Chapter 359 - 359. Rencana Liburan bag 3 (1/2)

Wangchu memiliki firasat tidak baik mengenai apa yang sedang di katakan Zhenyi, entah apa yang sedang terjadi, yang jelas ia tidak bisa membantu. Dan hanya bisa memberikan arahan pada Zhenyi untuk sementara waktu.

[”Saat kami menyusuri hutan, kami melihat Master dalam keadaan pingsan. Dan disaat kami ingin membawa Master pergi, seorang wanita berlari kearah kami dan mengatakan bahwa dia orang yang menolong Master dan memaksa ikut bersama kami.”]

[”Apa! Lalu dimana Ludius saat ini? Dan siapa wanita itu sebenarnya?.”]

[”Kami masih dalam perjalanan menuju Mansion. Karena wanita tadi keras kepala mengatakan dirinya orang yang menolong Master, maka dari itu kami terpaksa membawanya.”]

[”Karena sudah terlanjur membawanya. Pesan sebuah apartemen dan pelayan, biarkan wanita itu tinggal disana. Jika tetap tidak mau, untuk sementara waktu paksa dia dan jangan mengatakan hal itu pada Ludius. Mengerti!.”]

[”Baik Tuan Wangchu, kami mengerti.”]

Tut.. tut.. tut..

Wangchu menutup telefonnya dan memasukkan kembali ke dalam saku jasnya. Perasaannya kali ini benar-benar campur aduk, padahal ia berkeinginan untuk menjalin kedekatan dengan Nadia selama di Indonesia, tapi sepertinya tidak semudah itu.

”Maaf lama menunggu Tuan, ini pesanan anda.” Kata pelayan yang datang bersama pelayan lain membawa dengan beberapa piring berisi ikan bakar, nasi uduk, lalapan, pecak lele dan masih banyak lagi dengan minuman yang bervariasi.

Mereka satu persatu menaruhnya di meja. Untuk ukuran satu orang, cukup banyak makanan yang mereka bawakan, tentu saja Wangchu tidak bisa memakannya sendiri. Mungkin ini akan jadi makan siang berkesan kalau saja Nadia mau menemaninya.

”Tuan, selamat menikmati. Jika ada yang di butuhkan lagi, jangan sungkan untuk memanggil kami. Kalau begitu permisi.” Ucap pelayan menundukkan badan sebelum pergi dari hadapan Wangchu.

Disaat Wangchu sedang melihat satu persatu makanannya, ada seorang wanita berpakaian dress panjang dengan desain terbelah di bagian samping sepanjang paha kebawah. Terlihat begitu erotis dan gesturnya yang menggoda datang menghampiri Wangchu.

”Siang Tuan Muda, sendirian saja?,” tanya si wanita tadi yang baru datang. Entah di sengaja atau tidak, ia dengan lirikan dan tatapannya yang menggoda menghampiri Wangchu.

”...”

Wangchu tidak menyahut atau menggubrisnya, ia dengan santainya menikmati makanannya seolah tidak menanggap kehadirannya.

Karena Wangchu tetap acuh tak acuh, sang wanita dengan sengaja duduk di samping Wangchu dan menyentuh tubuhnya. ”Tuan, anda benar-benar tidak ingin saya temani?.” Tanya si wanita dengan tangan mengusap-usap lengan kekar Wangchu.

”Pergi! Aku tidak membutuhkan layanan apapun!.” Sentak Wangchu tanpa melihat ke arahnya.

Maklum saja, Wangchu yang sudah biasa hidup dengan berbagai macam wanita tidak akan termakan dengan rayuan murah wanita seperti nya. 'Jangan mimpi untuk bisa dekat denganku. Kau bukan kriteria dari wanita Wangchu!.' Batin Wangchu. Ia masih dengan santainya menikmati makan siangnya.

”Tuan, anda mengusir saya begitu saja? Apakah anda sungguh tidak menginginkan saya untuk menemani saya? Saya sungguh siap kapanpun Tuan.” Sang wanita mendekatkan mulutnya di telinga Wangchu. ”Saat ini saja saya siap menemani anda di pulau kapas Tuan ku.” Bisiknya dengan desahan yang seksi.

Wangchu menoleh ke arah wanita itu sekali dengan tatapan tajam. ”Sudah aku katakan, aku tidak membuutuhkan pelayanan apapun. Aku harap Nona tidak membangkitkan amarah ku atau aku tidak akan segan lagi melemparmu ke tempatnya!.” Ancam Wangchu dengan suara lirih namun tegas hingga membuat wanita itu dengan seketika terdiam. Wanita itu mungkin merasa tertekan dengan perkataan dan tatapan Wangchu.