Chapter 399 - 399. Yu Garden bag7. Cinta lahir dari hati yang terluka (1/2)
Ma, mengapa sejak tadi diam saja? Apa yang sedang Mama pikirkan? tidak baik loh diam seperti itu di depan orang baik seperti Paman Julian”.
”Huuft..” Shashuang menghela napas pelan. ”Azell, kamu terlalu pandai untuk menebak isi hati orang. Tapi Mama harap kamu tidak akan melakukannya di kemudian hari. Karena ada kalanya tidak tahu apa-apa itu lebih baik.”
”Baik Ma, Azell akan mengingatnya,” jawab Azell masih bertingkah laku polos layaknya anak seumurannya, padahal mungkin ia lebih tahu apa yang menjadi penyebab kegundahan hati Shashuang.
”Shashuang, katakanlah jika ada hal yang mengganggu pikiranmu. Sejak tadi kamu terus diam termenung, tidak mengatakan apapun. Pandanganmu bahkan terlihat kosong.” Ujar Julian, ia walaupun diam masih mengamati dengan jelas sikap Shashuang sejak keluar dari kerumunan massa.
”Tuan Julian, apakah aku harus melaporkan apa yang terjadi padamu? Mengapa kau terlalu ikut campur dalam masalah orang lain?”. Umpan balik Shashuang dengan sikap songongnya.
”Kamu menganggapku seperti itu,Nona Shu? Mengapa aku merasa kamu seperti sedang membenciku? Bisa beritahu aku alasannya?”.
”Aku tidak membencimu. Sudahlah lupakan, disini masih ada anak kecil yang tidak seharusnya mendengar pembicaraan kita. Kalau kedatanganmu kesini karena permintaan Ludius, baik.. aku akan menemanimu sampai akhir!”. Kelihatannya Shashuang makin berfikir buruk tentang Julian, di lihat dari cara bicaranya yang kasar dan acuh.
Tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Nyatanya semua argumen Julian sudah di patahkan hanya dengan sekali perkataan Shashuang yang mengatakan ia setuju menemani sampai akhir hanya karena itu permintaan Ludius. Bukankah ini sudah jelas?
'Ternyata seperti ini rasanya perasaan yang tidak di hargai. Pernah merasakan jatuh cinta pada saudara sendiri yang berarti mustahil untuk bersama. Sekarangpun sepertinya aku akan bernasib sama seperti dulu, bersama namun tidak saling memiliki. Bagaimanapun, ini demi Silvia dan kebahagiannya..' batin Julian meyakinkan hatinya untuk melangkah maju.
Sudah terlanjur mengatakan, maka harus di laksanakan apapun yang terjadi. Pantang bagi seorang pria menarik ludahnya sendiri. Julian yang sudah berjanji akan menikahi Shashuang bukanlah isapan jempol belaka. Ia sudah bertekad, setidaknya demi kebaikan bersama.
Lama keadaan hening, Julian kembali melontakan sebuah kata-kata, anggap itu sebagai pengingat. ”Nona Shu, janji yang pernah aku katakan sebelumnya, bahwa aku akan menikahimu bukanlah sebuah kebohongan belaka. Aku pasti akan membawamu ke Indonesia untuk meminta restu. Tapi tidak sekarang, tunggu sampai perusahan cabang di China pulih”.
”Kau tidak menanyakan pendapatku, Tuan Julian? Apakah aku disini hanya seorang boneka yang bisa di nikahkan dengan siapa saja oleh semua orang?”. Shashuang membuka suara dengan lantang, tatapannya tajam menatap Julian.
”Nona Shu, jadi apa yang akan kamu inginkan? Menikah dengan Ludius, itukah yang ada dalam isi hatimu?”. Tandas Julian. Karena pembicaraan semakin serius Julian mengalihkan perhatiannya pada Azell.
”Azell anak pintar, Paman ada hal yang harus di bicarakan dengan Mamamu. Di depan banyak mainan dan makanan di toko, Azell bisa membeli sesuatu disana.” Kata Julian, ia mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang, dan kartu gold.
”Ehm.. Azell mengerti Paman, Azell akan pergi main di luar.” Jawab Azell dengan lagat polosnya. Ia menerima dengan senang hati uang dan kartu gold dari Julian.
Azell tidak ingin melewatkan kesempatan pembicaraan Shashuang dan Julian, ia mengaktifkan alat penyadap suara yang sudah ia letakkan jauh-jauh hari di tas Shashuang. Karena Azell yakin, alat penyadap suara itu pasti suatu saat akan berguna jika di letakkan pada tas Shashuang. Dengan senyum puas Azell beranjak dari tempat duduknya.