Chapter 348 - 348. Mmberi tumpangan ke kantor (1/2)
”Kamu mendapatkan kabar begitu cepat Pangeran Richard. Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar semuanya?.”
”Tidak ada, aku hanya mengkhawatirkan kondisimu. Kamu sedang hamil Silvia, aku hanya tidak ingin kamu larut dalam kesedihan dan akhirnya berdampak pada kondisi tubuh dan kandunganmu.”
Perkataan Pangeran Richard kali ini terlihat sungguh-sungguh, 'Apakah dia benar-benar mengkhawatirkanku?. Tapi alasan apa yang membuatnya begitu mengkhawatirkanku?.'
Perkataan itu hanya tertahan di dalam hati Silvia tanpa bisa ia ungkapkan. Ini memang terlalu aneh bagi Silvia. Mereka baru beberapa kali bertemu dan Pangeran Richard tiba-tiba saja memberikan perhatian lebih.
”Pangeran Richard, kamu sudah melihat kondisiku baik-baik saja bukan. Bisa kamu tinggalkan tempat ini segera, karena aku harus ke kantor pagi ini.” Ucap Silvia memutus pembicaraan mereka. Ia berdiri dan menunjukkan pintu keluar pada Pangeran Richard.
”Baiklah, kamu sudah mengusirku secara halus, maka aku takkan memaksa lagi.” Pangeran Richard ikut berdiri. ”Aku sudah melihat kondisimu, dan kamu baik-baik saja. Kalau begitu aku harus pergi terlebih dahulu. Jaga kesehatanmu Silvia.” Pangeran Richar meninggalkan ruang tamu menuju pintu depan.
”Terima kasih atas perhatianmu Tuan Richard. Aku pasti akan menjaga diri dengan baik. Sampai jumpa..” ucap Silvia dengan melebarkan senyum dan melambaikan tangan mengantarkan kepergian Pangeran Richard.
Silvia kembali ke ruang tamu dan memanggil Bibi Yun. ”Bibi Yun!.”
”Iya Nyonya, ada apa Nyonya memanggil Bibi?.” Tanya Bibi Yun yang buru-buru datang mendengar panggilan keras Silvia.
”Segera hubungi Zhenyi dan cari tahu bagaimana kondisi pencarian saat ini. Aku akan ke kantor sekarang.”
”Baik Nyonya.. saya akan menelfon Nyonya begitu mendapat kabar dari Tuan Zhenyi.”
”Aku berangkat dulu Bi,”
”Baik Nyonya, hati-hati di jalan.”
Di depan sopir beserta mobil sudah siap untuk mengantar Silvia menuju ke kantor. ”Pak, kita berangkat sekarang.” Kata Silvia dengan tatapan datar, seakan semua emosinya sudah ia kubur dalam-dalam,
”Baik Nyonya.” Pak sopir langsung membukakan pintu untuk Silvia.
Bzzt.. Bzzt
Terdengar suara dering dari ponsel yang ada di tas mini Silvia.
”Nomor telefon kantor?!.”
[”Halo, selamat pagi Nyonya Lu.”] sapa seseorang di ujung telefon.
[”Pagi, ada yang bisa saya bantu?”]
[”Ini dari kantor Nyonya Lu. Saya sudah menguhubungi nomor Tuan Lu tapi tidak aktif. Jadi tolong sampaikan pada Tuan Lu, jam 9 nanti akan di adakan rapat.”]
[”Baik, terima kasih atas informasinya.”]
[”Sama-sama Nyonya Lu.”]
”Pak segera ke Kantor.”
”Baik Nyonya.”
Mobil melesat menuju kantor Perusahaan Tangshi grup.
-
15 menit telah berlalu, entah mengapa pagi ini jalanan begitu ramai sampai terjadi kemacetan sepanjang 5km. Pak sopir hanya bisa menunggu sampai kemacetan reda, meski ia tidak enak hati dengan Nyonya nya,
Pak sopir melambatkan laju mobilnya dan menoleh kebelakang, ”Nyonya, maaf.. di depan sedang terjadi kemacetan panjang. Jika Nyonya sedang buru-buru, saya bisa meminta pengawal khusus mengantar Nyonya agar bisa sampai kantor tepat waktu.”
”Tidak perlu Pak, tidak masalah kita menunggu di jalan. Sekarang masih pukul 07.30, masih ada 30 menit sampai rapat pagi ini di mulai.”
”Baik Nyonya,”
Saat mobil terhenti, dari luar pintu terlihat seseorang mendekat dan mengetuk pintu samping bagian penumpang.
Tok tok tok