Chapter 383 - 383. Club De Luxe bag4. Melawan Balik (2/2)

[”Sepertinya ada kelompok  tertentu yang menginginkan chipnya, atau penyebab lainnya adalah mereka memang sengaja memancing orang untuk datang dan melakukan sabotase lelang dengan begitu mereka tahu siapa musuh yang harus di waspadai mulai dari sekarang. Bukankah itu Licik?”]

[”Lalu bagaimana keadaan kalian saat ini? Pintu luar pastinya sudah di sabotase.”]

[”Kau tidak perlu khawatir, aku adalah hacker handal. Sebelum ini aku sudah menyelidiki gedung ini terlebih dahulu. ada sebuah jalan rahasia yang menghubungkan gedung lelang dengan gedung yang lainnya. Aku akan mengirimkan denah itu sekarang!”]

Zain memutus panggilannya, ia segera mengirim rancangan denah lokasi jalan rahasia yang di gambarnya secara visual dan mengirimnya pada Ludius. Bianca yang sedari tadi diam tak bersuara, rupanya terus memperhatikan lagat Zain dan semua tentangnya.

”Kau cukup tanggap juga sebagai salah satu anggota SSIA.” Puji Bianca yang terdengar seperti sebuah ejekan bagi Zain.

”Terima kasih atas pujianmu, tapi kau mengatakannya tidak benar-benar tulus dan aku tidak menyukainya.”

Senyum seringai tersungging di bibir merah Bianca, di saat Zain tengah sibuk menghack keamanan di sekitar gedung menggunakan ponselnya yang sudah di modifikasi, Bianca begitu saja melemparkan senjata api jenis revolver padanya.

”Aku percayakan nyawaku padamu. Kau harus melindungiku baik-baik!” tegas Bianca.

Zain melirik ke arah Bianca, ”Kau cukup cerdas juga. Aku sudah menghack keamanan di area sekitar. Siap untuk keluar dan melihat mengambil chip tersebut?” tanya Zain, entah mengapa tiba-tiba ia begitu bersemangat ketika melihat ke cerdasan dan hal lain dari seorang wanita dan itu ada pada Bianca, meski Bianca orang yang sangat penggoda dan bermulut bisa.

”Ok, ini tugas yang di berikan Tuan Lu. Aku tidak akan mengecewakannya.” Bianca memperhatikan Zain yang terus melihat ke arah lengannya. ”Jangan melihatku seperti itu, ini hanya luka gores biasa. Paling aku akan meminta konpensasi untuk menghilangkan bekas luka ini agar tidak berbekas. Kulitku harus tetap mulus demi menunjang karirku..”

Mulai lagi, Bianca yang selalu mengutamakan penampilan di atas segalanya. Ohya, dia adalah Queen nya kantor kalau Silvia tidak ada. Mengapa bisa begitu? Jawabannya mudah. Karena hanya Bianca yang berani terang-terangan bersama Ludius di depan karyawan kantor lainnya. Bahkan tidak jarang juga seorang Bianca di cap sebagai PELAKOR oleh karyawan lain karena mengganggu hubungan romantis Presdir mereka Ludius dengan istrinya.

Kembali ke topik, Zain menggandeng Bianca untuk bersiap keluar dari ruang persembunyian mereka, mengambil chip tersebut dari tangan musuh yang datang entah dari mana. Terlebih lagi obat Psycotronics tersebut belum berhasil di lelangkan. Mungkin Zain akan mengambilnya juga jika ada kesempatan.

Dari balik pintu yang sedikit terbuka, masih terdengar suara adu tembak dan tembakan beruntun dari senjata otomatis. Perlahan tapi pasti, mereka keluar dari ruang persembunyian tersebut, sembari Zain mengamankan keselamatan Bianca.

Tiba di sebuah dinding gedung lelang, dari arah jarum jam 9 sebuah peluru berondong di arahkan pada mereka.

Bang bang bang..!!

Zain langsung bersembunyi, begitu tembakan musuh terhenti, Zain tidak segan untuk membalas. Hanya dengan beberapa kali tembakan dan musuh yang bersembunyi di bagian atas gedung jatuh terkapar ke lantai.

Bang bang!!

Satu musuh tumbang, di tengah gedung lelang hanya di tinggal sekitar 10 menit oleh mereka, sudah banyak mayat yang tergeletak dengan genangan darah yang berceceran entah itu dari para tamu lelang atau dari pihak musuh.

Ironis..

Untuk kesekian kalinya Zain harus melihat begitu banyak nyawa wanita tak berdosa menjadi korban dari keganasan ambisi para penguasa. Meski mereka adalah wanita panggilan untuk menemani hal yang begitu keji dimata mereka.