Chapter 384 - 384. Club De Luxe bag5. Bantuan (2/2)

Mulai dari sini Zain cukup bingung, bagaimana caranya memasuki ruangan yang sudah di setting dengan alat pendeteksi identitas?

Karena, jika ia memaksa masuk tanpa persiapan, sudah jelas akan terbaca  oleh camera pendeteksi dan pastinya berakibat tidak baik untuknya. Seketika identitasnya terbongkar. Di tengah kebuntuannya, Zain bagai mendapat secercah harapan begitu melihat Ludius bersama Wangchu datang bersama beberapa anak buahnya yang sedang membereskan musuh yang ada di area gedung lelang.

”Kau datang Ludius?” tanya  Zain bernada ejekan.

”Tentu saja, meski sedikit terlambat karena harus mengurus tikus-tikus yang menghambat perjalananku.” Balas Ludius membela diri. Ia beserta Wangchu datang melalui jalan rahasia yang Zain kirimkan dan kini mereka ada di depan Zain, ”Jelaskan situasinya saat ini, aku sudah memahami sebagian. Lalu untuk apa kau mengincar ruangan ini, Zain!” tegas Ludius.

”Aku sedang menganalisis dimana kira-kira letak kedua benda yang sedang di lelangkan. Dan analisisku berakhir di ruangan yang penuh pengamanan ini. Tapi dari pemahamanku, kita sepertinya akan sulit untuk masuk Ludius.” Ujar Zain.

”Jika kita sulit untuk masuk, maka kita buat mereka untuk keluar dan membuka secara otomatis sistem keamanan yang sudah terlanjur di aktifkan, meski cara ini juga bisa di bilang cara yang pengecut.”

Setelah menjelaskan rencana penyusupan ke dalam ruangan itu, Ludius akan memulai dengan melemparkan sebuah koin kecil ke dalam ruangan tersebut dan menunggu reaksi dari keamanan otomatis yang mendeteksinya.

Ring.. ring..

Terdengar suara bunyi alarm darurat yang menyala akibat koin yang barusan Ludius lempar mengenai laser pendeteksi. Dari dalam ruangan tersebut, keluar beberapa pria dengan atribut khusus, mungkin itu menjadi kunci dari divisi keamanan yang ada di ruangannya yang membuat mereka tidak terkena dampak dari keamanan otomatis tersebut.

”Zain kau sudah mempehatikan mereka baik-baik, bukan. Jadi apa kau memahaminya?” tanya Ludius sambil sesekali melirik ke aarah Zain.

”Uhm, aku memahami apa yang kau katakan. Aku akan melawan mereka dan mengambil atribut tersebut agar bisa masuk ke dalam tanpa harus khawatir pengaman otomatis itu.”

Beberapa orang sudah siap dengan senjata mereka keluar dari ruang keamanan dan begitu Zain keluar dari tempat persembunyian, mereka menyerang Zain dengan membabi buta.

Bang  bang bang!!!

Ludius yang mengawasi, melihat Zain terdesak langsung meminta Wangchu untuk membantunya. ”Bodoh! Mengapa langsung menyerang musuh dengan terang-terangan. Apa kau mau cari mati brengsek!” umpat Ludius. ”Wangchu, segera bantu Zain!” perintahnya.

Ludius sendiri langsung mempersiapkan senjatanya, dengan tubuh yang belum pulih sepenuhnya, ia keluar dari tempat persembunyian dan membantu Zain yang sudah ada di sana. Melihat ada serangan dari belakang, Ludius mencoba mempreingatkan Zain.

”Di belakangmu bodoh!”. Teriak Ludius, dengan cekatan ia menembak satu-persatu musuh dari belakang Zain.

Bang bang!!

Duar!!

Terdapat aliran listrik yang tidak sengaja terkena peluru Ludius seketika meledak. Musuh yang ada di sekitarnya terpental sejauh 2 meter.