Chapter 462 - 462. Sial..! Sudah kuduga ada yang tidak beres dengan hal ini. (2/2)

Tepat di depan pintu salah satu ruangan, pria penunjuk jalan terhenti. ”Tuan Lu, silahkan masuk. Yang Mulia dan yang lain sudah menunggu anda untuk sarapan bersama”.

”Aku dengar aula Kerajaan ini di khususkan untuk anggota keluarga Kerajaan saja. Tapi mengapa Yang Mulia Raja memberikan saya kehormatan begitu besar untuk hal ini?”

”Saya tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Tuan Lu. Karena ini kehendak Yang Mulia secara pribadi”.

”Baiklah, aku tidak akan menanyakannya lagi. Lalu, mengapa Tuan tidak ikut masuk? Bukankah Tuan juga salah satu anggota keluarga Kerajaan?”.

Pertanyaan Ludius begitu tandas membuat pria penunjuk jalan tidak bisa berkata apapun. ”Lebih baik Tuan Lu tidak perlu tahu lebih dalam akan hal ini dan segera masuk. Mendapat kehormatan untuk bisa memasuki aula adalah impian semua orang. Permisi..”

Tidak ingin di timpa banyak pertanyaan lagi dari Ludius, pria penunjuk jalan tersebut lekas pergi dan meninggalkan Ludius seorang diri.

”Kita lihat, apa yang akan di rencanakan oleh Yang Mulia Raja dengan mengundangku seperti ini?”, gumam Ludius.

Ludius mulai masuk kedalam, di sana sudah ada banyak orang  yang jelas masih berhubungan dengan keluarga Kerajaan, dan yang paling menonjol adalahh Yang Mulia Raja yang duduk di tempat paling berbeda di antara yang lain.

”Selamat pagi Tuan Lu.. Bagaimana kondisimu pagi ini? apakah bisa istirahat dengan baik di Kerajaan ini?”. tanya Yang Mulia Raja begitu melihat Ludius masuk.

Berdiri di tengah – tengah ruang makan ala Kerajaan, Ludius memberi salam pada Yang Mulia Raja dengan mengatupkan kedua tangannya seraya membungkukkan setengah badannya. ”Selamat pagi Yang Mulia Raja, salam hormat saya. Seperti yang Yang Mulia lihat, saya menikmati tinggal di Kerajaan ini”.

”Baguslah kalau begitu. Eliza.. antar Tuan Lu ke tempatnya. Kita akan sarapan sebentar lagi”. Perintah Yang Mulia.

Putri Eliza yang barusan menjemput Ludius dan di acuhkan beranjak dari duduknya menghampiri Ludius, ”Tuan Lu, mari saya antarkan ke tempat duduk anda”. Ajak Putri Eliza malu – malu dan sikapnya terbaca jelas oleh semua orang yang ada di Aula.

”Wah.. Wah.. sepertinya Putriku terlihat menyukaimu Tuan Lu.. Hmm.. ini bis menjadi awal yang bagus..” celetuk Yang Mulia sambil manggut-manggut.

'Sial..! Sudah kuduga ada yang tidak beres dengan hal ini'.

Author Note :

Hallo kakak, gmn dengan chapter kali ini? tuhkan, Yang Mulia Rajanya mengundang Ludius sarapan bersama pasti ada udang di balik bakwan. Insting Ludius nggk pernah salah kalau dalam menilai sikap dan motif seseorang.

Nah kalau sudah seperti ini, kira - kira apa yang akan Ludius perbuat? akankah Ludius menolak terlebih dahulu sebelum Yng Mulia menjodohkan mereka?

atau mungkinkah hal ini hanya asumsi LUdius yang berlebihan?

mau hidup sederhana dan harmonis dengan Silvia ajh susahnya minta ampun. Ludius, makanya jangan jadi playboy. ini nih karmamu terlalu banyak mempermainkan cwek, skrg malah di permainkan.

bagaimana menurut kakak?

Salam sayang dan Cinta dari Embun