Chapter 477 - 477. Kenakalan yang di rindukan (2/2)
”Memangnya kenapa kalau sambal mentah? Aku sudah suamiku.. makan makanan berkuah seperti wonton ini kurang llengkap kalau tanpa sambal. Segini bagi orang Indonesia itu sedikit loh..” ujar Silvia membela diri.
Ludius membelalakkan matanya, ia tidak percaya selera orang Indonesia cukup mengerikan. Sambal satu sendok teh loh ini.. apalagi sambal mentah. Ludius geleng – geleng tidak habis pikir dengan cara makan mereka.
”Tapi itu satu sendok loh, Sayang. Memang tidak takut perutmu bakal mulas nanti?” tegur Ludius.
”Dengar suamiku, ini hanya sambal bukan racun yang membuat orang bisa mulas saat memakannya. Lagi pula kalau makan wonton tanpa sambal, rasanya jadi hambar.” Silvia tiba – tiba melebarkan senyumnya dan melihat Ludius dengan tatapan mencurigakan. ”Ehm.. apa jangan – jangan Tuan besar Lu ini tidak suka pedas?”. Tanya Silvia yang merujuk pada ledekan.
'Mampuzz kau kena jebakan istrimu sekarang, Ludius!'. batin Ludius mengumpat diri sendiri. Ia menelan ludahnya sendiri sambil memikirkan cara untuk lepas dari ledekan istrinya.
Melihat reaksi dan ekspresi Ludius, Silvia langsung tersenyum girang. 'Jackpot! Ha ha ha.. rupanya suamiku benar – benar tidak suka pedass. Ya ampun, dia ketua Naga imperial loh. Tapi tidak suka pedas. Pffft..'. batin Silvia menertawakan Ludius sekeras – kerasnya dalam hati.
”Mana mungkin aku tidak suka pedas. Hanya saja aku perlu menjaga pola makanku agar tidak ada kejadian perut mulas dan sebagainya. Bukannya mencegah lebih baik dari mengobati?”. Sergah Ludius membela diri. Ia tidak ingin menjadi bahan ledekan istrinya, karena jika itu terjadi, harga diri seorang Ludius bakal turun drastis.
”Pfft... ha ha... bisa saja kau ngelesnya suamiku. Baiklah.. aku tidak akan tanya itu lagi. Kamu baru pulang dari perjalanan jauh, kita lanjutkan saja sarapannya.” Ujar Silvia. Ia mulai menyantap makanan yang ada di depan mejanya.
Ibu Yuliana masih menikmati makananya, ia hanya bisa diam dan menggeleng – gelengkan kepalanya melihat sikap kedua anaknya.
-
15 menit telah berlalu sejak Silvia dan Ludius diam dari saling ejek mereka. Tepat saat itu Bibi Yuliana datang dan membisikkan sesuatu pada Ludius. ”Tuan Lu, Nona Shashuang dan Tuan Muda Azell datang berkunjung. Haruskah saya menyuruh mereka kembali?”, bisik Bibi Yun.
”Tidak perlu Bi, biarkan saja mereka masuk. Aku juga tidak mungkin melakukan itu di saat ada Azell” jawab Ludius. Ia mengambil tissu untuk membersihkan mulut dan tangannya.
Dari arah pintu penghubung ruang makan dengan ruang tamu, seseorang dtang dan menyapa Ludius, ”Pagi.. apakah kedatanganku mengganggu sarapan kalian?”. Tanya seorang wanita yang ternyta Shashuang.
Author Note :
Hallo kakak readers semua di manapun kalian berada? bagaimana dengan bab kali ini? adakah yang bisa embun bantu. kalau ada yang perlu di pertanyakan silahkan tulis di kolom komentar atau di review yah.. embun bakal lihat satu persatu kok kalau ada waktu senggang.
ngomong - ngomong soal novel nya embun, menurut kalian bagian mana yah yang nggak menarik atau perlu di revisi? biar embun telaah lagi dan perbaiki kedepannya. embun usahakan dengan sepenuh hati kok. soalnya embun juga masih sibuk di kekhidupan nyata.
ada salamsalam nih dari pemain Novelnya embun, salam dari abang Lu, Silvia Zhuan, Longshang, Wangchu, Kakak Lian, Linzy abigail, Putri Nadia, Putri Emilia, Pangeran Richard.
terlebih dari pemain pendukung seperti Ibu Yuliana, Bibi Yun, Queenza Nicol, Leerin, Zhenyi, Zack Li, dan masih banyak lagi yang belum bisa embun sebutin satu persatu.
kalau gitu, di tunggu kritik saran, Komentar, PS serta reviewnya dong. biar embun makin semangat ngetiknya. kalau bisa buka babnya pakai koin yah,,, biar embun dpt penghasilan walau dikit ttp di syukuri kok.
embun juga nggak maksa, bagi yg mau ajh. kalian udah mau baca ajh embun udah terima kasih bgt..