Chapter 373 - 373. (1/2)

Setelah membujuk Nadia dan meredakan amarahnya yang sempat meledak-ledak, Wangchu langsung menggenggam tangan Nadia membawanya keluar dari kamar tamu untuk bergabung ke ruang makan.

”Permisi Bibi, maaf kami datang terlambat.” Celetuk Wangchu yang baru saja datang bersama Nadia. Mereka masih berdiri di depan pintu menunggu sang pemilik rumah mempersilahkan mereka masuk.

”Apa yang kalian lakukan disana nak, ayo masuk. Mari ikut makan malam bersama.” Sahut Ibu Yuliana.

”Baik, terima kasih Bi, kami tidak akan sungkan..” Wangchu masih memegang tangan Nadia dan membawanya ke meja makan di samping Ibu Yuliana.

Mata Ludius yang tidak sengaja menangkap hal itu tentu saja tidak ingin melewatkannya. Ia diam-diam terus mengawasi mereka sambil menyantap makan malamnya. ”Ekhem.. Nadia, bagaimana perjalanan dari Indonesia? Pasti begitu melelahkan ya. Maaf sudah merepotkanmu untuk ikut datang ke Indonesia.” Celetuk Ludius di tengah makan malam mereka.

Bukannya Nadia yang tersindir tapi justru Wangchu. Wangchu yang sedang memegang piring dan ingin mengambil pangsit kuah yang tidak jauh dari depan Ludius, langsung melirik tajam ke arahnya. ”Ludius! Apa kau ingin menyindirku.” Bisik Wangchu dengan wajah masih tidak teralihkan dari pandangan Ludius.

”Itu tergantung dari mana kau menilainya. Sepertinya selama kepergianmu ke Indonesia dengan Nadia, banyak hal yang terjadi di antara kalian. Bukankah itu bagus..” Ludius terus memancing Wangchu dengan sindiran-sindiran pedasnya.

”Chih..!” Wangchu berdecis kesal, ia kembali ke tempat duduknya. Kembali bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa.

Mata dan insting Silvia yang menangkap ada yang tidak beres dengan mereka berdua langsung menyenggol lengan Ludius. ”Apa yang  barusan kalian bicarakan?”

”Kamu yakin ingin mengetahuinya, Sayang? Memang kamu mau memberikan apa sebagai bayarannya?” balas Ludius yang justru berbuah ledekan nakal dan usil darinya.

”Simpan ancamanmu untuk dirimu sendiri, aku tidak butuh!” ujar Silvia ketus.

-

Makan malam berakhir dengan khidmat meski beberapa kali Ludius berbuat usil hingga mengundang kejengkelan Silvia. Wangchu yang makan malam bersama Nadia di sampingnya juga beberapa kali memainkan keusilannya. Bagi Wangchu, tidak bisa kalau tidak menggoda Putri Nadia juteknya.

Setelah selesai makan malam, semuanya langsung menyusul ke ruang tamu untuk mengantar Wangchu yang harus kembali ke  mansionya. Nadia berdiri paling dekat dengan Wangchu, sudut hatinya secara tidak langsung merasa kehilangan, mungkin karena beberapa waktu mereka terus  bersama. Bukankah sebuah kebiasaan juga bisa mendatangkan sebuah rasa, rasa yang tadinya hanya ada sebatas teman  berubah menjadi sayang, mungkin sebentar lagi juga akan berubah menjadi cinta. Tinggal bagaimana Wangchu mau mengambil hati dari putri juteknya.

”Bibi, ini sudah malam. Kalau begitu izinkan saya pamit untuk kembali ke kediaman saya.” Kata Wangchu di akhir pembicaraan mereka.

”Nak Wangchu yakin ingin kembali sekarang? Tidak menunggu besok. Soalnya ini sudah malam, pasti nak Wangchu juga perlu istirahat. Menginap di sini saja barang semalam.” Tawar Ibu Yuliana.

Senyum Nadia langsung mengembang mendengar penuturan Bibinya itu. Tapi sepertinya Wangchu tetap akan menolaknya.