Chapter 488 - 488. Terjebak di hutan Nanjiang (1/2)
Azell terus berlari menjauh dari Bianca yang sepertinya sedang mengejarnya. Bukan Azell namanya jika melakukan keusilan tidak melakukan persiapan apapun. Dengan berbekal ponsel model terbaru, dan beberapa perlengkapan yang sudah di modifikasi mulai dari sepatu, jam tangan dll yang sudah ada di sakunya, Azell mengakses jalan di sepanjang kota Nanjiang.
Cukup lama Azell berlari dan berhasil menghentikan sebuah taksi kota. ”Tuan, antar aku menuju Perusahaan Nanjiang”. Ujar Azell pada sopir yang melihat ke arahnya dari jendela mobil yang terbuka.
”Anak kecil, siapa yang membawamu sampai ke sini, mengapa kau sendirian di tengah kota besar?”. Tanya pak sopir taksi balik.
”Aku sedang di kejar seorang penjahat Pak. Bisa tidak, Pak sopir membawaku kembali ke kantor Perusahaan Tangshi Grup? Ayahku bekerja menjadi satpam di sana”. Ujar Azell dengan wajah memelas.
Cara terbaik menghindari kejahatan saat pergi sendirian adalah tidak memberitahukan identitas sebenarnya dari diri sendiri dan orang tua. 'Semoga pak sopir itu percaya denganku, kalau tidak mungkin saja dia memanfaatkanku dan kemungkinan terburuk menjadikanku sebagai sandra.' Batin Azell.
”Baiklah.. bapak akan antar adek kecil ke Perusahaan Tangshi Grup. Ayo, cepat masuk..”. ujar pak sopir.
Azell masih merasa sepertinya pak sopir itu tidak akan sebaik itu mengantarkannya menuju Perusahaan Tangshi grup. Untuk berjaga – jaga dia sudah menyiapkan beberapa hal pencegahan.
Sebenarnya niat awal Azell adalah kabur dari Bianca Luze dan kembali sendiri ke Perusahaan Tangshi lalu mengadu pada Ludius tentang hal ini, maka otomatis Bianca akan di pecat. Tapi sepertinya tidak akan semudah itu.
Azell telah masuk ke dalam taksi dan sopir taksi tersebut menyalakan mesin membawa mobil taksi melesat melewati kota Nanjiang. Pada menit ke 15, ada hal yang aneh, yaitu saat Azell memeriksa GPS yang ada di ponselnya, mobil taksi yang membawanya justru menjauh dari arah menuju Perusahaan Tangshi Grup.
'Benar,kan. Pak sopir ini memiliki niat buruk terhadapku. Terlihat tadi sepintas ada senyum licik yang ia tunjukkan padaku meski aku tidak begitu yakin. Ternyata membaca buku tentang mimik wajah sangat membantu'. Batin Azell.
Di dalam sakunya ada sebuah alat kejut yang selalu Azell bawa untuk masa – masa genting, tidak di sangka hal itu berguna di saat seperti ini. ”Pak sopir, bukankah arah ini berlawanan dari jalur menuju Perusahaan Tangshi Grup? Pak sopir, kau ingin membawaku pergi ke mana?”. Tanya Azell polos.
”Anak kecil, jangan khwatir. Aku akan membawamu kembali ke kantor Perusahaan Tangshi grup dengan selamat. Aku hanya sedang melewati jalan pintas agar lebih cepat sampai”. Ujar Pak sopir beralasan.
”Pak, kau tidak takut nyawamu melayang di tangan Papaku jika sampai Papa tahu kau membawaku pergi tanpa sepengetahuannya?”. Gertak Azell dengan logaknya yang dingin dan tidak berperasaan.
”Apa kau sedang mengancamku, bocah? Ha ha ha.. syukurlah jika kau sudah tahu apa tujuanku, aku jadi tidak perlu berpura – pura lagi!”, setelah mengatakan niat sebenarnya pada Azell, pak sopir tersebut mempercepat laju kendaraannya menjauh dari pusat kota Nanjiang menuju ke tempat yang lebih sepi dan akses jalannya lebih sempit.
”Aku tidak mengancammu Pak sopir. Karena kau sudah mengatakan apa niatmu. Baiklah, aku katakan siapa aku sebenarnya, aku adalah Azell putra dari Presdir Lu dari Perusahaan Tangshi Grup serta Pemimpin Organisasi Naga Imperial. Jika pak sopir masih sayang nyawa, sebaiknya jangan main – main dengan ku!”. Tegas Azell meski suaranya masihlah anak – anak, tapi ketajaman dari caranya berbicara cukup mengerikan.
”Bocah kecil. Jangan bercanda kau! Aku tahu Tuan besar Lu dari Perusahaan Tangshi Grup tidak memiliki seorang Putra. Bagaimana mungkin kau adalah anaknya! Aku takkan tertipu.”
”Baiklah kalau pak sopir tidak percaya. Bawa saja aku pergi ke manapun pak sopir suka. Papaku pasti akan mengejarmu sampai keujung dunia!”.
Azell merencanakan rencana selanjutnya, ia menelpon Ludius sebelum mobil berhenti dan Pak sopir itu melakukan hal lebih jauh dari ini. begitu telefon di angkat, Azell dengan sengaja mengeraskan volume suara agar pak sopir di depan mendengar dengan jelas pembicaraannya dengan Ludius.
[”Azell! Di mana kamu sekarang bocah nakal!”] tegur Ludius dengan tegas. Ia sepertinya sedang dalam perjalanan, terdengar dari suara gemersik mesin mobil yang halus.
[”Pa! Azell di culik oleh seseorang. Cepat Papa menyusul Azell, atau pak sopir ini akan melakukan hal buruk pada Azell”] seru Azell dengan keras.