Chapter 400 - 400. Belanja di pasar (1/2)
Siang ini setelah berkeliling Yu garden dengan sedikit kesalah pahaman di antara mereka, Ludius membawa Silvia ke pasar tradisional untuk membeli beberapa bahan masakan untuk makan malam nanti.
Setelah mengendarai mobil bugati sharon selama 10 menit mereka tiba di pasar tradisional yang cukup modern, karena tempatnya rapih dan bersih, namun masih menjual barang dagangan dengan harga murah dan tentunya masih bisa di tawar.
Setelah turun dari mobil, Ludius yang pada dasarnya adalah seorang pria bucin akut langsung menggandeng Silvia cukup erat. Di depan pasar langkah mereka terhenti, dengan tatapan lembut Ludius memandang istrinya yang terlihat berpeluh keringat. Mungkin cukup lelah karena seharian menikmati waktu di luar dengan bejalan kaki.
”Sayang, kita sudah sampai di pasar dan kelihatannya kamu terlihat lelah. Sebelum belanja, lebih baik kita makan siang dulu.. kamu sedang mengandung, tidak baik jika sampai telat makan.”
”Makan siang?”. Tanya Silvia balik, ia menyangga dagunya sambil memikirkan apa yang ingin di makannya. ”Boleh, tapi aku ingin makan bakso, suamiku..” bujuk Silvia manja. Ia menarik-narik lengan jas hitam Ludius hingga menarik perhatian publik.
Sepertinya ini yang di namakan ngidam, Ludius kira Silvia sudah melupakan bakso beranak yang pernah di mintanya beberapa waktu yang lalu, tapi ternyata.. 'Ya ampun, istriku ini.. aku kira dia sudah lupa dengan permintaan anehnya.' Batin Ludius, ia memijat keningnya yang nyut nyut memikirkan permintaan aneh istrinya.
”Boleh, tapi tidak sekarang ya Sayang. Bagaimana kalau aku buatkan saja bakso nya?”. Tawar Ludius, walau ia tidak tahu seperti apa cara membuat bakso, tapi tidak ada yang tidak bisa Ludius lakukan, dengan sedikit mengandalkan kecerdasannya semuanya pasti akan berhasil. Setidaknya itu yang di pikirkan Ludius.
Perkataan Ludius membuat Silvia mengeryitkan keningnya, ”Suamiku, kamu yakin bisa membuat baksonya sendiri?”. Silvia sedikit tidak percaya dengan perkataan Ludius. Seorang Ludius???
”Tentu saja, kamu meragukan ke pandaianku Sayang? Bukankah kamu yang paling tahu bagaimana suamimu ini. Mengapa masih meragukannya..”
”Ba.. baiklah, Ah.. hehe, lebih baik kita masuk ke pasar dulu deh, sambil kamu search dulu deh bahan-bahan untuk membuat bakso.” Kata Silvia dengan melebarkan senyumnya. Ia menarik Ludius yang sedang memegang ponsel masuk ke dalam pasar.
”Pertama-tama kita memilih daging sapi untuk di giling dengan beberapa bumbu rempah-rempah.” Gumam Ludius, ia mengangkat wajahnya melihat ke sekeliling mencari di mana los penjualan daging. Ekspresi Ludius cukup tercengang dan menikmati apa yang di lakukannya kali ini.
”Bagaimana menurutmu suamiku? Berbelanja di pasar cukup menyenangkan, bukan?”. Silvia menyenggol bahu Ludius dengan cengirannya yang membuat Ludius menahan tawanya.
”Uhm, baru kali ini aku berbelanja ke pasar tradisional. Cukup menyenangkan dan menghibur.” Ujar Ludius, ia menarik tangan Silvia membawanya ke sebuah los daging.
”Ekhem.. CEO ternama di China akhirnya merasakan belanja di pasar tradisional yang kata orang kumuh dan tidak higienis. Apa kau tidak takut pamormu jatuh suamiku, jika ada orang atau reporter yang memergokimu keluyuran di pasar seperti ini?”.
”Tumben sekali kamu jadi orang yang kepo an sayang?”. Ia mendekatkan wajahnya tepat di depan Silvia. ”Tidak ada yang tidak bisa suamimu ini lakukan, apalagi ini demi istri tercinta. Jangankan pasar loak, kamu memintaku menjadi petani atau kuli panggul pun aku bersedia.” Rayu Ludius dengan tatapan mautnya.