Chapter 481 - 481. Kecemasan seorang suami bag2 (2/2)
”Tapi Pah, bagaimana dengan sekolah Azell? Azell sudah janji sama Mama untuk tidak bolos sekolah. Kalau Mama tahu, Azell bakal kena omel nanti. Apalagi Mama sangat cerewet kalau marah”. Kata Azell dengan mensungutkan bibirnya.
Arghhhh.. benar – benar menggemaskan anak satu ini kalau lagi cemberut.
”Ssst.. Azell tidak boleh bicara seperti itu tentang Mama Azell. Walau begitu dia tetap Mama Azell loh.” Sergah Silvia seraya menggelengkan kepalanya pelan.
Saat Silvia ingin mengubah posisinya menjadi duduk. Ludius membantu Silvia untuk duduk bersandar, lalu Silvia memegang kedua tangan mungil Azell. ”Berjanjilah pada Bunda, apapun yang terjadi, entah Bunda atau Mama Azell yang melakukan kesalahan. Jangan pernah Azell membenci salah satu darinya di kemudian hari. Karena suatu saat Azell pasti akan menyesali perbuatan Azell”. Tegur Silvia sembari memberi nasehat.
Azell memang masih kecil, tapi pikiran nalarnya sudah cukup dewasa untuk anak seumurannya. Ia tertegun mendapat nasihat yang begitu dalam dari Silvia dan membuat perasaannya jauh menjadi dekat dengan Silvia.
”Baik Bunda, Azell akan selalu mengingat nasihat Bunda”. Ujar Azell dengan senyumm polosnya.
”Bagaimana dengan Kakek Nero, Zell? Apakah Kakek Nero masih sering mendatangi Mama mu?”. Tanya Ludius tiba – tiba dengan menyangkut pautkan Nero yang beberapa bulan ini memang tidak menunjukkan pergerakan.
”Tidak sesering dulu, Pa. Tapi aku sesekali melihat Mama bertemu dengan Kakek Nero di luar. Entahlah, aku tidak tahu untuk apa Mama bertemu Kakek Nero di luar. Uhm, Apa Papa menginginkanku untuk menyelidikinya?” tanya Azell menawarkan diri.
”Tidak perlu, ini bukan hal yang harus di urusi oleh anak kecil sepertimu”. Jawab Ludius seraya mengacak – acak rambut putranya itu.
”Uhm baiklah, Azell tidak akan mencari tahu karena Papa melarang Azell untuk melakukan itu. Tapi Papa harus tahu, Azell bukan lagi anak kecil. Azell sudah besar kok. Azell bahkan sudah bisa menjaga Mama dari orang – orang yang ingin berniat jahat pada Mama saat Mama di luar. Upss..” segera Azell menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Tanpa di sadari Azell membuka mulutnya tentang yang terjadi pada Shashuang beberapa hari ini. Ia padahal sudah berjanji pada Ibunya untuk tidak memberitahukan hal menjijikan ini pada Ludius, tapi malah Azell dengan cerobohnya mengatakan hal itu.
”Azell! Katakan pada Papa. Apa yang terjadi pada Mamamu? Bagaimana bisa dia menjadi sasaran orang – orang jahat di luar sana?!” tanya Ludius tegas.
'Bagaimana ini.. bagaimana jika Papa sampai tahu kejadian yang sudah menimpa Mama?'. Batin Azell.
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
jadi jangan bosan - bosan untuk kasih komen dan review yah, embun akan selalu menantinya dari kalian kakak readers tersayang.
salam sayang dan cinta dari embuun