Chapter 469 - 469. mana mungkin mereka berhubungan dengan Keluarga Kerajaan?! (1/2)
”Benar, hanya saja kita belum benar – benar menemukan bukti yang kuat terkait hal ini. aku mengatakan ini untuk sekedar mengingatkanmu agar selalu waspada jika sewaktu – waktu mereka menyerang. Karena mungkin saja, tanpa kita sadari Pemimpin dari Organisasi Dark Phantom adalah salah satu anggota dari Keluarga Kerajaan”.
”Kau jangan bercanda Ludius, mana mungkin mereka berhubungan dengan Keluarga Kerajaan?! Opinimu sangat tidak masuk akal!”.
”Baiklah, aku juga hanya mengada – ada. Lupakanlah! Kita sudahi saja pembicaraannya sampai di sini. aku ingin istirahat, ini sudah siang”
Karena tidakk ingin mengatakan lebih jauh mengenai apa yang sedang mereka bahas, Ludius memilih menyudahi pembicaraan mereka. Karena jika Pangeran Richard mengorek lebih dalam infomasi ini, maka dia akan menyadari bahwa Silvia pernah di akui sebagai tunangan dari Pemimpin Dark Phantom, yang berarti orang tersebut pasti masih memiliki status tinggi yang tidak jauh dari status Silvia yang sebenarnya.
”Tunggu Ludius, katakan, apa yang kau ketahui sebenarnya?”. Cegah Pangeran Richard begitu Ludius pergi meninggalkan taman tersebut,
”Tidak ada, seperti kau lihat barusan. Itu hanya tebakanku saja. Lupakanlah!”. sahut Ludius, ia melanjutkan langkahnya meninggalkan taman Istana kembali ke kamarnya untuk istirahat lalu menyelesaikan kembali tugasnya.
menyelesaikan kembali tugasnya.
***
#China
Jika di Hardland saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 sore waktu setempat, maka saat ini di Chiina waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi.
Sudah lebih dari 1 minggu Longshang berada di Rumah Sakit untuk menjalani perawatan karena peluru yang melesat masuk ke dalam tubuh yang hampir mendekati organ vital. Beruntung nyawanya masih tertolong, tapi yaitu.. dia harus menjalani perawatan secara intensif.
Waktu memang masih menunjukkan pukul 03.00 pagi. Linzy yang setiap saat setia menunggu Longshang di tengah orang lain sibuk dengan tugas mereka membuat kondisinya cukup drop. Pagi buta seperti ini Linzy bahkan belum memejamkan mata barang sekejap karena harus mengerjakan banyak dokumen yang di kirim dari WMA (World Medical Association).
Mumpung Longshang masih tidur, Linzy meneruskan pekerjaannya, ia duduk manis di sofa dengan laptop di tangannya. Dengan sabar dan kantung mata yang sudah menghitam, Linzy memeriksa satu – persatu dokumen yang masuk. Rata – rata dari mereka meminta Linzy mengkaji ulang hasil riset yang sudah di lakukan.
”Mengapa para orang tua itu selalu merepotkanku! Bukankah laporan tersebut bisa langsung di serahkan pada atasan, mengapa masih harus memintaku untuk mengkaji ulang. Huffft... benar – benar menambah pekerjaanku saja” gerutu Linzy.
Namun setiap kali ia melihat ke arah Longshang yang bisa istirahat dengan tenang, perasaan gusar, lelah dan kesal karena di tumpuk pekerjaan seakan hilang. ”Meski melelahkan, asal bisa menemanimu setiap hari seperti ini sudah cukup bagiku, Longshang. Aku akan menebus kesalahan 7 tahun yang lalu karena tidak mempercayaimu. Maafkan aku yang saat itu tidak bisa melihat ketulusanmu”. Gumam Linzy. Ia melanjutkan kembali berkutat dengan laptopnya.
-
Begitu selesai menggarap semua dokumen yang di kirim dari WMA Linzy langsung menutup laptopnya dan menaruhnya jauh – jauh dari pandangannya. Bayangkan saja, berkutat dengan laptop sudah 3 hari lamanya tanpa henti di sela waktunya merawat Longshang, meski keadaan Longshang memang sudah membaik, dan mungkin dalam waktu dekat sudah di perbolehkan kembali.
1 jam lamannya Linzy berkutat dengan laptopnya hingga waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi. Waktu yang di jalani terasa cukup panjang dan melelahkan.
”OMG.. tidak terasa aku sudah menghabiskan beberapa jam dari tadi malam hanya untuk mengurus dokumen dari WMA. Lebih baik aku melihat kondisi Longshang terlebih dahulu dan menyiapkan susu hangat sebelum memejamkan mata”.
Linzy beranjak dari duduknya menuju ke sudut ruangan rawat inap, karena di sana ada dispenser serta semua bahan untuk membuat minuman. Linzy mengambil susu bubuk terbaik dan mengambil beberapa sendok untuk di taruh pada gelas yang sudah tersedia, lalu terakhir tuangkan air panas.
”Yes.. susu panas sudah jadi untuk sarapan Longshang,” ujar Linzy dengan senyuman.
Baginya kehidupan seperti ini membuatnya merasa seperti pasangan suami istri hingga kadang – kadang muncul sebuah angan – angan untuk segera menikah dan menjadi milik Longshang seutuhnya. ”Isshh.. mikirin apaan sih aku ini?! membayangkan nikah dengan Longshang, apakah Longshang masih ada pikiran ke situ setelah aku melakukan banyak kesalahan pdanya dan teman – temannya?”, tanya Linzy pada dirinya sendiri, seakan sedang berargumen mengenai dirinya di mata Longshang.