Chapter 470 - 470. Setia menunggumu (1/2)
Longshang sudah tidak mengindahkan keadaan tubuhnya yang lemah. Dalam fikirannya saat ini adalah kondisi Linzy yang tiba – tiba tidak sadarkan diri di dalam pelukannya. Tubuhnya gemetar, dadanya sesak melihat keadaan Linzy.
Dengan sigap Longshang mengangkat Linzy dan membaringkannya di kasur. ”Dasar gadis bodoh! Mengapa kau membahayakan kesehatanmu sendiri seperti ini? apa kau pikir aku akan senang melihatnya!”. Gumam Longshang,
Ia segera keluar dari ruang rawat dan mencari suster untuk segera memberikan pertolongan pertama pada Linzy. ”Dokter! Suster!” teriak Longshang sembari menyusuri lobi Rumah Sakit tanpa memperhatikan kondisi dirinya sendiri.
Dokter yang kebetulan baru keluar dari salah satu ruang rawat melihat kepanikan dari Longshang langsung menghampirinya. ”Tuan.. apa yang sedang anda lakukan di sini. kondisi anda belum benar – benar pulih”, seru sang Dokter, beliau langsung memapah Longshang yang sedang kepayahan.
”Dok, cepat periksa kondisi Linzy. Dia tiba – tiba pingsan dan sebelumnya memang wajahnya sudah kelihatan pucat”. Kata Longshang dengan napas terengah – engah.
”Tuan Longshang anda harus tenang. Kita akan ke sana sekarang. Sus..” panggil sang Dokter pada suster yang mengikutinnya di belakang.
”Sus, cepat cek kondisi pasien di kamar rawat Tuan Longshang!”. Perintah sang Dokter.
”Baiklah, saya akan melihat kondisi pasien”. Suster tersebut segera pergi mendahului Dokter dan Longshang menuju ruang rawat.
Perlahan Longshang dan Dokter tersebut mengikuti suster menuju ruangannya. ”Arrgh..” rintih Longshang saat merasa lukanya terasa tersayat,
”Tuan Longshang, seharusnya anda tinggal menelpon kami saja dan tidak perlu memaksakan diri, Kami pasti akan segera ke ruangan anda”.
”Ha ha ha.. jujur, tadi tidak terpikirkan olehku untuk menelpon kalian dan justru respek secara tidak langsung keluar dari ruangan. Ah.. betapa bodohnya aku”.
”Tuan Longshang, saya perhatikan akhir – akhir ini tidak ada tamu yang menjenguk anda dan hanya ada gadis itu yang menemani anda sepanjang waktu. Jujur saja, dia sangat perhatian dan setia, bisa menjadi istri idaman semua pria”. Goda Dokter tersebut.
Meski hati terdalam Longshang merekah mendapat sebuah pujian, tapi perasan tersebut ia simpan terlebih dahulu sampai kondisi Linzy di pastikan baik – baik saja.
Setibanya di depan ruang rawat, mereka masuk dan Dokter tersebut lekas memeriksa kondisi Linzy. ”Sus, bagaimana kondisi pasien?”.
”Kondisi pasien semuanya normal, tidak ada kelainan apapun. Pasien hanya kelelahan dan kurang istirahat dalam beberapa hari ini”. ujar suster menerangkan.
Untuk memastikan semua yang di cek oleh suster tidak ada kesalahan, Dokter kembali memeriksa kondisi Linzy untuk ke dua kalinya dan menuliskan resep vitamin untuk segera tebus di apotik.
”Tuan Longshang, ini adalah resep vitamin untuk memulihkan kembali kondisi Nona yang drop karena kelelahan dan kurang istirahat.” Kata Dokter seraya menyerahkan secarik resep untuk di tebus,
”Terima kasih Dok”
”Sama – sama, kalau begitu saya harus kembali segera”. Dokter dan suster keluar dari ruang rawat.
Kini tinggal Longshang yang duduk di kursi menunggu Linzy bangun dari pingsannya. Ia menggenggam tangan Linzy dan menciumnya dengan penuh cinta.”Seharusnya kamu tidak memaksakan diri seperti ini, Zy. Jika sudah seperti ini aku juga tidak akan bisa berbuat banyak. Tapi aku pasti akan menjagamu sampai kau istirahat dengan teratur”.
Waktu terus merangkak dan saat ini sudah menunjukkan pukul 05.21 pagi. Mungkin saja matahari sudah terbit saat ini dan Longshang masih harus mendekam dalam ruang rawat yang tidak terlihat siang atau malam.
”Aghh... pasti dokumen di Perusahaan sudah menumpuk karena hanya Wangchu dan Bianca yang menanganinya. Mana Ludius sepertinya masih lama di kerajaan Hardland. Sepertinya aku harus segera kembali untuk memulihkan kondisi Perusahaan”. Gumam Longshang.
Ia dengan setia duduk menemani Linzy yang sudah mengorbankan waktunya hanya untuk menemani dan mengurus saat dirinya sedang kritis. ”Terima kasih Zy, karena sudah menjagaku selama ini. jika bukan karenamu, mungkin sampai saat ini aku belum bangun daru tidur panjang”.
Longshang membelai surai rambut panjang Linzy dan mengecup keningnya. Betapa Longshang sangat merindukan saat – saat seperti ini. Kejadian kali ini sejenak mengingatkan Longshang dengan masa lalunya bersama Linzy saat masih Kuliah di Universitas Cambridge.
”Apakah kamu masih mengingatnya Zy, pertama kali kita bertemu, saat itu kau sedang duduk di taman kampus dengan setumpuk buku tebal yang sedang kau pangku. Awal aku melihatmu berpikir, kau pasti seorang gadis kutu buku. Tapi siapa sangka kau adalah seorang gadis yang senang dengan sebuah penelitian aneh,” Longshang mulai membuka percakapannya mengingatkan dirinya dan Linzy akan masa lalu mereka.