Chapter 420 - 420. Konferensi Pers (2/2)

Semua orang dan wartawan menyingkir dan melihat Silvia dan Ling ling berjalan di dalam barikade tersebut dengan heran. Namun di balik keheranan mereka, justru membuat mereka menjadi tertarik mengambil poto dan merekam kedatangan mereka.

Dalam sekejap Silvia dan Ling ling menjadi sorotan media massa karena mereka mendapat perlakuan khusus dengan masuk ke dalam di lindugi oleh barikade dari organisasi.

”Silahkan Nyonya Lu, Tuan Lu sudah menunggu anda di dalam”, kata salah satu orang dari Organisasi.

-

Di belakang gedung pertemuan, Ludius sudah duduk di sofa menunggu kedatangan Silvia. Begitu ia menoleh ke arah samping, senyum Ludius mengembang melihat Silvia sudah ada di sampingnya bersama Ling ling.

”Sayang, akhirnya kamu sampai juga. Bagaimana belanjanya, apakah sudah puas?”. Tanya Ludius, keningnya sedikit berkerut. Sudah pasti dia cukup jengkel karena Silvia pergi tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

”Syukurlah kamu sudah tahu, suamiku. Aku jadi tidak perlu pusing memikirkan alasan untuk mengelak darimu. Jadi ada urusan apa suamiku memintaku datang ke tempat ini? bukankah suamiku ini akan pergi ke Kerajaan Hardland?!”. Tandas Silvia, ia membalas dengan kekesalan yang sama.

Ludius beranjak dari tempat-nya, ia menghampiri Silvia dan menarik Silvia ke sisinya. ”Aku memiinta istri tercintaku kemari adalah untuk memberi tahu dunia bahwa, tidak ada wanita lain yang Ludius Lu cintai selain Silvia Zhuan, begitu pula sebaliknya, tidak ada yang bisa mendapatkan Silvia Zhuan selain Ludius Lu. Apa kamu paham Sayang”. Ludius memegang dagu Silvia.

Ling ling yang memperhatikan kemesraan mereka langsung berbalik badan. ”Silvia, kau sepertinya sedang sibuk. Kalau begitu aku pergi dulu, takkan mengganggu kalian..” kata Ling ling dengan terkekeh menahan senyum sambil menutup mulutnya dengan ekspresi mesum.

”Ling ling! Jangan pergi kau!”. Seru Silvia, ia mencoba mengelak dari suaminya. Tapi sepertinya tidak akan berhasil.

”Sayang, mengapa kamu mengalihkan perhatianmu dariku. Aku sedang berbicara denganmu loh, Sayang..” sela Ludius. Ia mengalihkan kembali wajah Silvia agar melihat jelas kedua matanya.

Dalam sekejap mereka saling pandang, waktu seakan terhenti untuk beberapa saat. Senyum indah tanpa sadar terukir indah di bibir Silvia, pikirannya melayang entah kemana melihat kedua mata indah Ludius.

'Mengapa aku masih saja berdebar tidak menentu setiap memperhatikan kedua mata indah Ludius. Matanya yang hitam seakan bagai kilatan di  tengah kegelapan yang abadi. Namun mata itu juga terlihat begitu hampa. Suamiku, kamu memang selalu penuh misteri..' batin Silvia.

Di saat mereka saling pandang, dari depan pintu terlihat ada 2 orang yang masuk dan memperhatikan mereka dalam diam tanpa berani berkata ataupu menyela. Namun, sakit hari dari dua orang ini salah satunya membludak dan tidak bisa di sembunyikan lagi dan membuat keadaan riuh.

”Ludius.. kau memintaku menemuimu di gedung kantor ternyata hanya untuk melihat hal ini? apa kamu sungguh ingin aku menjauh dari mu?”. Seru orang tersebut yang ternyata adalah Shashuang.

Dan di samping Shashuang adalah Julian, pria itu hanya bisa diam dengan wajah masam melihat adik yang di cintai tengah saling pandang di depan matanya.

Silvia mendengar perkataan Shashuang membuatnya tersentak, dengan tanpa sengaja mendorong Ludius mundur. ”Jangan main – main di depan umum suamiku, setidaknya hargai Shashuang yang sekarang ada di sini.” ujar SIlvia, ia mundur beberapa langkah menjaga jarak dari Ludius demi menghargai 2 orang yang melihat mereka.