Chapter 489 - 489. Terjebak di hutan Nanjiang bag2 (1/2)

Ludius begitu mendapat telefon dari Azell segera melacak di mana keberadaan Azell. Ia yang saat ini masih dalam perjalanan segera membuka GPS dan menghubungannya dengan ponsel Azell untuk melacak di mana keberadaannya.

Sembari  menyetir, Ludius melihat ke layar ponselnya yang tergeletak di depannya. Pada petunjuk yang GPS perlihatkan, ponsel terakhir kali berada di dekat Hutan Nanjiang sebelum akhirnya koneksi GPS terputus.

”Azell di bawa ke dekat hutan Nanjiang? Untuk apa penculik itu membawa Azell ke hutan Nanjiang. Jika Azell di hutan Nanjiang, pasti orang – orang yang ada di markas penjaga hutan dapat dengan mudah menemukannya. Lebih baik aku segera menghubungi orang – orang yang berjaga di markas Nanjiang”. Gumam Ludius,

Ia mempercepat laju mobilnya menuju area hutan Nanjiang untuk memastikan bahwa Azell benar – benar ada di sana. Sudah setengah jalan Ludius menuju hutan Nanjiang, namun di tengah jalan Ludius malah mendapat telefon dari  mansion.

”Ada apalagi ini. Mengapa Mansion tiba – tiba memberi menelfon di saat seperti ini?”. gumam Ludius.

Ia tidak ada pilihan lain selain mengangkatnya, takutnya ini berhubungan dengan Silvia yang akhir – akhir ini sering sekali drop secara tiba – tiba.

[”Halo Tuan Lu, maaf mengganggu jam kerja anda di kantor”] terdengar suara Bibi Yun di ujung telefon.

[”Ada apa Bibi menelfonku di jam segini. Aku sedang mencari Azell yang tiba – tiba menghilang saat bersama sekretarisku. Aku harap Bibi tidak memberitahu Silvia akan hal ini. Aku khawatir kondisinya akan semakin memburuk jika mengetahuinya”.]

[”Tuan, sebenarnya saya menelfon anda karena Nyonya kembali drop saat mendengar Tuan Muda Azell hilang. Saat ini Nyonya sedang di tangani Dokter Martin, namun Nyonya belum sadar sampai sekarang, maka dari itu saya..”]

[”Aku mengerti. Aku akan segera kembali ke Mansion untuk melihat kondisi Silvia. Untuk hal ini, jangan sampai orang lain tahu tentang hilangnya Tuan Muda atau masalah ini akan di manfaatkan oleh seseorang untuk membuat konspirasi antara aku dengan Shashuang”]

[”Baik Tuan. Saya akan menutup semua informasi yang mengetahui akan hal ini!”]

Ludius menutup telefonnya dan membelokkan arah jalur yang ia lewati kembali ke mansion. Ia akhirnya menghubungi markas pusat Naga Imperial untuk mencari di mana keberadaan Azell.

”Mengapa di saat seperti ini, semua seakan terjadi secara bersamaan!”. Emosi Ludius seakan kehilangan kontrol. Ia hampir saja membanting stir dan berakibat menabrak sebuah trotoar. Beruntung ia masih  ingat harus bertahan demi Silvia dan Azell yang saat ini belum di temukan.

***

Lama Azell bersandar di bawah pohon besar dengan menenggelamkan wajahnya di sela lipatan  kedua tangannya demi menghindari kegelapan yang ada di hutan. Rasa takut yang hinggap di dalam hatinya mengalahkan semua keberanian yang selama ini Azell miliki.

”Pa.. mengapa Papa tidak juga datang kemari?”. Tgumam Azell. Ia mengambil ponsel dan ingin mencoba menelfon kembali Papanya, namun begitu Azell memasuki hutan justru tidak ada sinyal sama sekali.

”Yah.. mengapa bisa tidak ada sinyal di hutan ini sih? Seharusnya di pinggiran hutan tidak akan sulit untuk mencari sinyal kecuali jika hutan ini memang milik seseorang dan dengan sengaja di pasang pengaman dengan cara melumpuhkan semua jaringan yang memasuki hutan. Aku harus cepat mencari bantuan agar bisa keluar dari hutan gelap ini” gumam Azell.

Baru saja Azell ingin beranjak dari jongkoknya karena kaki mulai kesemutan, tapi nyalinya akan gelap memang tidak  sebesar nyalinya saat melawan pak sopir atau Bianca Luze. Ia urungkan kembali niatnya untuk melangkah lebih jauh, karena takut justru semakin membawanya jauh ke dalam hutan.

”Pa.. cepatlah datang. Azell benar – benar takut”

-

I jam lamanya Azell terduduk bersandar di pohon besar dengan menyembunyikan wajahnya menunggu Ludius datang, tapi tidak ada satupun orang atau bantuan yang datang menolongnya. Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 02.30 sore waktu setempat.

Kryuukk..

Azell mulai kelaparan, namun ia masih tidak ingin beranjak dari tempatnya. Benar – benar kegelapan yang menyiksa Azell. Rasa lelah dan lemah mulai menyerang tubuh Azell, ia sama sekali tidak bisa berpikir jernih, bagaimana cara untuk keluar dari hutan.

Hingga beberapa menit berlalu, beberapa orang dengan senjata laras panjang datang samar – samar dari jauh sedang menghampirinya. 'Apakah akhinya ada orang yang akan menyelamatkan Azell? Azell sudah lemas dan lapar'. Batin Azell.