Chapter 397 - 397. Yu Garden bag6. Butuh waktu untuk mengakhirinya (2/2)

Daniel dan Ludius langsung melihat ke arah sumber suara. Kini justru Silvia yang terlihat sedang marah dan memandang dua pria di depannya. ”Apa itu menyenangkan berdebat dan saling memukul di depan banyak orang! Kalian ini bukan lagi anak-anak, setidaknya jaga sikap kalian disini. Sudahlah.. percuma juga memberi tahu, kalian juga takkan bisa mengerti!”. Silvia melanjutkan langkahnya, ia sudah tidak peduli dengan Ludius ataupun Daniel Qin yang ada di belakangnya.

Ludius kembali memusatkan perhatiannya pada Daniel. ”Kali ini aku melepasmu karena aku tidak ingin membuat keributan kecil dan membuat Silvia tidak nyaman. Tapi jika aku melihatmu kembali mendekati Silvia, maka aku tidak akan segan...” perkataan Ludius terhenti,

”.. Tidak akan melepaskanku? Itu tidak masalah. Kau akan tahu Tuan Lu yang terhormat bahwa kadang hal sepele dan tidak terlihat akan lebih mengerikan di akhir cerita..” ujar Daniel, ia berbalik  dan pergi kearah yang berlawanan.

Perkataan Daniel begitu penuh teka teki, tapi Ludius tahu Daniel masih memiliki kartu AS nya dan mungkin akan di pakai pada saatnya, itu membuat Ludius harus mempertimbangkan Daniel sebagai salah satu orang yang harus di waspadai.

Selagi mereka berdebat Silvia sudah berjalan cukup jauh, dengan langkah cepat Ludius menyusul istrinya yang masih ngambek, marah bahkan mungkin pertengkaran ini akan berkepanjangan. 'Mengapa aku selalu seperti  ini di depan dua wanita? Arggh.. aku beanr-benar terlihat bodoh. Mengapa aku bisa seperti ini?' batin Ludius.

Di belakang Silvia, diam-diam Ludius  terus mengikuti dan memperhatikan tanpa berani mendekat. Unutk sementara  mungkin Ludius hanya akan mengawasi sampai Silvia merasa tenang.

Dari belakang, terdengar Silvia sedang bergumam membicarakannya, dan itu membuat Ludius ingin sekali mendekap dan menenangkan amarah istri tsunderenya.

”Huft.. mengapa dia tidak mengejarku, bukannya menenangkan hatiku justru berbalik acuh. Dasar pria menyebalkan, tidak punya hati! Bagaimana mungkin aku bisa jatuh hati padanya dulu.” umpat Silvia sambil meremas-remas kedua tangannya geram.

Tepat di belakang Silvia, giliran Ludius yang mendekapnya perlahan membuat Silvia menghentikan langkahnya. Silvia tahu pria di belakangnya adalah Ludius hanya bisa menghembuskan napas perlahan,  ia memejamkan mata sejenak memutar kembali memory yang membuat setidaknya amarahnya mereda. Ia tidak langsung berbicara pada Ludius dan memilih diam, mendengarkan apa yang akan Ludius katakan.

'Pfft.. dasar istriku, marahpun kamu tetap terlihat imut dan menggemaskan.' Batin Ludius.

Dengan penuh kasih sayang Ludius mencium pipi kanan Silvia dan menyandarkan kepalanya di atas bahunya. ”Maafkan aku Sayang, sudah membuatmu merasa tidak nyaman dengan kejadian tadi. Tapi sungguh aku tidak ada pemikiran untuk membuatmu seperti ini. Aku hanya bodoh tidak bisa tegas di depan Azell, bukankah aku aku terlihat menyedihkan..”hal

”Kamu memang menyedihkan, dan selalu menyedihkan. Apakah kamu sedang mencoba menebus dosamu pada Shashuang, atau membuatnya bimbang dengan ke plin plananmu Ludius?. Selama ini aku diam karena aku memang tidak ada hal untuk membuat jurang pemisah di antara kalian karena masih ada Azell. Tapi bukan berarti aku tidak cemburu. Aku masih mempuyai hati, aku masih bisa merasakan terluka.” Ungkap Silvia, ia memang tidak bisa melepaskan Ludius, tapi disatu sisi kondisinya...

Mengapa Tuhan menempatkannya di posisi seperti ini? Ini sama saja siksaan batin yang tiada ujung. Ingin sekali marah tapi disisi lain ia juga tidak bisa menjamin dirinya sendiri akan bisa berada di sisi Ludius selamanya.