Chapter 331 - 331. Memberikan Mimpi Indah bag 2 (1/2)

Selagi tangan kiri Ludius bermain disana, untuk menyamankan posisi Silvia. Ludius merubah posisi Silvia menjadi terlentang dan mulai menaiki tubuh istrinya dengan bertumpu pada kedua siku kaki untuk menahan tubuhnya agar tidak menindih tubuh Silvia yang tengah mengandung.

Ludius mulai dengan pemanasan, dengan mencium bibir ranum istrinya, sembari terus meremas lembut buah dada yang sangat dirindukan. Ludius mulai menikmati menyesap melumat bibir manis isterinya dan perlahan memasukkan lidahnya semakin dalam sembari mengulumnya dan memberi ruang bagi Silvia untuk mengikuti iramanya.

Tak disangka, Silvia yang terlihat tengah tidur nyenyak, justru membalas ciuman dan menyesap balik bibir Ludius dengan tangannya refleks mengalung di leher suaminya.

”Uhm...” Desahnya sembari menggeliat tak nyaman di area sensitifnya.

Perlahan Ludius melepas ciumannya dan berlanjut menjamah telinga kiri istrinya dengan tangan bergantian meremas buah dada yang satunya lagi. ”Sayang, biarkan aku memuaskanmu dalam mimpimu, nikmati setiap sentuhanku cintaku..” Bisik Ludius sebelum menggigit lembut telinga istrinya.

”Ugh..” Desahnya kembali, saat ini tubuh Silvia semakin memanas dan menggeliat bagai ulat kepanasan mendapat setiap sentuhan suaminya,

Dari telinga yang sudah memerah, Ludius melanjutkannya keleher jenjang bagian belakang telinga istrinya yang menggoda dengan warna kulitnya kuning langsat khas wanita Indonesia. Dengan liarnya, Ludius menggigit dan menyesap di beberapa tempat dan meninggalkan bekas garis merah disana.

Selagi Ludius melumat setiap jengkal tubuh istrinya yang seksi, tangan Ludius mulai turun dari kebagian tersensitif milik istrinya. Perlahan menyentuh dan membelai dengan lembut untuk membuat istrinya senyaman mungkin.

”Ahhh...” Desahnya racau, tubuhnya kembali menggeliat menahan kenikmatan dari sentuhan Ludius.

Disaat Ludius ingin memasukkan satu jarinya kedalam rongga intim milik istriinya. Tiba-tiba Silvia tersentak bangun dan membuka matanya lebar-lebar.

”Kyaaaa....” Teriak Silvia kaget dengan masih membelalakkan matanya lebar-lebar.

Melihat Silvia yang terkejut, Ludius langsung mencium kembali istrinya untuk membungkam dan menenangkan kembali istrinya dari syoknya.

'Ah.. bagaimana mungkin aku sedang melakukan hal ini dalam keadaan tidur? Ludius! Aku tidak akan memaafkanmu!.' Teriaknya dalam hati,

Karena sudah terlanjur kesal, Silvia mencoba memberontak dengan menggerakkan kedua tangannya memukul-mukul dada bidang Ludius. Namun sebelum itu terjadi, Ludius sudah terlebih dahulu mencekal kedua tangan Silvia dan sidikit menekannya di atas kasur.

”Pffft...” Silvia mencoba melepas ciuman Ludius, namun dalamnya ciuman yang Ludius berikan takkan bisa Silvia lepas begitu saja.

'Brengsek kamu Ludius. Bagaimana bisa aku bermain dengan cara seperti ini. Saiko!.' Umpat Silvia dalam hati,

Tidak hanya itu pembelaan Silvia atas dirinya yang ingin lepas dari liarnya suaminya. Kakinya yang masih bebas bergerak, ia gunakan untuk menendang kejantanan milik Ludius. Tapi sebelum itu lagi-lagi Ludius sudah mengantisipasinya dengan mengapit kedua kaki Silvia dan menekannya sehingga saat ini semua pergerakan Silvia terblok.

'Baiklah, aku tidak bisa lepas darimu suamiku. Tapi bagaimana bisa aku melakukan hal intim disaat aku tidur dan bahkan menikmatinya?!'. Batin Silvia heran dengan refleks tubuhnya sendiri.

Lambat laun Silvia mulai tenang dan menerima ciuman yang Ludius berikan. Setelah dirasa istrinya itu sudah tenang dari keterkejutannya. Ludius melepas tautan ciumannya dan tersenyum usil tepat di depan mata Silvia yang masih terbuka lebar.

”Selamat malam Sayang? Bagaimana pembukaannya, apakah kamu puas? Perlukah aku beri hal yang lebih nikmat dari ini?”. Ucap Ludius dengan senyum usil yang ia perlihatkan pada istrinya.

Meski Ludius yakin Silvia juga menikmatinya, tapi ia juga tahu Silvia tidak akan begitu saja mengakuinya.

Dan benar saja, Silvia langsung membuang muka acuh meski sudah terlihat jelas semburat kemerahan di balik wajah acuhnya itu.

”Apakah kamu maarah Sayang?.” Tanya Ludius dengan mimik wajah bersalah, padahal hatinya ingin sekali tertawa meliihat tingkah malu-malu istrinya.