Chapter 407 - 407. Pagi ini dengan sarapan buatan suami tercinta (2/2)
”Uhm, baguslah.. biar aku yang menyelesaikan membuat baksonya. Hahaha.. ternyata membuat bakso cukup rumit juga, tapi ini menyenangkan. Setidakknya ini lebih baik dari pada aku harus berurusan dengan dokumen yang menumpuk.”
-
Hampir 2 jam lebih Ludius berada di dapur. Silvia yang baru saja selesai mandi dan membersihkan kamar datang mencari dimana Ludius berada, dan ternyata suaminy masih berada di dapur di jam 07.30 pagi. Senyum merekah menghiasi sudut bibir Silvia.
Bagaimana ia tidak senang melihat perjuangann suaminya yang mati – matian membuat bakso beranak demi mewujudkan keinginannya yang konyol. ”Pagi, suamiku..” Sapa Silvia yang masih berdiri bersandar di pintu sambil memperhatikan suaminya yang sedang memasak.
”Pagi juga, Sayang.. hmm apakah kamu sudah lama memperhatikan ketampanan suamimu dari sana?”. Tanya Ludius dengan pandangan teralihkan sesaat pada Silvia, ia mengedipkan sebelah matanya dengan senyum menggoda.
”Issh.. Narsismu tidak berkurang juga ya, suamiku?. Aku hanya sedang memperhatikan bagaimana seorang CEO dari Tangshi Grup memasak masakan permintaan istrinya.” Balas Silvia dengan melipat kedua tangannya,
”Benarkah hanya ingin melihat suami mu ini masak? Tapi ada pepatah mengatakan, pandangan mampu menarik hati dan membawanya menuju arti CINTA. Jangan – jangan kamu sekarang semakin jatuh cinta padaku, istriku tersayang.”
”Ih PEDE sekali kamu, Suamiku. Dasar narsis!”. Meski begitu, Silvia mencium wangi harus masakan menjadi penasaran bagaimana Ludius membuatnya. Ia melangkah mendekati Ludius berada, sambil memperhatikan Ludiuss yang sedang fokus memasak.
”Jadi, apa yang kamu masak suamiku..?” tanya Silvia.
”Bakso beranak, seperti yang kamu minta, Sayang? Atau jangan – jangan kamu lupa lagi..” ledek Ludius.
”Mana mungkin aku lupa makanan yang lagi aku idam –idamkan. Ini lebih aku idamkan dari pada ketemu cowok tampan tahu..”
”Jelaslah kamu tidak mengidamkan pria tampan, orang yang paling tampan juga ada di sampingmu. Mengapa harus repot – repot mencari.” Ujar Ludius dengan sedikit membanggakan diri. Orang tampan mah bebas..
Silvia hanya mencibir suaminya yang narsis itu, tapi memang Ludius adalah pria tertampan dalam pandangannya. Setidaknya di matanya Ludius adalah yang paling tampan dari semua pria, hahaha... inilah mengapa orang mengatakan cinta itu buta, suami sendiri pastinya di katakan paling tampan.
”Baksonya sudah jadi, lebih baik kita segera ke ruang makan. Kita akan makan bersama karena setelah ini aku akan langsung ke kantor, ada banyak pekerjaan disana.” Ludius selesai prepare semua nya. Ia pergi meninggalkan tempat memasak dan melepas celemek lalu menggantungnya di tempat biasa.
”Uhm.. aku sudah tidak sabar untuk menikmati masakanmu, Sayang.” Silvia menggandeng Ludius keluar dari dapur. Namun sbelum itu..
”Bibi Yun, tolong prepare semua makanannya di meja.” Perintah Ludius.
”Baik Tuan, saya akan akan mempersiapkan semua makanannya di meja”. Ujar Bibi Yun. Bubi Yun bersama beberapa pelayan di belakangnya menyiapkan makanan tang sudah di persiapkan di meja.