Chapter 398 - 398. Yu Garden bag7. Kesabaran dari seorang Julian (2/2)
Langkah Azell terhenti, ia menoleh ke belakang melihat Shashuang yang masih berdiri tidak meninggalkan tempatnya meski hanya satu langkah. ”Ma, mengapa Mama masih diam saja? Apakah Mama tidak menyukai tempat ini?”. Tanya Azell.
Shashuang kelihatannya sedang melamun, entah apa yang di pikirkan wanita setengah ambisius itu sampai membuatnya terbengong sampai tidak mendengar seruan Azell.
”Ehmm ah, ada apa Azell? Ohya, kamu barusan mengatakan apa Tuan Julian, maaf aku tidak mendengarnya?”. Kata Shashuang melebarkan senyumnya, jelas sekali itu adalah senyum palsu terbaiknya di depan orang lain.
Julian menoleh ke belakang mendengar Shashuang menyebut namanya. ”Kita akan makan siang disini, jika Nona Shu tidak menyukainya kita bisa piindah ke restoran lain,”
”Tidak perlu, disini saja sudah cukup. Masalah tadi tidak perlu di bahas lebih lanjut. Ayo masuk, aku sudah lapar..” Sela Shashuang, ia menghentikan pembicaraan mereka tanpa memberi celah Julian untuk bertanya lebih lanjut.
Di dalam restoran yang bernama Song yue lou ini di sediakan berbagai menu masakan China dan Asia. Karena pada dasarnya Julian juga tidak memakan masakan berbahan dasar daging babi. Ia memilih masakan Asia yang lebih pas untuk dirinya.
Azell langsung menyambar sebuah kursi yang letaknya di samping jendela, Julian sendiri begitu tiba di meja menarikkan salah satu kursi untuk Shashuang. ”Duduklah Nona Shu,” kata Julian mempersilahkan dan di balas dengan senyum yang masih saja tidak tulus alias senyum paksa.
Inilah yang kadang membuat Julian bingung, 'Sebenarnya, sejauh mana Shushu memandang ke arahku? Apakah aku masih di anggap orang lain di dalam hatinya?'. Ia sama sekali tidak mengerti dan mengetahui apa isi hati Shashuang dan apa yang di inginkan hatinya.
Shashuang duduk di kursi dengan tatapannya yang masih kosong, ia hanya terdiam memandang ke arah jendela. Entah apa yang di pikirkannya. Apakah karena kejadian tadi? Atau mungkin ini karena Julian yang tiba-tiba menariknya dari kerumunan massa?
Suasana restoran yang ramai terasa sangat sepi, ingin sekali Julian bertanya ada apa dengannya, mengapa terus terdiam tanpa berkata?. Tapi itu sangat sulit keluar dari mulutnya.
Di tengah keheningan dalam ke ramaian, seorang pelayan restoran menghampiri meja mereka membawa note dan pulpen. ”Permisi Tuan dan Nyonya, adakah makanan yang ingin di pesan?” tanya pelayan tersebut.
Menyadari kedatangannya tidak pada waktu yang tepat membuat pelayan itu merasa tidak enak. Azell yang cukup paham dengan kondisi yang sedang terjadi mengambil buku berisi daftar menu pesanan. ”Kakak, bisa Azell memesan stik dan beberapa makanan yang ini? Sepertinya enak. Bagaimana dengan Paman dan Mama? Apakah juga harus Azell yang memilihkan?”. Tanya Azell dengan berlagak polos di depan pelayan itu.
Mendengar kata Paman dan Mama dari Azell membuatnya malu karena beranggapan mereka adalah pasangan yang sedang mengalami pertikaian dalam keluarga. Di depan Julian dan Shashuang si pelayan menundukkan kepalanya. ”Tuan dan Nona. Maaf saya telah lancang beranggapan bahwa Tuan dan Nona adalah pasangan suami istri.”
Julian langsung menimpali permintaan maaf si pelayan. ”Tidak masalah, aku memahaminya. Lebih baik siapkan saja makanannya.” Seru Julian yang sejak tadi diam.
”Baik Tuan, saya permisi.” Pelayan itu pergi meninggalkan meja mereka.
”Ma, mengapa sejak tadi diam saja? Apa yang sedang Mama pikirkan? tidak baik loh diam seperti itu di depan orang baik seperti Paman Julian”. ujar Azell pada Shashuang.