Chapter 487 - 487. Rencana Tuan Muda Azell (1/2)

Rasa lelah yang menyelimuti Wangchu seakan hilang ketika mendengar suara Nadia yang lama ia rindukan. Sembari menerima telefon dari Putri Nadia, Wangchu melihat beberapa berkas yang ada di laptopnya.

[”Aku ada hal yang ingin di bicarakan denganmu, Tuan Wangchu. Bisa kita bertemu sore nanti?”] tanya Putri Nadia dengan sedikit rasa malu dari nada bicaranya, membuat Wangchu senyum tidak menentu. Rasanya seperti pertama kali bertemu dengan Nadia yang saat itu tengah jatuh cinta dengan Kakakk Lian – lian.

[”Ada hal yang di bicarakan?! Baiklah, kita bertemu sore nanti di cafe Garden tempat biasa bertemu. Terima kasih sudah menghubungiku, Nadia.. akhir – akhir ini aku banyak sekali pekerjaan hingga membuatku tidak memiliki waktu untuk hal yang lain. Berkat telefon darimu, rasa lelah dan penat ini seakan hilang. Selamat bertemu nanti sore di cafe garden. Aku merindukanmu, Putri Nadia Felicia Hadiningrat..”]

Tut tut tut

Panggilan terputus dan Wangchu meneruskan kembali pekerjaannya, namun sebelum itu ia keluar terlebih dahulu dari ruang Direktur Utama dengan membawa laptopnya kembali menuju ruangannya.

***

Pagi ini Ludius keluar kantor untuk mengikuti ke mana Bianca Luze membawa Azell si anak jahil itu. Tepat di depan mobil, sebelum Ludius keluar dari halaman kantor, ia menghubungi Bianca terlebih dahulu untuk mencari tahu di mana keberadaan mereka.

[”Halo Bianca, Kau ada di mana saat ini? mengapa kau pergi membawa anakku bersamamu!  Bukankah aku sudah bilang untukku tidak membawanya jauh dariku!”] tegas Ludius begitu panggilannya terhubung.

[”Tuan Lu. tenanglah.. aku tidak membawa anakmu ke tempat yang aneh atau apapun yang sedang kau pikirkan. Dia saat ini sedang bersamaku di sebuah restoran di daerah kota Nanjiang”] perkataan Bianca Luze terdengar sangat santai. Namun Ludius justru merasa Bianca Luze sengaja mengatakan hal itu untuk memperingati Ludius, atau memang ada hal lain yang ingin Bianca Luze sampaikan.

'Restoran di Kota Nanjiang?! Apa kau sengaja menggiringku untuk datang ke daerah itu Bianca Luze? Kota Nanjiang sendiri jaraknya tidak jauh dengan hutan dan pegunungan Nanjiang tempat Laboratorium berada. Kurang ajar! Bianca, seberapa jauh kau mengetahui hal ini.' batin Ludius geram.

[”Baiklah, aku akan segera menyusulmu. Jangan pergi kemanapun!”]  kata Ludius mempertegas agar Bianca Luze tidak pergi dari sana.

[”Baik. Aku akan menunggumu Tuan Lu. Ternyata menjinakkan anakmu sangat sulit seperti hal nya dirimu Tuan Lu. Kalian.. anak dan Ayah sama saja!”]

[”Jika kau tahu menjinakkan Azell sangat sulit. Seharusnya kau mengerti untuk tidak memprovokasi anakku. Dia mungkin masih anak kecil, tapi kelicikannya lebih mengerikan dari yang kau bayangkan!”]

Tut tut tut

Ludius memutus panggilan mereka secara sepihak. Ia segera menuju mobil BMW hitam melesat keluar dari pelataran Kantor Perusahaan Tangshi Grup. Dengan kecepatan tinggi Ludius mengemudikan mobilnya menuju restoran yang baru saja di kirimkan lokasinya, dan benar saja tempatnya tidak jauh dari hutan Nanjiang di mana laboratorium tersebut berada.

”Azell.. semoga kau tidak membuat keributan yang membuatku berurusan dengan Bianca Luze. Sudah cukup banyak masalah yang ku timbulkan akhir – akhir ini. jika masih harus di tambah berurusan dengan Bianca Luze, aku mungkin akan benar – benar memusnahkan salah satu dari mereka untuk selama – lamanya!” gumam Ludius,

***

Restoran bintang lima kawasan Kota Nanjiang.

Di salah satu restoran terbaik di Kota Nanjiang, Bianca membawa Azell untuk berburu makanan yang Bianca rekomendasikan pada Azell yang secara terang – terangan menantangnya. Tiba di  pelataran restoran tersebut. Mobil lamborghini merah khas warna wanita berhenti.

”Turun Tuan Muda Azell”. Pinta Bianca Luze dengan nada perintah.

”Tante, kau terlalu galak dan garang. Papa tidak suka dengan wanita garang dan galak loh!”. Ujar Azell membalas perkataan dan perintah Bianca dengan ledekan menusuknya.

'Bocah ini!! bagaimana bisa dia berbicara begitu blak – blakan pada orang lain?! Astaga!'. Gerutu Bainca dalam hati.