Chapter 344 - 344. Pertempuran di area Nanjiang bag2. Kondisi terburuk (2/2)

Ludius mengambil ponselnya dan melihat kamera pengintai yang di tempatkan seluruh hutan Nanjiang. Ia sedikit terkejut karena musuh sudah berhasil melewati barikade yang ia tempatkan, meski dari pihak musuh banyak yang tumbang.

Ia yang sedang melihat kondisi sekitar hutan teralihkan ketika melihat 4 orang yang terpisah dari anggotanya. Awalnya Ludius berpikir mungkin mereka tersesat, tapi tidak....

”Sial! Empat orang itu sedang mencoba mencari lokasi pasti tempat persembunyian laboratorium. Jangan-jangan..!”

Ludius langsung terfikirkan perkataan Zhenyi yang mengatakan bahwa kemungkinan musuh membawa jenis bahan peledak yang berpotensi merusak untuk memutus sistem keamanan otomatis yang terpasang di sekitar area laboratorium.

Meski sistem keamanan bisa terbilang sempurna, tapi itu belum tentu benar jika berurusan dengan bahan peledak nuklir. Ludius langsung menghubungi tim assasin dan penjinak bom untuk mengatasi keadaan mendesak saat ini.

[”Tim Assasin dan Penjinak bom! Segera menuju ke pusat area  laboratorium. Dari arah jarum jam 3 ada empat orang yang berpotensi membawa bahan peledak!.”] perintah Ludius, suaranya menggelegar di alat komunikasi yang terhubung ke semua anggotanya.

Ludius terus berlari kedalam tengah zona inti yaitu tempat laboratorium di sembunyikan,  di balik pohon besar, Ludius mengamati empat orang tersebut yang sedang mendeteksi kearah mana mereka harus mencari.

”Sial! Kali ini aku kecolongan. Bagaimana bisa tidak ada satupun anggota yang berjaga di tempat ini!.” Gerutu Ludius.

Dengan pistol di tangannya, Ludius terus mengamati dan mencari celat untuk melumpuhkan mereka satu persatu. Dengan perlahan dan mengendap endap Ludius mengikuti pergerakan mereka.

'Sekarang saatnya!.'

Ludius keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung melayangkan beberapa tembakan beruntun kearah musuh.

Bang bang bang!!

Damm!!

Prank!!

Ia langsung berlari kembali ke bagian belakang pohon untuk menghindari serangan balik dari musuh. Karena kurangnya pencahayaan, Ludius baru menyadari adanya beberapa alat yang mereka bawa  berhasil memantulkam semua serangannya.

”Cih, menyebalkan! Bagaimana bisa aku tidak melihat mereka membawa pengaman sampai seperti itu! Semua seranganku terpental.” Ludius berdecis kesal..

Banga bang bang!!!

Merasa mendapat serangan dari arah Ludius saat ini berdiri, mereka lekas menyerang balik dan  sempat melempar sebuah benda.

Ludius  yang memperhatikan hal itu masih belum menyadari apa yang musuh lempar kearahnya. Begitu beberapa detik berlalu, ternyata sebuah granat berukuran sedang tergeletak tidak jauh dari tempatnya bersembunyi.

”Brengsek!.” Dengan segera Ludius berlari dari tempatnya berpacu dengan peledak yang sudah di lemparkan.

Duar!!!

Ludius yang tidak sempat untuk menjauh terkena ledakannya dan terpental hingga terbentur beberapa pohon besar disekitar ledakan. Ia tidak menyadari di sampingnya adalah sebuah jurang yang jarang di ketahui orang.

Brak!!

Bam!!!

Srakk!!

”Arrrghhh...!” teriak Ludius

Tubuh Ludius terus terpental dan berguling menabrak beberapa batang pohon dan semak belukar hingga  terhenti di sebuah ujung jurang yang terjal. Ludius saat itu sudah mulai kehilangan kesadarann dan tubuhnya terus berguling mendekati jurang.

'Apakah ini akhir dari hidupku?'