Chapter 382 - 383. Club De Luxe bag3. Serangan! (2/2)
Dari mimbar Host membuka suara. ”Chip ini sudah di tawar oleh Tuan dari Kota Tiongkok dengan harga 2M RMB, adakah yang berani menawar lebih dari 2 M RMB?. Jika tidak ada yang berani menawar lebih tinggi lagi, maka keputusan final.”
Tok tok tok..
Palu di ketuk, tanda transaksi sudah final.
Kedua anak buah yang ada di belakang Zain diam setelah mendengar suara host yang mulai mengetuk palu. Dua wanita cantik keluar membawa kotak kaca berisi chip tersebut. Zain langsung memperhatikan hal tersebut dan menyambungkan panggilannya dengan Ludius.
Drrt.. drrt..
[”Ludius, kau ada di mana? Lelang chip sudah selesai dan kini berada di tangan seseorang!”] kata Zan dengan suara berbisik, agar tidak ada yang menyadap pembicaraan mereka.
[”Aku akan segera sampai. Kau selidiki saja siapa yang membeli chip itu, kita akan melihat perkembangannya, apakah ada pergerakan dari mereka (Orang yang bersangkutan dengan yang memberikan chip pada pihak lelang).”]
[”Baiklah, untuk lelang selanjutnya adalah mind control. Kau pasti akan tertarik dengan hal satu ini.”]
Zain kembali memutus panggilannya. Setelah ia merekam semua orang yang datang ke lelang menggunakan camera pengawas. Ia beranjak dari duduknya dan kembali ke tempatnya semula, yaitu di samping Bianca.
”Apa kau menungguku, Nona Bianca?” tanya Zain yang sudah ada di depan Bianca.
”Tidak juga, sayang sekali. Lelang chipnya sudah selesai, kau lambat.” Ejek Bianca.
”Bukankah kau juga tahu apa yang aku rencanakan, tidak perlu pura-pura tidak tahu. Kau adalah wanita misterius Nona Bianca.” Ujar Zain. Ia kembali duduk di samping Bianca.
”Bagaimana dengan penyelidikannya. Kau sudah merekam semua tamu yang datang?” tanya Bianca berbisik.
”Sudah, lalu bisakah kau membantuku untuk menyelidiki siapa yang membeli chip tadi?” balas Zain masih dengan berbisik.
”Kau akan segera mengetahuinya..” jawab Bianca dengan senyum seringai.
'Wanita licik ini, dia pasti sudah mengetahui sesuatu. Senyumnya benar-benar seperti wanita bermuka dua.' Batin Zain.
Seorang pria maju kedepan untuk mengambil barang lelang yang sudah jatuh di tangannya. Namun baru saja ia berdiri di atas mimbar dan belum menyentuh kotak kaca tersebut, dari arah yang tidak di ketahui sebuah peluru yang di temmbakkan senjata laras panjang yang menggunakan peredam suara sehingga tidak terdengar suaranya menembus jantungnya.
Gubrak..!!
”Kyaaaa....” seketika para wanita pendamping berteriak histeris ketika melihat pria yang baru maju kedepan terjatuh dengan dadanya bersimbah darah.
”Mereka bergerak lebih cepat dari dugaanku!” ujar Bianca.
Zain langsung menoleh kearah Bianca, ”Apa maksudmu, apa kau sudah mengetahui hal ini sebenlumnya?” tanya Zain.
”Tidak juga, aku hanya mencoba memahami situasi saat ini.” Bianca menoleh kearah atas dan melihat ada snipper yang menargetkan mereka.. ia langsung menarik Zain pergi dari tempat mereka duduk. ”Jangan diam saja pria kaku, kita sedang dalam bahaya! Siapkan senjatamu, atau jangan-jangan kau meninggalkan semua senjatamu di mobil?” tebak Bianca. Melihat reaksi Zain, Bianca sudah menebak bahwa tebakannya benar.