Chapter 347 - 347. Kabar yang begitu cepat tersebar (2/2)

'Menikmati sarapan sendiri tanpamu benar-benar sebuah cobaan bagiku suamiku. Di saat-saat seperti ini, mengapa aku sangat merindukan kenakalan dan kejahilanmu Ludius?. Sebenarnya kamu ada dimana sekarang? Mengapa hanya dalam sejekap mata kau menghilang bagai di telan bumi Sayang.'

Rintihan hati seorang Silvia tidak ada seorangpun yang akan mendengarnya, karena hanya  Ludius seorang yang tahu bagaimana tangisan hati istri tercintanya. Saat ini Silvia hanya bisa menangis dalam hatinya tanpa bisa mengeluarkan air matanya, demi orang lain, juga demi kelangsungan Perusahaan.

”Kamu harus tegar Silvia.” Gumamnya menyemangati diri sendiri.

Di tengah sarapannya, Bibi Yun datang menhadap. ”Nyonya, ada tamu didepan.” Ucap Bibi Yun lirih, takut mengganggu sarapan Silvia.

”Siapa Bi?” tanya Silvia balik, ia menghentikan sarapannya dan menoleh kearah Bibi Yun.

”Tidak tahu Nyonya, tamu itu hanya menyebutkan jika Nyonya menemuinya pasti mengenalnya.”

”Baiklah, aku akan menemuinya terlebih dahulu. Tidak tahu juga siapa pagi-pagi seperti ini mengganggu dengan bertamu tanpa mengatakan namanya..”

Silvia menyudahi memakan rotinya, sebelum itu dia meminum susu yang sudah di siapkan Bibi  Yun lalu pergi ke ruang tamu.

-

”Permisi, apakah anda sedang mencari saya?.” Tanya  Silvia pada pria yang duduk membelakangi Silvia saat ini.

Pria itu berdiri dan menoleh kearah Silvia dengan senyuman. ”Selamat pagi Nyonya Silvia,” sapanya.

”Pangeran Richard, bagaimana bisa kamu sepagi ini sudah ada di rumahku?.”

”Tentu saja bisa, aku sedang dalam perjalanan dan kebetulan melewati jalan menuju Mansionmu. Ya sudah, aku mampir.” Jawabnya santai, sangat santai sampai membuat Silvia hanya bisa mengelus dada dengan alasan klasiknya.

'Tidak bisakah membuat alasan yang lebih bagus sedikit?! Haisst.. pria ini memang selalu semaunya sendiri.' Batin Silvia.

Silvia langsung menghampiri Pangeran Richard dan duduk disofa bagian depan lawan bicaranya. ”Dimana Putri Emilia? Sudah lama kami tidak bertemu. Apakah dia sehat?.” Tanya Silvia mengalihkan perhatian pria di depannya itu.

”Emilia sedang ada di Mansion, aku tidak membawanya karena memang sedang dalam perjalanan bisnis.”

”Oh.” Jawab Silvia singkat sambil mengangguk-anggukan kepala.

Sejenak suasana ruang tamu menjadi hening, selain karena Silvia sedang dalam mood tidak baik, ia juga sangat malas membalas perkataan atau pertanyaan Pangeran Richard.

”Permisi.. Nyonya dan Tuan, silahkan dinikmati minumannya.” Sela Bibi Yun yang datang membawa nampan berisi minuman dan menyajikannya di meja.

”Terima kasih Bi,” ucap Pangeran Richard dengan melemparkan senyum mautnya.

”Katakan Pangeran Richard, apa yang membuatmu sepagi ini berkunjung ke Kediaman Lu?.”

”Kedatanganku kemari untuk melihat bagaimana keadaanmu.  Syukurlah kamu baik-baik saja.” Balasnya dengan suara lembut, sungguh berbeda dengan Pangeran Richard yang biasanya.

”Maksudmu apa mengatakan ini Pangeran Richard?.”

”Maksudku adalah, aku sudah mendengar kejadian malam tadi dari orang-orangku. Mereka memberi kabar bahwa Longshang terluka parah dan Ludius belum di temukan sampai saat ini. Benarkan..”