Chapter 422 - 422. Konferensi Pers bag 3 (1/2)
Para wartawan mendapat penjelasan siapa istri sebenarnya dari Ludius perlahan – lahan mnelaah dan mengerti situasi yang terjadi. Namun jelas jawaban ini belum memuaskan mereka karena masih ada Shashuang yang masih duduk di depan bersama Julian.
”Maaf Presdir Lu, kalau boleh kami tahu, skandal ini bisa sampai mencuat adalah karena adanya pemberitaan mengenai wanita lain anda yang sudah memiliki seorang putra dari hubungan kalian. Dari sini, bagaimana Presdir Lu akan menjelaskan keadaan yang sedang terjadi?”. Tanya seorang wartawan mewakili yang lain.
”Mengenai hal ini, dia adalah mantan kekasih saya lebih dari 5 tahun yang lalu. Mengenai pemberitaan kami telah memiliki anak dari hubungan kami sebelumnya, maka saya jawab benar adanya. Mantan kekasih saya adalah Nona Shashuang, yang sedang duduk bersebelahan dengan seorang pria, dan pria tersebut adalah calon dari mantan kekasih saya, yaitu Tuan Julian al farezi.” Kata Ludius menerangkan, ia menunjuk mereka berdua dan sorot kamera teralihkan ke arah Julian dan Shashuang.
Julian menggenggam tangan Shashuang erat, dan sedikit memaksa Shashuang untuk berdiri memberi sambutan pada seluruh wartawan. ”Aku harap kamu tidak melakukan hal konyol yang membuat acara ini menjadi sangat lambat!”. Kaata Julian sedikit di tekan untuk membuat Shashuang mendegarkan kata – katanya.
Mereka berdua berdiri, dan seketika sorot kamera di tujukan pada mereka berdua. ”Perkenalkan saya adalah Julian Al farezi, pemegang saham Perusahaan Al farezi yang ada di daerah China. Dan kebetulan saya dengan Silvia adalah saudara sepupu. Bisa di katakan orang tua kami adalah kakak adik dari nenek yang sama”. Kata Julian menjelaskan
Seluruh orang cukup tercengang, mereka mulai menggunjing di belakang, apakah ini cerita tentang seorang Kakak demi membuat adiknya bahagia mau menikahi wanita dari mantan kekasih suami adiknya??
”Lalu Nona Shashuang.. bagaimana dengan anda. Apakah anda mencintai Tuan Julian? Lalu bagaimana dengan hak asuh dari Putra anda dengan Tuan Lu?” tanya wartawan tersebut.
Di sini Shashuang terdiam, ia tidak bisa begitu saja langsung menjawab pertanyaan dari wartwan tersebut. Cukup sulit baginya mengatakan bahwa orang yang dicintainya Julian, padahal ini hanya untuk pemberitaan, tapi rasanya susah..
'Mengapa sulit bagiku untuk mengatakan hal ini.bukankah aku wanita yang selalu di anggap jahat olrh banyak orang, di anggap jahat sekali lagi, tidak masalah bukan?'. Batinnya menguatkan diri.
”Selamat siang para teman media massa, saya Shashuang mantan kekasih dari Presdir Lu. Tapi seperti yang kalian tahu, ini hanyalah masa lalu, dan sekarang saya adalah calon dari Direktur Julian seperti yang kalian lihat saat ini. dan mengenai hak asuh anak kami, jujur saja saya belum bisa mengatakannya saat ini. jika waktunya tiba, kami mungkin akan membawa ini ke meja hukum jika belum menemukan jalan keluarnya”. Kata Shashuang menerangkan.
”Apakah Nona Shashuang menerima begitu saja Presdir Lu menjadi suami dari Nyonya Silvia?”. Celetuk salah satu orang dari tamu yang hadir.
Para wartawan yang sejak tadi diam mendengarkan dengan tertib di dalam konferensi pers yang sedang berlangsung, hanya karena sebuah pertanyaan membuat keadaann menjadi cukup riuh. Mereka berondong – bondong mempertanyakannya pad Shashuang.
”Lalu bagaimana dengan mantan kekasih Nyonya Silvia yang saat ini menjadi penjaga pribadi anda Nyonya. Apakah perasaan yang dulu pernah singgah di hati kini tumbuh kembali karena kebersamaan kalian meski dengan status Nyonya dan penjaga?”, celetuk kembali tamu tersebut.
Seketika ketenangan para wartawan pecah, semua mulai ricuh dan berebut pertanyaan mendengar hal yang tidak ada dalam pembahasan konferensi pers. ”Nyonya Lu, katakan yang sebenarnya. Siapa penjaga anda yang dahulunya adalah mantan kekasih anda? Apakah ini salah satu cara untuk bermain di belakang Tuan Lu agar tidak ketahuan?” seru salah satu wartawan.
Semua berebut penjelasan yang sama. Karena kondisi sudah mulai tidak terkendali, Wangchu datang di saat yang tepat membawa beberapa orang dari Organisasi untuk menenangkan para wartawan yang mulai gempar dengan skandal baru.
Silvia yang mendapat banyak cocolan pertanyaan membuatnya cukup tertekan. Tiba – tiba tubuhnya merasakan lemah. Perutnya kembali merasakan sakit yang luar biasa. ”Arrghh... ” Rintih Silvia sembari memegangi perut dengan kedua tangannya.