Chapter 376 - 376. Hambatan bag2. Celaka!! (1/2)
Segerombolan musuh yang sudah mendapat kode dari pemimpin mereka langsung bersiap siaga. Mereka dengan cepat menyebar membentuk sebua formasi melingkar untuk mengepung Ludius dari segala arah.
Beberapa dari mereka selain memegang revolver, ada juga yang memegang katana. Kemungkinan orang yang memegang pedang katana adalah seorang assassin terlatih yang di siapkan untuk melawan Ludius. Karena selain Ludius pandai dalam bela diri tangan kosong dan ketepatannya dalam menembak, ia juga seorang pemain pedang yang handal. Hanya saja bakatnya dalam permainan pedang tidak terlalu di asah.
”Tidak ku sangka, boss kalian bahkan mengirim seorang assassin untuk menyerangku. Sepertinya dia memang tahu semua kemampuanku.” Kata Ludius terang-terangan.
Musuh sudah siap di posisi mereka masing-masing, menunggu Ludius membuat pergerakan yang nyata. Suasana menjadi hening, semua terdiam dengan konsentrasi mereka masing-masing. Tangan kanan Ludius sudah siap di dalam saku dengan memegang pistol revolver, sedangkan tangan kiri berjaga-jaga untuk menjadi tumpuan yang di bebankan ke mobil untuknya melakukan lompatan berbalik jika ia mendapat serangan dadakan.
'Astaga!! Mobil kesayanganku, maafkan aku yang akan mengorbankanmu untuk menjadi tameng dalam menghadapi mereka. Aku tidak ada pilihan lain. Chih.. sebenarnya aku sangat tidak rela tapi mau bagaimana lagi..' batin Ludius yang sangat menyayangkan mobil favoritnya menjadi korban.
Dalam hitungan detik, beberapa orang yang berada di posisi samping dan depan Ludius langsung menodongkan pistolnya. Ludius yang sadar arah tembakan mereka langsung mengambil ancang-ancang untuk menghindar.
Dengan tangan kiri yang menjadi tumpuan, Ludius langsung melompat kearah berlawanan dan bersembunyi di balik mobilnya.
Bang bang bang!!!
Prank..
Bam...
Dalam sekejap mobil ferrary luxury seharga 20 M RMB rusak parah mendapat serangan jarak 10 meter dari musuh yang menembakkan pelurunya. ”Fyuuh.. tadi itu hampir saja..” gumam Ludius.
Sembari mengamati pergerakan musuh, ia mengedarkan pandangannya untuk mengamati medan yang sedang ia tempati. Kondisi medan sekitar yang hanya ada sebuah hamparan tanah yang luas tanpa adanya sesuatu yang bisa di gunakan untuk bersembunyi benar-benar sangat merugikan bagi Ludius.
Bang bang!!
Tang!!
Prank!!
”Brengsek! Mengapa aku bisa salah mengambil medan untuk bertarung. Jika seperti ini, aku hanya bisa menghadapi mereka secara langsung.”
Ludius melihat kearah musuh, dari arah jarum jam 11 dan 2 ada tiga musuh, serta dari arah jam 7 dan 9 ada empat orang. Semuanya memegang senjata api jenis revolver dalam keadaan siaga, berdiri mengamati ke arah mobil.
Untuk mempersingkat waktu, Ludius mendongakkan wajahnya, bersiap menyerang secara beruntun dengan mengandalkan instingnya. Ia mulai dari arah jarum jam 7 menuju 9. ”Mulai..!!”
Bang bang bang !!!
Tangan kiri yang bertumpu pada mobil membuat Ludius bebas bergerak melompat ke arah jarum jam 11 dan menyerang musuh yang berada di sana dengan kecepatan tinggi.
Bang bang bang !!!
Slaapppp...
Duar!!!
Dalam sekejap lima musuh yang memegang senjata api jenis revolver tumbang, kini tersisa beberapa orang yang mengandalkan kekuatan fisik dan 3 orang assassin.
”Kurang ajar! Kau menghabisi anak buah terbaikku. Tidak bisa di maafkan!” teriak pemimpin penyerangan kali ini yang berada di sudut jarum jam 10.
”Bukankah sudah ku bilang kalau aku tidak suka di paksa! Inilah hasilnya jika kau memaksa seorang Ludius Lu!” balas Ludius dengan tatapan tajam.
Pemimpin penyerangan terlihat geram, ia menggertakkan giginya dengan tangan yang mengepal erat. ”Kalian!” sambil menunjuk ke arah assassin. ”Serang secara bersamaan!” perintahnya dengan lantang,
”Baik Boss!”.
Sang pemimpin tersenyum seringai, ia seperti sedang menunggu detik-detik tumbangnya Ludius. ”Kau takkan bisa menang melawan mereka, Ludius. Mereka adalah assassin dari guild terbaik di Jepang.” Gumamnya dengan terus memperhatikan bawahan assassinnya yang siap menyerang.