Chapter 437 - 437. Gadis Ceroboh bag2 (2/2)

Huan hanya menggeleng – gelengkan kepalanya. ”Itu pasti pahit..” rengek Huan xian. Ia bahkan sampai menutupi mulutnya layaknya anak kecil yang akan di paksa meminum obat.

”Tidak ada tapi – tapian, kamu sudah lama sekali di dalam kamar mandi. Kalau kamu tidak ingin demam, maka minum sup jahe ini. sop jahe tidak pahit, hanya sedikit pedas dan pahit..” Lian lian masih menyodorkan sendonya di depan Huan xian. Namun Huan masih saja menolaknya.

”Huan, kalau kau tidak mau meminum sup jahenya, sepertinya memang harus menggunakan cara lain agar kamu mau memakannya”. Kata Lian lian dengan senyum seringai.

Ia meminum sup jahenya, lalu menarik Huan ke dalam sisinya. Ia memegang wajah dengan kedua tangannya, lalu Lian lian memaksakan memberikan sop tersebut menggunakan mulutnya.

Lian lian memberikan sop jahe tersebut secara paksa melewati sebuah ciuman, dan ini juga ciuman pertama bagi Lian lian setelah ia bisa menghirup udara bebas 2 tahun ini.

Awalnya Huan xian memberontak dan membuat dirinya sendiri dalam keadaan terdesak. Ciuman Lian lian yang cukup lembbut, justru membuat Huan xian merasa nyaman. Lama mereka berciuman dan mentransfer sop tersebut, Lian lian akhirnya melepas ciumannya.

”Maafkan aku Huan, aku tidak tahu lagi bagaimna agar kamu mau meminum sop jahe ini..” kata Lian lian langsung meminta maaf saat itu juga”.

Huan xian langsung mengalihkan pandangannya. Ia malu bukan main mendapat ciuman tidak sengaja seperti itu, apalagi dari Lian lian dan itu ciuman PERTAMA..

'Arghh.. bagaimana bisa ciuman pertama ku berakhir seperti ini.. ini sama saja dengan... sudahlah.. dia tidak akan mempermasalahkan ini, kan?'. Batin Huan xian.

”Mengapa kamu menghindari tatapanku Huan xian. Ah salah.. Putri tidur? Apa kamu malu?”. Tanya Lian lian secara terang terangan.

”Siapa yang malu.. aku hanya,, hanya..” perkataan Huan tersendat, ia tidak bisa meneruskan kata – katanya. Ini memang sangat memalukan, tapi bagaimana lagi, ciuman pertama sudah di rebut. Toh ini sudah terjadi...

”Kamu tidak pandai menyembunyikan sesuatu, Nona Huan xian. Kamu sudah meminum sup jahenya, aku harap demammu segera turun.”

”Uhm.. terima kasih karena sudah perhatian seperti ini. ini pertama kali kau memperdulikan orang lain di balik muka kalemmu”.

”Aku selalu baik, hanya saja kau tidak mengetahuinya.” Ujar Lian lian. Ia mengambil mangkuk berisi bubur untuk mengisi di suapka pada Huan. ”Kamu harus makan buburnya,” kata Lian lian. Ia menyendok bubur tersebut, meniupnya dan menyodorkannya pada Huan.

”A...” kata Lian lain..

Huan menutup mulut dengan kedua tangannya sambil menggeleng – gelengkan kepalanya. Menolak layaknya anak manja.

”Jangan manja, atau aku akan melakukan hal yang sama seperti tadi..” ancam Lian lian.