Chapter 374 - 374. Malam yang GAGAL.. (1/2)

”Baik-baik.. maafkan aku Sayang, aku takkan menertawakanmu lagi. Sudah dong meweknya..” Dengan penuh kesabaran Ludius mengusap peluh yang membasahi kening istrinya dan mengantar sitrinya ke sofa dan mendudukkannya disana,

Ludius duduk disamping Silvia, ia memandang kearah Silvia yang membuang muka darinya. Kedua tangan Ludius memegang tangan Silvia dan sedikit memaksa Silvia  untuk memandang matanya.

”Coba katakan, mengapa kamu sangat penasaran dengan cerita Nadia, Sayang? Kamu tahu sendiri istri cengengku, Nadia bukannya tidak ingin cerita, ia hanya menghawatirkan kondisimu. Kamu kan tahu sendiri ini sudah ralut malam. Lagi pula, Nadia juga butuh privasi dalam hubungannya dengan Wangchu. Biarkan mereka mengurus sendiri masa depan mereka.”

Sepertinya perkataan Ludius berefek pada Silvia yang diam sedari tadi. Silvia yang membuang muka prelahan menoleh ke arah Ludius. ”Uhm.. aku terlalu kepo an jadi orang ya? Padahal kan aku hanya ingin membantu hubungan mereka agar menjadi lebih dekat saja.” Ujar Silvia, wajahnya masih saja di tekut bagai kain kusut.

”Sudah-sudah, sebaiknya kamu tidak ikut campur dengan hubungan mereka Sayang. Jika waktunya sudah tiba mereka juga akan saling mengerti dan terbuka satu sama lain.” Ludius memegang dagu Silvia dan tersenyum tipis padanya. ”Sayang, bukankah kita juga memiliki urusan yang harus di selesaikan? Sudah beberapa hari aku tinggal di hutan dan selalu memikirkanmu. Tidakkah istri cantikku ini memberikan sedikit pengobat rindu..” kata Ludius lembut dan lirih.

”...”

Silvia tidak menjawab perkataan atau kode yang biasa Ludius katakan padanya. Silvia hanya terus memandang wajah suaminya dan baru menyadari bahwa saat ini Ludius tidak memakai pakaian atas dan hanya memakai celana panjang untuk menutupi jurus pamungkasnya.

'Apakah suamiku ini sedang meminta jatah? Haruskah sekarang?' pikir Silvia.

Tatapan mata Ludius kini terlihat lebih hangat, tangan kirinya menggapai wajah istrinya dan menyentuhnya dengan sepenuh hati. Membelainya dalam balutan kasih sayang. Perlahan, Ludius mendekatkan wajahnya dan mencium bibir ranum istrinya.

Kali ini Ludius memberikan ciuman dengan sangat lembut, tidak ada paksaan seperti yang biasa ia lakukan. Sembari terus memainkan ciuman mereka, Silvia yang juga terlihat menikmatinya, tanpa ragu menggapai tengkut leher Ludius untuk mempererat ciuman mereka.

Mendapat balasan yang sangat agresif dari istrinya, Ludius tidak ingin melewatkan waktunya terbuang sia-sia. Tangan kirinya yang menyentuh wajah istrinya, ia turunkan mengerayap menambah kenikmatan yang istrinya rasakan.

Di tengah-tengah permainan mereka, tidak sengaja tangan Silvia meraba punggung Ludius dan saat itu juga Ludius menghentikan aktifitasnya. Bibirnya yang masih menempel erat, Ludius melepasnya secara paksa.

Silvia sontak saja tersentak kanget. Ia secepatnya melepas tangannya yang menyentuh punggung Ludius. ”Suamiku, ada apa denganmu?” tanya Silvia cemas.

'Brengsek! Mengapa harus di saat seperti ini. Menyebalkan!' batin Ludius mengumpat dirinya sendiri.

Baru saja akan mendapat service dari istrinya, Ludius baru saja mengingat bahwa kondisinya masih tidak baik-baik saja. Terpaksa Ludius beranjak dari kasur tanpa mengatakan apapun pada Silvia.

”Ludius, Tunggu! Katakan, mengapa kamu tiba-tiba diam? Apa kondisimu sebenarnya tidak dalam keadaan baik-baik saja?” tebak Silvia, ia mengangkat sebelah alisnya sambil melihat mana  yang salah dari Ludius,

Kini posisi Ludius sudah berdiri di samping Silvia. Ia menunduk dan mencium istrinya kembali sembari memberikan senyum simpul pada istrinya. ”Tidak Sayang, aku baik-baik saja. Hanya saja aku baru ingat ada beberapa hal yang harus aku selesaikan. Sorry baby, aku tidak bisa memuaskanmu malam ini..” ujar Ludius dengan kembali mencium Silvia.