Chapter 431 - 431. Rencana Kepergian ke Kerajaan Hardland (2/2)

”Baiklah, maafkan suamimu ini istri manjaku.. kita makan yah?!” Bujuk Ludius pada Silvia.

Silvia hanya mengangguk mengiyakan. Ludius menyendok bubur tersebut dan menyuapi Silvia perlahan. ”Sayang, A.. hati – hati, ini masih panas..”

Silvia menurut apa kata – kata Ludius, ia menerima suapan Ludius meski bibirnya masih saja cemberut. Dasar memang istri tsundere parah..

Sekali dua kali Silvia mau makan suapan Ludius meski kadang geleng – geleng menolak. Mood orang hamil memang aneh, sejak Silvia hamil memang dia sering sekali menjadi manja. Tapi itu wajar dan membuat Ludius makin sayang, karena Silvia manjanya hanya padanya.

Bzzt Bzzt

Terdengar ponsel Ludius yang di biarkan tergeletak di meja depan sofa bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk dari sseseorang. ”Sayang, bentar ya.. aku akan mengangkat telepon terlebih dahulu. kamu bisa lanjutkan makan sendiri, kan?”. Tanya Ludius yang di jawab anggukan oleh Silvia.

Ludius mengambil ponselnya yang ada di meja depan sofa. Di lihat depan layar terdapat panggilan masuk dari Pangeran Richard. ”Ada apa Pangeran Richard meneleponku kembali?! Apakah dia ingin menanyakan masalah kesiapanku untuk terbang ke hardland?”. gumam Ludius.

[”Halo Pangeran Richard.. Maaf telah membuat anda menunggu lama.”] sapa Ludius ramah karena teringat orang yang di ajaknya berbicara adalah orang terkuat di Benua Eropa dalam bidang kemiliteran.

[”Tidak masalah, bagaimana dengan Dokternya? Aku sudah mengirim Dokter Martin untuk merawat Silvia.”]

[”Saya ucapkan beribu terima kasih atas kebaikan Pangeran Richard meski saya agak sensi karena  Dokter yang anda kirim adalah seorang pria. Itu sangat – sangat menggangu saya yang jelas adalah suami dari Silvia”]

[”Mohon maafkan aku, Ludius. Aku tidak punya Dokter terbaik di Hardland yang seorang wanita. Aku tahu perasaanmu yang cemburu teman. Kau bisa mengirim seseorang untuk membuat Martin sadari statusnya. Tapi kau tidak perlu khawatir Ludius, Dokter Martin adalah Dokter profesional yang tidak akan menaruh tanggung jawab di atas segalanya,”]

[”Aku harap seperti yang kau katakan Pangeran Richard. Karena instingku masih mengatakan ada yang tidak beres dengan orang yang kau kirim”]

[”Percayalah padaku, Ludius. Aku tidak mungkin menyakiti Silvia yang jelas sedang ku lindungi”]

[”Baiklah, aku sedang bersama Silvia. Aku tutup telefonnya Pangeran Richard. masalah pergi ke Hardland.. jam 15.00 aku sudah ada di bandara”]

[”Baik, jadi kau serius ingin pergi, Luudius?”]

[”Tentu saja, meski berat melepas Silvia. Apalagi kondisinya tidak dalam baik – baik saja. Selamat siang, Pangeran Richard”]

tut tut tut

Ludius memutus panggilannya dengan Pangeran Richard, dan kembali menghampiri SIlvia untuk menyuapinya.