wajah.

”Woy kerja!!! udah mulai rame nih..” Karin membangunkan fantasi liar kedua pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan tesebut.

Rinto terbatuk-batuk keras salah menelan air liurnya sendiri.

”Ohok,, ohok ohhhokkkk!!! Ka,, karin???” Rinto membelalak tak percaya melihat kostum yang dipakainya.

”Ngapain kamu pake kostum kelinci?” Senyum tipis Yogi sedikit naik melihat Wajah imut Karin tampak kecil karena kostumnya yang besar.

”Aku akan bertugas buat manggil pelanggan masuk ke Stand kita, kita harus bisa memenangkan penjualan terbesar dan pelanggan terbanyak!” Mata Karin membara dengan seluruh api terlihat membakar kostumnya.

”Saint Saiya muncul” gumam Yogi.

”Nggak, itu Goku” gumam Rinto.

”Salah, itu Kyubi” Gumam Alisya.

Karin tidak perduli dengan gumaman ketiga orang yang melongo menatap dirinya. Dengan semangat dia melatih beberapa gerakan untuk menarik perhatian pelanggan. Teriakan teriakan kecil yang ia ciptakan terdengar sangat imut dan lucu.

”Oke, orang sudah pada berdatangan tuh! pertandingan juga sudah dimulai, stadion sekarang sudah tampak riuh dan bergelora. Kita juga tak boleh kalah dari mereka yang sedang berlomba! Kalian siapkan menunya aku akan kembali dengan membawa banyak pelanggan” Karin berteriak penuh semangat menghilang dalam kerumunan orang dan tersisa suaranya.

”Ehem,, aku baru sadar dengan baju Maid pria yang kalian kenakan! sangat cocok dengan kalian” Puji Alisya membuat Rinto dan Yogi tersipu malu.